Dengan Modal Usaha 3 Juta, Kira-kira Kamu Bisa Bikin Bisnis Apa Saja?

Di bawah ini adalah ragam pilihan bisnis yang bisa kamu dirikan dengan modal usaha duit 3 juta rupiah. Dan sangat realistis untuk segera kamu coba.

Dengan Modal Usaha 3 Juta, Kira-kira Kamu Bisa Bikin Bisnis Apa Saja?

Dengan Modal Usaha 3 Juta, Kira-kira Kamu Bisa Bikin Bisnis Apa Saja?. (Mojok.co/Ega Fansuri).

MOJOK.COSebelum baca artikel modal usaha 3 juta ini, pastikan kamu bukan Rafathar atau Sisca Kohl. Duit segitu, bagi mereka, cuma uang jajan sehari.

Sangat mudah bagi pelajar SMK dan mahasiswa yang baru lulus kemarin untuk misuh-misuh ke pemerintah. Saat para lulusan baru itu ingin mencari kerja di sektor swasta, mereka mendapati kenyataan bahwa dunia kerja pasca-pengesahan-UU-Ciptaker tak memberi kepastian apa pun selain ketidakpastian itu sendiri.

Saat mereka ini kepingin menjadi pegawai negeri—misalnya, mereka juga harus berhadapan dengan realitas mengenai kecenderungan pemerintah untuk merekrut pegawai kontrak.

Rumit, pokoknya. Tapi, dengan cara pandang yang lain, pemerintah sebenarnya ingin generasi muda berhenti menulis surat lamaran kerja untuk berbondong-bondong menjadi pebisnis.

Ya, itu adalah tujuan yang visioner. Indonesia sedang mendapat bonus demografi, dan memang tidak selayaknya bonus tersebut malah menjadi budak korporat belaka.

Maka, wahai pemuda-pemudi Indonesia, berbisnislah. Jika kamu terlahir di sangkar emas, berhentilah membaca artikel ini dan mulailah memanfaatkan privilese yang kamu punya. Namun, jika kamu masih sering mencetin wadah pasta gigimu hingga benar-benar gepeng, ragam pilihan yang saya bagikan ini mungkin akan berguna.

Namun, pertama-tama, berhentilah menyepadankan bisnis dengan kantor mentereng dan kumpulan orang yang sibuk meeting sejak pagi. Bisnis adalah usaha komersial, titik. Andai kamu menangkap jangkrik di halaman tetangga lalu menjualnya kembali, maka kamu sudah melakukan aktivitas bisnis.

Dari perspektif semacam itu, maka kita bisa menarik kesimpulan bahwa memulai suatu bisnis tidak harus memiliki dana besar. Kamu bisa merintis usahamu hanya dengan modal awal, katakanlah, 3 juta rupiah.

Oke, 3 juta rupiah tetaplah jumlah yang besar bagi sebagian orang. Rata-rata karyawan di Jogja dan sekitarnya mesti bekerja lembur hingga kena tipes demi mendapatkan upah sebesar itu dalam sebulan.

Namun, 3 juta rupiah adalah nominal yang bisa diupayakan oleh sebagian besar orang tanpa perlu mengorbankan hal-hal besar seperti kesehatan dan idealisme. Kita, misalnya, tak perlu menjual ginjal atau menjadi staf khusus milenial demi mendapatkannya.

Mengumpulkan dana sebesar 3 juta rupiah adalah satu hal, tapi mewujudkan bisnis dengan modal 3 juta adalah hal lain. Duit 3 juta, saya akui, memang nominal yang kecil untuk memulai suatu usaha. Tapi, asalkan kamu tak memakai Putri Tanjung sebagai parameter, kamu bisa mewujudkannya.

Nah, di bawah ini adalah ragam pilihan bisnis yang bisa kamu dirikan dengan duit 3 juta rupiah.

Saya sengaja memilihkan bentuk-bentuk bisnis yang tak memerlukan keterampilan spesifik apa pun selain kemampuan menjual dan berhitung, serta tidak melibatkan jaringan internet; gimana pun, bisnis online juga memerlukan kecakapan tertentu.

Yuk, kita mulai.

1. Warung Jajanan Bocah

Ini adalah pilihan bisnis yang menurut saya paling aman bagi pemula bermodal cekak. Produk-produk yang kamu jual punya masa kadaluarsa yang lama, cashflow-nya tinggi, dan kamu tak perlu repot membikin produk.

