Efek Pandemi bagi Ibadah Umat Katolik se-Indonesia - Mojok.co
  • Cara Kirim Artikel
Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Ziarah
    • Seni
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
    • Politik
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-uneg
  • Movi
  • Terminal
  • Kanal PemiluBARU
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Ziarah
    • Seni
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
    • Politik
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-uneg
  • Movi
  • Terminal
  • Kanal PemiluBARU
Logo Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-uneg
  • Movi
  • Terminal
  • Kanal Pemilu
Beranda Esai

Efek Pandemi bagi Ibadah Umat Katolik se-Indonesia

Alexander Arie oleh Alexander Arie
12 Mei 2020
0
A A
Efek Pandemi bagi Ibadah Umat Katolik se-Indonesia

Efek Pandemi bagi Ibadah Umat Katolik se-Indonesia

Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke WhatsApp

MOJOK.CO – Bukan cuma tata cara ibadah umat mayoritas saja yang terganggu karena pandemi corona, umat Katolik pun termasuk yang kena efek dahsyatnya.

Selepas tahbisan Uskup Ruteng tanggal 19 Maret 2020, Gereja Katolik di Indonesia secara umum bersepakat untuk mengambil langkah signifikan. Sejak akhir pekan 21/22 Maret 2020, secara umum tidak ada lagi misa di gedung gereja yang dihadiri banyak umat. Rangkaian peribadatan kemudian berubah menjadi daring.

Sudah lewat sebulan ini orang Katolik kalau misa ya hanya di rumah saja sambil memandang layar televisi, laptop, atau bahkan ponsel. Komuni juga tidak lagi makan hosti, melainkan digantikan oleh doa komuni batin.

Entah sampai kapan.

Peniadaan misa dan segala aktivitas kumpul-kumpul tentu mendukung arahan pemerintah untuk beribadah di rumah saja dan menghindarkan adanya kontak fisik. Bukan apa-apa, salah satu klaster penularan paling masif di dunia itu adalah sebuah gereja di Korea. Bukan Katolik, sih, tapi ya tetap saja gereja.

Belum lagi, beberapa hal yang identik dengan ibadah di gereja itu agak kurang mashoook kalau dicemplungkan dalam konteks penularan COVID-19. Ada bagian salam-salaman sambil nyanyi “Salam Damai”. Ada nyanyian yang diakui atau tidak kadang-kadang menimbulkan cipratan liur yang berarti ada droplet. Singkat kata, ada faktor risikonya.

Baca Juga:

PPKM dicabut

Jokowi Cabut Status PPKM, Sri Sultan Minta RS Tetap Berjaga

28 Desember 2022
Subvarian XBB Sudah Terdeteksi di Indonesia Mojok.co

Subvarian Omicron XBB yang Bikin Singapura Kewalahan Sudah Ditemukan di Indonesia

25 Oktober 2022

Pada sisi lain, penghentian berbagai aktivitas persis pada masa pra-Paskah kemarinan itu betul-betul menghantam jiwa banyak umat. Bagaimanapun, Paskah itu adalah rangkaian tertinggi dan termahsyur dalam peribadatan Katolik.

Sebagai gambaran, masa pra-Paskah dimulai dengan Rabu Abu yang merupakan penanda memasuki masa puasa dan pantang selama 40 hari. Muaranya adalah pekan suci yang dimulai dari Minggu Palma, Kamis Putih, Jumat Agung, Vigili Paskah, dan akhirnya Minggu Paskah.

Jadi, selama 4 hari berturut-turut, orang Katolik akan ke gereja. Separah-parahnya orang Katolik, biasaya sih akan tetap NaPas alias bakal ke gereja ketika Natal dan Paskah saja.

Bayangkan, sudahlah ke gereja setahun cuma dua momen, yang satu itu disuruh online pula.

Tidak ada lagi booking bangku di dalam gedung gereja, tidak ada pula keribetan di tempat parkir yang kadang-kadang justru bikin emosi selepas dari rumah Tuhan. Tidak ada kata terlambat karena ada begitu banyak pilihan misa daring. Kelewatan satu gereja, tinggal buka streaming dari paroki atau bahkan keuskupan lain.

Bersama dengan perubahan drastis itu?

Sederet aktivitas lain dalam masa puasa dan pantang orang Katolik yang juga hilang seketika. Ada yang namanya jalan salib, biasanya dihelat di gereja pada Jumat sore atau malam dan diakhiri dengan misa.

Selain itu, ada juga pertemuan-pertemuan di lingkungan berupa ibadat kecil di rumah-rumah.

