Beredar desas-desus bahwa mojok.co agak kurang menayangkan tulisan dari perspektif perempuan. Konon, hal ini terjadi karena banyak penulis Mojok dan juga penjaga gawang di belakangnya masih didominasi pemuda-pemuda ganteng harapan entah siapa.
Mojok pernah mengadakan Pekan Penulis Perempuan sekira satu tahun lalu saat awal berdirinya. Bila kemudian ruang tersebut kurang berhasil memunculkan banyak penulis perempuan, ya itu salah perempuan sendiri. Semua masalah yang terjadi di dunia ini salah perempuan, tho?
Menanggapi fenomena zaman tersebut, beberapa perempuan menginisiasi Serikat Perempuan Pembaca Mojok (SPPM) dan lantas mengadakan muktamar terkait perspektif perempuan yang belum terakomodasi. Salah satu hasil putusan muktamar SPPM itu adalah rekomendasi perempuan high quality jomblo yang patut Anda dekati.
Perlu diketahui, putusan ini juga merupakan respons atas artikel Kak Arman Dhani yang dikeluarkan Mojok sebelumnya: Hey Ladies, Ini Lho Lima High Quality Jomblo yang Harus Anda Dekati.
Memangnya cuma laki-laki saja yang bisa jadi high quality jomblo? Ada enam perempuan yang berhasil melewati proses seleksi yang nggak ketat-ketat amat ini. Mengapa enam? Ya biar beda dengan lima, beda dengan rekomendasi sebelumnya. Namanya juga alternatif. Masalah?
Untuk para lelaki, sebelumnya kami minta tolong luruskan dulu cara berpikirnya, lihat perempuan-perempuan ini sebagai kawan yang sejajar. Jangan seperti predator melihat mangsa, ya.
Vania Niken
JKT48 sudah overrated, kini saatnya memunculkan peradaban alternatif bagi anak muda urban yang butuh angin segar di sela rutinitasnya agar tetap tegar merawat harapan. Untuk itulah Tuhan mengutus Kanjeng Vania Niken ke muka bumi. Seperti kebanyakan utusan Tuhan, ia lahir dan tumbuh besar dengan umatnya.
Kanjeng Niken tumbuh dewasa menjadi gadis ibukota multitalenta. Bliao cakap menari, pandai bermain watak, juga lihai mengubah nestapa menjadi kegembiraan. Sebagaimana utusan Tuhan yang berkhidmat untuk umatnya, bliao fokus mendedikasikan kemampuan menarinya untuk menghibur remaja-remaja urban.
Tak lama lagi, kanjeng Niken akan memimpin sebuah peradaban baru untuk mengimbangi JKT48 yang kian dangkal. Bila ingin mendapat syafaat dari bliao, bisa bertabayun via @vanianiken.
Gigay Citta Acikgenc
Sering digadang-gadang sebagai the next Karlina Supelli—filsuf perempuan kebanggaan dunia intelektual negeri ini. Salah satu mahasiswa terbaik yang pernah dimiliki oleh jurusan Filsafat Universitas Indonesia. Muda, kritis, dan pelupa. Menyukai kajian filsafat, sastra, feminisme, politik, dan gerakan sosial. Sering ditemukan linglung di kampusnya karena ketinggalan kunci kos, dompet, uang, dan atm-nya. Sewaktu remaja ia punya cita-cita jadi menteri pendidikan, sekarang ia belum bisa mengingat apa cita-citanya.
Doi sekarang tengah menempuh studi satu semester di National University of Singapore. Salah satu sks yang diambil adalah “Epistimologi Memori” agar tak lagi gampang lupa. Beberapa kali pacaran, tapi hubungannya berjalan tak lama. Bagaimana sifat pelupanya bisa mempengaruhi singkatnya hubungan, ia juga tak ingat. Semoga lulus mata kuliah Epistimologi Memori ya, Dek Gea. Yang ingin mengenal Gea, sapaan akrabnya, sila berdiskusi melalui @geacitta.