Lagipula, bisnis ini menyasar segmen pembeli paling potensial di muka bumi. Bocah adalah konsumen yang rakus, dan andai pun mereka dididik dengan semangat anti-konsumerisme sejak belum bisa mengeja nama sendiri, masih ada pintu masuk bagi konsumerisme di dalam diri orang tua mereka.

Orang tua mampu mengetatkan ikat pinggang bila berkaitan dengan kebutuhannya sendiri, tapi mereka relatif lemah bila berhadapan dengan anak.

Saya, contohnya, berpikir dua kali untuk menyisihkan anggaran belanja mingguan untuk membeli semangkuk bakso seharga 10 ribu. Tapi saya tidak akan berpikir panjang untuk menyerahkan 2 ribu rupiah, setiap hari, demi jajan anak saya.

Itulah yang membuat warung jajanan bocah di kampungmu berjaya. Untuk memulainya, kamu hanya perlu menyulap separuh ruang tamu atau teras untuk dijadikan warung.

Isilah dengan jajan rentengan seperti Ohayo dan Twistko, jangan lupakan pula permen Yupi dan wafer Chocolatos. Kalau danamu masih cukup, lengkapilah warungmu dengan kebutuhan sehari-hari lainnya seperti odol, sabun, dan mie instan.

Ancaman bisnis:

Semua warung jajanan bocah kolaps gara-gara keteledoran pemiliknya dalam mengelola cahsflow. Mereka menggabungkan uang pribadi dengan uang warung berdasarkan pedoman, “Ah, ini kan warungku, suka-suka aku, dong.”

Betul. Selama kamu belum mendaftarkan warungmu di bursa saham, bisnis itu sepenuhnya milikmu. Tapi, di situlah masalahnya: kamu mesti belajar memisahkan duit pribadi dengan duit perusahaan, dan disiplin model begini terbukti gagal dilakukan oleh kebanyakan pemula.

Kalau kamu gagal mengelola bisnis sesederhana warung jajanan bocah, maka sungguh berat bagimu untuk menjadi pesaing serius Kaesang nantinya.

2. Penyuplai Menu Angkringan

Angkringan sudah seperti warung padang; ia bukan hanya menjadi tempat orang bersantap, melainkan sudah menjadi penanda peradaban. Keberadaannya bisa kamu temui di semua kecamatan di Pulau Jawa, dan andai pun kamu gagal mendapatinya, segeralah coret kota tersebut dari peta.

Bikin angkringan butuh modal usaha yang banyak, dan itu tidak saya sarankan. Tapi, ada satu bisnis yang beririsan dengan angkringan yang layak kamu jajal: penyuplai menu. Asal kamu tahu, sebagian besar angkringan tidak membikin sate usus dan kawan-kawannya itu sendiri.

Modal usaha 3 juta bisa kamu alokasikan untuk belanja bahan pokok sepenuhnya. Oh ya, bisnis ini memang menuntutmu belajar mengiris dan menusuk, tapi itu keterampilan yang bisa kamu pelajari tanpa membuka YouTube. Setelahnya kamu akan mahir membikin sate usus, sate pentol, sate tahu, dan sate-sate lainnya.

Tidak seperti usaha warung jajanan bocah, usaha suplai menu angkringan membuatmu wajib keluar rumah demi mencari angkringan yang ingin kamu ajak kerja sama.

Di sinilah keterampilan mempersuasi orang dibutuhkan, dan akan ada banyak hal yang akan kalian sepakati: jumlah dan ragam menu yang kamu suplai, waktu pengiriman, harga produk, hingga tenggat pembayaran. Udah mirip bisnis canggih beneran.

Meski kelihatan rumit, usaha suplai menu angkringan menjanjikan hasil yang tidak main-main. Teman saya, contohnya. Setelah kira-kira setahun menekuni bisnis ini, ia bisa meraup omset dua juta rupiah dalam sehari dari hanya satu angkringan. Dalam sebulan, omsetnya udah mengalahkan gaji paspampres!

Ancaman bisnis:

Kata teman saya tadi, bisnis ini tidak cocok bagi siapa pun yang tidak tahan dengan penolakan. Ia bercerita bahwa dulu ia sangat sering ditolak pemilik angkringan sampai-sampai ia hendak menjadikan kata “Tolak” sebagai nama tengahnya.

