MOJOK.CO – Beberapa istilah yang muncul di kaleidoskop 2020. Dari penyakit, hal-hal anjay, bahkan sampai istilah “anjaaay” itu sendiri.
Kalau hidup diibaratkan balapan motor di lintasan Sentul, tahun 2020 itu ibarat pit stop. Buktinya, kata terpopuler dalam skala global di pencarian Google selama setahun ini terkait langsung dengan keberadaan kita yang nggak ke mana-mana: Coronavirus alias virus corona.
Pada awal tahun, virus corona terasa kayak lelucon. Negara-negara lain mulai waspada, tapi kita meyakini virusnya bakal pergi dengan kerokan dan tidak lebih sakti dari masuk angin.
Waktu masker-masker mulai langka di minimarket, keadaan jadi lebih serius, khususnya bagi penumpang-kendaraan-umum-yang-kalau-tidur-sambil-duduk-pasti-mulutnya-mangap.
Ya, selain karena ketakutan kena virus corona, ketakutan menurunnya citra diri yang cool dan elegan juga jadi ancaman.
Selain virus corona, ada beberapa istilah yang menjadi penanda penting dari tahun 2020 yang membuat kita merasa menjadi pemain film sci-fi bertema time-loop (lingkaran waktu tak berkesudahan) ini.
WFH, lockdown, dan PSBB
Sebelum ada keputusan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) di ibu kota, Jakarta memberlakukan kebijakan WFH (Work from Home) per bulan Maret 2020.
Hanya sektor-sektor khusus yang diperbolehkan bekerja di kantor, sedangkan sisanya harus menyelesaikan setumpuk laporan dan meeting dari rumah, kos, atau apartemen masing-masing. Omong-omong, gara-gara keputusan ini, disambung dengan kebijakan PSBB dan PSBB Transisi kemudian, hingga hari ini, saya belum pernah masuk ke kantor baru saya di Jakarta—sama sekali.
Yang beraktivitas from home bukan cuma para pekerja, melainkan juga anak sekolah. Ini, jujur saja, agak merepotkan wali murid di rumah. Kalau biasanya mereka bisa menegur anak-anak yang mendapat nilai rendah di pelajaran Matematika, sekarang mereka justru diuji untuk ikut membantu mengajari mereka Matematika. Mamam.
Bagi anak-anak, ini juga keadaan yang sulit: mereka tidak lagi bisa mlipir ke kantin sekolah di jam pelajaran. Di rumah, mau GoFood aja diomelin duluan karena sayur tadi pagi masih sisa dan belum habis dimakan.
PSBB, sementara itu, secara resmi diberlakukan sekitar sebulan setelah WFH berjalan. Sebelumnya, santer terdengar isu akan adanya lockdown, yaitu penutupan akses keluar dan masuk suatu wilayah secara total.
Meski pada akhirnya yang dipakai adalah PSBB yang setiap habis masa periodenya bakal disambut dengan berita perpanjangan PSBB. Ini PSBB atau STNK?
Sementara lockdown tetap menjadi istilah paling sering dipakai netizen pada 2020. Bahkan, tak berapa lama kemudian, muncullah seorang pria yang tahu-tahu viral waktu lagi ngiklanin odading.
Nama belakangnya adalah anagram dari istilah lockdown: Ade Lowndock.
Prank
Selain perang, prank adalah hal lain yang bisa mengancam ketenangan manusia di muka bumi. Ferdian Paleka berhasil membuktikannya di pertengahan tahun 2020.
YouTuber yang saru ini memperlihatkan pada dunia bahwa kegabutan di masa pandemi mampu membuatnya berpikir kreatif cum njeleih dengan membuat video iseng-iseng berhadiah sampah.
Dengan berkedok bagi-bagi sembako, ia dan teman-temannya terkikik geli menertawakan penerima bingkisan karena sembako tadi berisi batu. Padahal batunya juga bukan batu Ponari atau Dreamstone Wonder Woman yang dapat mengabulkan permintaan.
Sembarangan betul ini Ferdian Paleka! Kalau Thomas Djorghi sampai tahu, apa dia nggak harus merevisi judul lagunya, Sembako Cinta, jadi Sembako Cinta (Bukan Prank)?!
Untungnya, Ferdian Paleka diketahui telah meminta maaf dan berhasil menahan amarah netizen yang ramai-ramai ingin unjuk rasa di depan kantor catatan sipil untuk mengganti namanya jadi Ferdian Pale Lu.
Anjay!
Dinda Hauw menikah dan tiba-tiba saja nama Rizky Billar melambung sebagai sad boy yang ditinggal nikah. Di tempat berbeda, Lesti Kejora juga dapat impresi serupa setelah mantan kekasihnya, Rizki DA, menikahi gadis lain.
Berkat ilmu jodoh-jodohan netizen dan sejumlah acara talkshow, duo Leslar alias Lesti dan Billar, akhirnya terwujud. “Jargon” mereka di awal kemunculan adalah “Anjaaay!”
Kata anjay diketahui banyak orang sebagai bentuk halus dari kata anjing, yang penggunaannya hampir tidak pernah bermakna menghina. Sebaliknya, ia dipakai untuk menggambarkan kekaguman, sorakan, takjub, atau apresiasi.
Tak seorangpun dari kita bakal menduga kalau ada seorang pria yang bakal mati-matian menggugat penggunaan kata anjay: Lutfi Agizal.
Komnas PA bahkan pernah ikutan merilis surat pers berupa imbauan tak digunakannya kata anjay, yang banyak dikritik berbagai pihak. Saking banyaknya protes terkait rilis tersebut, waktu itu saya agak khawatir kalau-kalau Komnas PA langsung ganti nama jadi Komnas PK, alias Perusak Kesenangan. Ouch.
Ghosting di Among Us
Menurut Google Trends, kata terpopuler di Indonesia sepanjang tahun 2020 adalah ghosting, mengalahkan segala istilah berkaitan dengan virus corona mana pun.
Ini menunjukkan bahwa ketakutan kita untuk menghadapi sakit akibat ditinggalkan tanpa alasan masih lebih besar dibanding kena penyakit dari virus yang bahkan belum ada vaksin resminya.
Perilaku ghosting ini memang bahaya, konon sama bahayanya dengan penyakit kronis di dunia. Sebagai korban, kita bisa saja kena aksi manipulatif pelaku hingga akhirnya mempertanyakan kelayakan diri sendiri untuk dihargai orang lain.
Tapi, tenang saja. Sakit hati yang itu bisa terbalaskan lewat aplikasi permainan di ponsel bernama Among Us.
Permainan yang rilis tahun 2018 tapi mencapai puncak ketenarannya di tahun 2020 ini menawarkan sistem yang hampir mirip dengan werewolf, dengan latar belakang kapal ruang angkasa. Setiap ada korban meninggal yang dibunuh diam-diam, semua orang harus bisa meyakinkan awak kapal lainnya bahwa bukan masing-masing dari mereka pelakunya.
Lalu di sanalah ia, peran yang jadi buah bibir semua orang: Impostor.
Ya, dalam Among Us, penjahatnya adalah impostor yang menutupi identitasnya rapat-rapat. Ketika korbannya lengah, ia bakal beraksi dan membunuh, lalu pergi begitu saja tanpa merasa bersalah.
Begitu saja. Seperti pelaku ghosting. Dan juga, seperti… virus corona.
BACA JUGA 5 Drama Korea Terbaik 2020 Versi Bunda-bunda Salehah dan tulisan Aprilia Kumala lainnya.