Qotrun Nada Haroen
Ning Nada adalah santri cemerlang dari kancah pesantren poros Magelang. Masih keturunan santri Rembang. Mungkin juga masih berkerabat dekat Gus Mulyadi. Prinsip hidupnya adalah mencari berkah Allah dengan berilmu. Ilmu yang didapat sebaik-baiknya digunakan untuk masalahat umat. “Sebab ridho Allah ada dalam gerakan, tak bisa melulu melalui kesalehan pribadi saja.”
Ia penggemar berat Dony Iswara dan Nicholas Saputra. Baginya, Mz Don-Nicsap bak pinang dibelah dua. Tak ada Mz Dony Iswara, Nicholas Saputra pun tak mengapa. Tapi kan Mz Dony ada.
Pernah menolak beasiswa Fast Track karena ingin merampungkan mengaji kitab kuning di pondok. Setelah khatam mengaji dan mention-nya dibalas Mz Dony, Nada memutuskan untuk menerima beasiswa belajar ke Inggris. Misi terbesarnya adalah ingin mendirikan klub penggemar Dony Iswara ranting Warwick Bussines School.
Nada juga pecinta anak kecil dan Go-Jek. Kenapa begitu? Ya nggak ada hubungannya. Masak semua harus berhubungan? Bisa dihubungi di @nadaharoen.
Sita Magfira
Dalam skena kesenian Indonesia kontemporer, siapa yang tak kenal Sita Magfira? Kurator muda berbakat yang gemar mencari kemungkinan-kemungkinan lain dalam praktik kesenian. Tujuan hidupnya adalah hidup sia-sia karena seni itu sia-sia.
Mengutip Nietzsche, “Art is the supreme task and the truly metaphysical activity in this life”. Hidup < Art < Sia-sia. Baginya, hidup memang sia-sia belaka. Melalui seni, Sita bermain-main dengan kesia-siaan dengan cara yang menyenangkan. Saat ini menjabat sebagai art director SPPM.
Sekilas Sita tampak malu-malu-manis, tapi aslinya rusak. Informasi tersebut diakui oleh Sita sendiri dan SPPM telah diizinkan untuk membocorkannya kepada publik. Punya mantan delapan, pernah memutuskan kekasih dengan alasan absurd, “Aku udah ngga deg-degan lagi.” Bagi yang ingin ngobrol-ngobrol artsy dengan Sita, bisa bersia-sia bersama di @stmgfr.
Salah satu anggota Dewan Kehormatan SPPM. Dikenal sebagai duta PHP nasional untuk menampik stereotype bahwa “korban” php melulu perempuan. Lulusan antropologi yang hits di blantika sastra. Tak ingin silau dengan notice-notice dari para penyair dan sastrawan, sehari-hari ia menyibukkan diri dengan mengerjakan laporan kantor dan merundung teman sekantornya.
Pekerja keras, kalau sedang larut mengerjakan laporan kantor suka lupa makan. Kadang juga lupa mencintai dirinya sendiri dengan baik. Sebagai perempuan Aries ia kawan yang hangat, tapi juga pasangan yang kadang brengsek. Ya namanya juga Aries, tak usah muluk-muluk berharap mereka lurus-lurus saja. Bak tulang rusuk, justru bengkoknya itulah daya tarik terbesar Pradewi. Bisa dihubungi di @pradewitch.
Fatimah Zarah
Seperti umumnya guyonan klise, tentu nama saya harus dimasukkan dalam daftar ini. Keputusan muktamar SPPM juga memaksa untuk memasukkan nama saya di rekomendasi ini, sebab klise adalah sebagian dari medioker. Kami ingin jadi kaum medioker nan klise yang kaffah.
Meski demikian, saya tidak ingin dan tidak patut untuk didekati karena tengah mengakrabi kesunyian. Tapi kalau ada mas-mas humoris, lucu, dan baik hati, ya bisa dipertimbangkan sih.