Produk yang akan kamu jual tak punya pembeda apa pun dari produk lain. Bentuk sate usus penyuplai mana pun selalu sama, meskipun ia berasal dari ayam yang berbeda. Begitu pula sate tahu dan sate-sate lainnya. Diversifikasi produk tidak dimungkinkan di sini.

Maka, kuncinya adalah kejelian membaca peluang dan kemampuan negosiasi. Contohnya, kamu menyurvei seluruh angkringan di kotamu dan tak mendapati keberadaan, misalnya, sate biawak pada daftar menunya. Maka upayamu adalah meyakinkan para pemilik angkringan untuk menambahkan sate biawak tersebut dan menjamin keberlangsungan suplainya.

Negosiasi adalah kunci.

3. Pengemasan-Ulang Produk

Bahasa kerennya adalah repackaging, dan ini merupakan usaha yang cocok untuk kamu belajar mengenai merek.

Di sekeliling kita ada banyak produk biasa yang memiliki potensi cuan yang besar bila mampu mengemasnya ulang. Air putih, misalnya.

Di alam, kamu bisa minum sebanyak-banyaknya air putih tanpa perlu mengeluarkan biaya. Tapi bila air putih itu telah dikemas, ditempeli merek, dan dibubuhi narasi tertentu, kamu perlu merogoh kocek untuk meminumnya walau rasa airnya tetap sama saja.

Bisnis air mineral adalah bisnis yang padat modal, dan tentu ia tidak cocok untuk pemula. Maka, carilah barang lain. Misalnya, korek.

Korek gas merek Tokai bisa kamu beli dengan harga 2 ribu rupiah. Lalu, ada orang gabut nan kreatif yang membalutnya dengan stiker. Pada satu sisinya tertulis merek si orang gabut: Armageddon.

Di sisi baliknya, tertulis narasi sebagai berikut: Tiada guna kompor gas ketika dunia dilanda petaka. Simpan korek ini untuk Anda bertahan hidup.

Harga korek kiamat itu 4 ribu lima ratus rupiah.

Si orang gabut adalah teman suami saya, dan saya pikir ia cerdas tak ketulungan. Ia berhasil mengemas ulang korek Tokai sebagai bukan hanya pemantik rokok belaka, melainkan juga benda penyelamat nyawa saat dunia gonjang-ganjing.

Manusia, bagaimanapun, tidak bisa hidup tanpa api, dan tidak semua orang seperti temannya Wilson yang bisa menciptakan api dari batu. Korek adalah solusi atas ketiadaan elpiji.

Untuk memulai bisnis ini, kecakapan desain grafis bukanlah keharusan; kamu bisa menyewa jasa seseorang untuk mendesain stiker atau kemasan. Yang penting adalah kemampuanmu membangun narasi demi memoles merek.

Cerita macam apa sih, yang ingin kamu sodorkan melalui pengemasan-ulang produkmu itu?

Ancaman bisnis:

Hak Cipta. Meskipun laris, teman suami saya itu mesti menghentikan usahanya gara-gara disemprot pemilik merek Tokai. Oleh sebab itu, pastikan betul kalau produk yang hendak kamu kemas-ulang belum punya hak cipta.

Kopi bubuk atau gula pasir curah, misalnya. Kamu bisa membeli kopi bubuk atau gula kiloan untuk kemudian kamu kemas ulang dengan merekmu sendiri. Pastikan juga kalau merekmu itu belum pernah dipakai oleh perusahaan lain. Ingat kasus sengketa merek wafer Superman, kan?

Itulah ragam pilihan bisnis yang bisa kamu mulai dengan modal usaha 3 juta rupiah. Oh, sebenarnya masih ada banyak pilihan bisnis bermodal minim yang saya tawarkan, tapi tidak selayaknya kamu mengisi waktu nganggurmu dengan membaca artikel saja sampai lupa memulai usaha.

Bisnis yang baik, bagaimanapun, adalah bisnis yang dijalankan.

BACA JUGA Mental Silikon pada Proyek Silicon Valley Indonesia dan tulisan Mita Idhatul Khumaidah lainnya.

Penulis: Mita Idhatul Khumaidah

Editor: Ahmad Khadafi

 

Exit mobile version