Banyak warga Temanggung dan Kendal yang bertanya-tanya tentang kejelasan nasib mereka
Sesampainya di Desa Tempuran Temanggung, saya bertanya ke beberapa warga asli. Ternyata jawabannya tidak jauh saat saya tanya dengan beberapa warga di angkringan sebelumnya itu.
Bahwa Bendungan Bodri itu belum ada kejelasan tentang nasib warganya. Katanya warga mau direlokasi dan mendapat ganti rugi. Namun, nominalnya masih simpang-siur.
Jadi, saya malah tidak bisa memastikan apakah Bendungan Bodri itu akan jadi dan rumah warga banyak tergusur. Hal itu juga terkonfirmasi oleh salah seorang warga Dusun Pendem yang bilang seluruh rumah warga di situ akan direlokasi. Tapi dirinya tidak tahu ke mana akan pindah.
Padahal, di Dusun Pendem, katanya ada 60 lebih kepala keluarga. Saat berada di Desa Ngaliyan Temanggung, jawabannya sama. Intinya, dari sekian banyak warga di masing-masing desa, tidak tahu akan nasibnya itu.
Malahan mereka bertanya ke saya terkait kejelasan Bendungan Bodri. Lha saya malah ngga tahu juga lha wong niatnya itu mau memastikan soal Bendungan Bodri.
Pun dari hasil obrolan saya dengan sebagian warga itu terjawab sudah bahwa proyek Bendungan Bodri kalau dibangun tidak hanya memakan wilayah persawahan saja, tapi juga pemukiman warga. Itu baru beberapa dusun di masing-masing desa saja. Belum lagi dampak di dusun-dusun sekitarnya.
Warga sekitar, kok, malah nggak tahu
Saya malah penasaran kenapa warga sekitar tidak tahu secara jelas akan nasib mereka. Harusnya, kan, pemerintah melakukan sosialisasi secara berkala dan menyeluruh tentang kejelasan bendungan dan nasib warganya.
Apakah pemerintah nanti ganti-untung, saya tidak tahu dan tidak yakin. Pemerintah (mungkin) bisa mengganti kerugian warga dalam bentuk materi. Namun, ada hal-hal lain yang tidak bisa terbeli oleh uang.
Membicarakan penggusuran itu bukan hanya soal kerugian materi saja. Ini juga soal keterikatan warganya dengan tempat tinggal itu. Apalagi, desa-desa di Temanggung dan Kendal sudah ada sejak puluhan bahkan ratusan tahun yang lalu.
Yang lebih penting untuk warga Temanggung dan Kendal
Daripada membangun Bendungan Bodri yang menelan anggaran besar dan bisa merugikan warga itu, jauh lebih penting untuk memperbaiki dan pengadaan sarana-prasarana. Misalnya dengan memperbaiki jalan yang sudah jelek di Bejen dan Singaraja.
Perbaiki juga lampu penerangan di Temanggung dan Kendal. Saya merasakan sendiri nyaris tidak ada lampu penerangan di jalan menuju desa-desa itu.
Satu lagi, perkuat sinyal di wilayah itu. Saya pakai provider yang biasanya sinyalnya bagus, tapi di situ nyaris tidak ada sinyal. Nah, sekali lagi, semua itu lebih penting dan warga membutuhkannya.
Apalagi saat saya coba kaji ulang, ternyata bendungan tidak selamanya berdampak positif. Banyak juga dampak negatifnya.
Misalnya, memperlambat sungai, mengubah habitat makhluk hidup, dan menurunnya kualitas air. Jadi, apakah dari sini pemerintah masih mau bersikukuh untuk membangun bendungan di Temanggung dan Kendal? Mengingat urgensinya juga belum tahu apa.
Penulis: Khoirul Atfifudin
Editor: Yamadipati Seno
BACA JUGA Kabupaten Temanggung Tampak Begitu Nyaman, namun Menyimpan Banyak Persoalan dan catatan menarik lainnya di rubrik ESAI.