Belum lagi, karena pekan suci itu adalah level ibadat tertinggi, maka persiapannya juga gila-gilaan. Para petugas, mulai dari lektor alias tukang baca, misdinar alias tukang bantu pastor, sampai paduan suaranya, sudah mulai berlatih 2-3 bulan sebelumnya.

Dahulu kala, ketika masih aktif dalam kegiatan religi, saya beberapa kali dapat jatah jadi Yesus pada Minggu Palma dan tukang baca pada Vigili Paskah. Bertugas pada pekan suci itu adalah salah satu puncak karir seorang pelayan altar.

Dan, yha, semua persiapan menuju paling masyhur selama setahun itu HILANG karena corona.

Hal terakhir yang rasanya paling bikin saya trenyuh sebagai Katolik yang dikristenisasi sejak orok—soalnya baptis bayi—adalah karena seharusnya pada Vigili Paskah itu ada penyelenggaraan Sakramen Baptis.

Sejauh pemantauan saya via streaming kala Vigili Paskah, ada beberapa keuskupan yang tetap menggelar pembaptisan tapi memang hanya pada 2-3 orang. Akan tetapi, banyak juga yang kemudian ditunda.

Sudahlah mau jadi Katolik itu butuh persiapan berbulan-bulan bahkan hingga tahunan, eh, baptisannya ditunda. Sedih bat.

Oya, benar bahwa umat Katolik difasilitasi oleh TVRI dari Minggu Palma sampai Minggu Paskah, bahkan langsung dipimpin oleh Kardinal. Akan tetapi, untuk diketahui pula bahwa ada faktor durasi dalam tayangan-tayangan tersebut.

Vigili Paskah misalnya, di TVRI selesai dalam waktu tidak sampai 60 menit. Pada Vigili Paskah yang utuh, 60 menit itu bahkan belum sampai sesi homili alias kotbah. Jumat Agung juga kurang lebih sama. Dalam kondisi normal, setiap rangkaian pekan suci punya estimasi normal 2-3 jam.

Tayangan di TVRI tentu menarik bagi umat yang ingin cepat kelar. Akan tetapi, sebagaimana pepatah Klaten bilang bahwa “You don’t know what you have until it’s gone”, maka demikian pula dengan peringatan Paskah di gereja.

Ketika masih hidup di kota yang akses gerejanya banyak seperti Jogja atau tengah Jakarta, saya mencari tempat-tempat yang durasinya paling cepat, kurang lebih mirip dengan alasan beberapa teman dalam pilih-pilih masjid untuk tarawih.

Kemarin itu?

Karena saya kehilangan bagian-bagian penting, maka begitu ibadah melalui TVRI kelar, saya kemudian streaming lagi ke Keuskupan Malang dan Bandung supaya mendapat peribadatan yang lengkap.

Biasanya enggan berlama-lama, sekarang malah cari yang lama. Ealah, hidup memang lucu. Penuh ironi.

Demikianlah bahwa kerinduan untuk beribadah langsung di rumah Tuhan itu sebenarnya adalah kerinduan banyak manusia di muka bumi, termasuk pula para pemuka agamanya. Hanya saja, keadaannya memang belum memungkinkan untuk langsung beribadah di gereja.

Kerinduan itu ditahan-tahan saja sambil menjelajah berbagai misa melalui streaming demi streaming. Beberapa teman saya bahkan dalam satu hari Minggu bisa ikut misa daring sampai 3-4 kali dari berbagai streaming.

Berbagi doa melalui WhatsApp hingga berbagi link streaming menjadi salah satu upaya ibadah yang muncul di saat-saat sulit ini. Khusus bulan Mei, link yang ramai beredar adalah doa rosario bersama yang dipimpin oleh uskup se-Indonesia secara bergantian setiap harinya.

Dalam perspektif tertentu, umat malah jadi lebih guyub. Soalnya, dulu kan kalau lagi kumpul kadang membahas sesama umat yang nggak ikutan pertemuan lingkungan. Lha, sekarang pertemuan lingkungannya dalam medium WhatsApp, semua hadir, jadi nggak bakal ngomongin orang yang absen lagi.

Satu hal yang pasti, meskipun sudah tidak digunakan secara masif lebih dari sebulan dan belum tahu akan sampai kapan, tidak akan ada sedikitpun pikiran untuk merubuhkan gereja.

Alasannya tentu saja karena kalau kelak mau dibangun lagi, agak susah ngurus IMB-nya.

BACA JUGA Panduan Memahami Agama Kristen untuk Orang Islam atau tulisan Alexander Arie lainnya.

Terakhir diperbarui pada 12 Mei 2020 oleh

Tags: coronaCOVID-19KatolikKristenpandemiPaskah
Alexander Arie

Alexander Arie

Universitas Indonesia. Tinggal di Jakarta. Asli Bukittinggi.

Artikel Terkait

PPKM dicabut
Kilas

Jokowi Cabut Status PPKM, Sri Sultan Minta RS Tetap Berjaga

28 Desember 2022
Subvarian XBB Sudah Terdeteksi di Indonesia Mojok.co
Kesehatan

Subvarian Omicron XBB yang Bikin Singapura Kewalahan Sudah Ditemukan di Indonesia

25 Oktober 2022
bakteri superbug mojok.co
Kesehatan

Superbug, Penyakit Kebal Antibiotik yang Menyerang India

17 Oktober 2022
endemi mojok.co
Kesehatan

Siap-siap, DIY Bakal Terapkan Endemi

20 September 2022
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
Xiaomi Mi 10 hape flagship MOJOK.CO

Mi 10: Flagship Resmi Pertama Xiaomi dengan Snapdragon Paling Murah di Indonesia

Tinggalkan Komentar


Terpopuler Sepekan

po bus mojok.co

5 PO Bus AKAP Terbaik Versi Kementerian Perhubungan 

6 Februari 2023
Surat Cinta untuk Warga Solo: Jangan Ulangi Problem Pariwisata Jogja MOJOK.CO

Surat Cinta untuk Warga Solo: Jangan Ulangi Problem Pariwisata Jogja

4 Februari 2023
Efek Pandemi bagi Ibadah Umat Katolik se-Indonesia

Efek Pandemi bagi Ibadah Umat Katolik se-Indonesia

12 Mei 2020
Blak-blakan Reno Candra Sangaji, Lurah 1.000 Baliho yang Sempat Bikin Geger Jogja. MOJOK.CO

Blak-blakan Reno Candra Sangaji, Lurah 1.000 Baliho yang Sempat Bikin Geger Jogja

4 Februari 2023
Malang Kucecwara Kehormatan Arema FC dan Aremania yang Kini Sirna MOJOK.CO

Malang Kucecwara: Kehormatan Arema FC dan Aremania yang Kini Sirna

8 Februari 2023
Analisis Buruknya Crowd Management Konser Dewa 19 di JIS MOJOK.CO

Analisis Buruknya Crowd Management Konser Dewa 19 di JIS

6 Februari 2023
Erick Thohir Diasuh Glory Hunter Pange dan Tsamara Amany MOJOK.CO

Mempertanyakan Mesin B.E.D.A Erick Thohir Asuhan Pange dan Tsamara Amany yang Nggak Ada Bedanya

3 Februari 2023

Terbaru

Aksi klitih terjadi di titik nol kilometer. MOJOK.CO

Aksi Klitih Kembali Terjadi di Jogja, Pelaku Nekat Bacok Korban di Titik Nol Km

8 Februari 2023
khofifah cawapres

Mendulang Suara Lewat Khofifah

8 Februari 2023
pedagang di harlah 1 abad nu mojok.co

Para Pedagang yang Berburu ‘Berkah’ di Resepsi Puncak Harlah 1 Abad NU

8 Februari 2023
Penemuan kerangka manusia, Rabu (8:2:2023) yang diidentifikasi sebagai Kasijo dievakulasi oleh tim forensik kepolisian. MOJOK.CO

Penemuan Kerangka Manusia di Godean, Berawal dari Mimpi Sarjiman

8 Februari 2023
tim sukses kampanye pemilu

Orang-orang Ini Nggak Boleh Ikut Kampanye Pemilu, Kalau Ngeyel Bisa Kena Sanksi

8 Februari 2023
Spiderman dan Cerita-cerita Menyentuh di Resepsi Puncak Harlah Satu Abad NU MOJOK.CO

Spider-Man yang Jalan Kaki 50 Km dan Cerita-cerita Menyentuh di Resepsi Satu Abad NU 

8 Februari 2023
partai hijau indonesia

Mengenal Partai Hijau Indonesia: Suarakan Isu Lingkungan, Anti Mengultuskan Pemimpin

8 Februari 2023

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
DMCA.com Protection Status

© 2023 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Kanal Pemilu 2024
  • Esai
  • Susul
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Pameran
    • Panggung
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
    • Podium
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-Uneg
  • Movi
  • Kunjungi Terminal
  • Mau Kirim Artikel?

© 2023 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In