MOJOK.CO – Soerjono atau Pak Kasur, bukan sekadar pencipta ratusan lagu anak-anak. Ia juga tokoh pendidikan usia dini yang menyoroti pentingnya pendidikan untuk anak-anak diberikan secara tepat. Di esainya yang ia tulis di tahun 1963, ia melihat anak-anak ‘dipaksa’ menikmati hiburan orang dewasa.
Bersama istrinya, mengembangkan pendidikan anak melalui permainan dan hiburan menyanyi, menari, menulis, membaca puisi, menggambar dan mewarnai, hingga menonton film untuk mengasah kreativitas anak-anak. Ia menuliskan esainya ini di Mingguan Djaja No.77 – 13 Djuli 1963.
Pak Kasur tentang Anak-anak yang Kekurangan Hiburan
Oleh Pak Kasur
Hiburan untuk anak-anak sangat kurang. Memang di waktu sekarang dapat dikatakan bahwa anak-anak sangat di-anak-tirikan tentang apa yang disebut hiburan itu. Hiburan bagi anak-anak. Hiburan yang sekarang diadakan, adalah hiburan yang khusus diadakan untuk anak dewasa.
Katakanlah pertunjukan film. Tiap film adalah untuk 17 tahun ke atas. Dan mungkin jika ada batas umur yang lebih tinggi lagi, film-film itulah yang sangat digemari dan disukai. Film untuk anak-anak sangat jarang. Dan andaikata ada, sukar pulalah menontonnya, karena tata tertib penjualan karcisnya belum sempurna.
Pembuatan film kanak-kanak, sangat minim. Ada yang berpendapat karena akan merugi, tetapi ada pula yang berpedapat tidak perlu. Sudah barang tentu, tiap orang berjuang atau bekerja menggunakan prinsip sendiri. Ttapi mengenai anak-anak, terutama pendidikan dan hiburan, adalah soal umum dan yang seharunsya dipikirkan oleh umum pula.
Pertunjukan sandiwara untuk anak-anak juga tidak ada. Sandiwara yang biasanya diselenggarakan selalu mengandung cerita dewasa. Pertengkaran rumah tangga, kritik, dua istri dsb. Dan dalam pertunjukan-pertunjukan itu, tidak kurang anak-anak yang menyaksikannya, disebabkan tidak adanya sensor, seperti yang ditentukan bagi pertunjukan-pertunjukan film.
Pertunjukan sirkus, atau kumidi kuda, pertunjukan sulapan di tempat-tempat yang tertentu, dengan bayaran ringan sesuai dengan kekuatan anak, tidak ada sama sekali. Kebun-kebun kanak-kanak di mana anak-anak dapat bermain dan bersenang-senang tidak ada pula. Di Kota-kota Besar anak-anak masih dapat dibawa ke kebun binatang untuk bersenang-senang sambil menonton binatang-binatang yang memang dipelihara untuk keperluan itu. Tetapi bagaimana dengan anak-anak kita di kota-kota kecil yang tidak memiliki kebun binatang.
Dan apakah anak-anak selalu harus dibawa ke kebun binatang saja untuk memberikan hiburannya?
Pendidikan yang paling baik: melalui hiburan dan permainan
Hiburan bagi anak-anak tidak kurang pentingnya dari pendidikan. Pendidikan yang paling baik pun diberikan melalui hiburan dan permainan. Pendidikan diberikan secara pidato atau secara pemberian nasihat seperti di sekolah-sekolah, dirasakan kurang menarik dan akan kurang mendapatkan perhatian. Karena Itu dilaksanakan melalui cerita-cerita film atau lainnya yang menggembirakan anak, akan dapat mencapai hasil yang lebih besar lagi.
Soal ini masih sangat kurang dilakukan. Dan terutama di waktu sekarang sangat kurang pula perhatiannya, karena tiap-tiap orang tua terlalu sibuk dengan pekerjaannya sendiri, hingga tak ada waktu untuk anaknya.
Tiap pertunjukan sudah sewajarjnya disesuaikan dengan kkuatan dan daya terima dari yang menjalankan dan yang menonton. Kekuatan anak untuk menonton ada bataasnya. Bagi anak-anak kecil yang menonton film, misalnya daya terima yang paling baik hanya sampai 40 menit. Setelah itu ia akan merasa jemu dan jika sudah tidak suka lagi, biasanya lalu ramai atau memperhatikan hal lain atau tidur sama sekali. Begitupula dengan pertunjukan lainnya.
Memang tiap anak tidak sama. Ada yang sangat kuat, ada yang lemah. Tetapi umumnya ada batasnya, dan tidak memikirkan tentang hal ini, berarti kurang memikirkan akan manfaat yang dapat dicapai dengan adanya pertunjukan ini. Janganlah selalu berdasar, “Yang banyak itulah yang penting” tetapi “Yang penting itulah yang banyak”.
Apakah hiburan itu hanya pertunjukan saja? Tidakkah ada soal-soal lain yang dapat digolongkan sebagai hiburan untuk anak-anak?
Sebetulnya segala sesuatu yang dapat menggembirakan anak adalah hiburan. Ambillah misalnya bermain. Lebih-lebih bermain secara teratur dan terpimpin. Adalah usaha-usaha ke arah itu? Mengumpulkan anak-anak di salah suatu tempat di mana mereka mendapatkan pimpinan dan bimbingan dalam soal permainan itu! Jarang, sangat jarang, dan untuk keperluan itu memang diperlukan pengetahuan yang mendalam tentang ilmu jiwa, ilmu didik, dan sedikit banyak tentang kesenian ringan seperti seni suara, seni tari, seni drama dan sebagainya.
Memang segala sesuatu yang bergerak dan bersuara akan digemari oleh anak-anak. Membawakannya berdasarkan irama, yang tepat, adalah pendidikan ke arah halusan perasaan dan kehalusan budi, yang akan membantu juga bagi perkembangan kepribadian sang anak.
Hiburan umum dan hiburan perseorangan
Apa yang disajikan di atas adalah hiburan yang mengenal atau menyangkut umum. Ada pula hiburan yang menyangkut perseorangan. Tiap anak mempunyai kesenangannya masing-masing. Ada yang suka menggambar, ada yang suka menari, ada yang juga membaca, memancing, pesiar, dan sebagainya. Memang sukar untuk membicarakan tentang kegemarn perseorangan ini. Sebaiknya ada pula yang memperhatikan yang lebih dalam lagi.
Anak yang suka menjalankan kerajinan tangan, akan sangat senang dan gembira, jika untuk kegemarannya itu ada juga perhatian dari orang-orang di lingkungannya, sedikit dari orang tuanya dari bapak atau ibu gurunya di sekolah, untuk mengimbangi kegemarannya itu. Anak yang mempunyai kegemaran atau kesukaan, tetapi dunia di sekitarnya seakan-akan buta, kegemaran atau kesukaan itu akan lenyap. Jika tak diperhatikan maka hal ini dapat mengakibatkan anak itu menjadi acuh tak acuh dalam hidupnya.
Apa yang harus diperhatikan
Sebaiknya, jika kegemaran anak mengarah ke hal-hal yang kurang baik, yang negatif, misalnya merusak, mengacau, menggangu dan sebaiknya seharusnya kesenangan kegemaran itu mendapatkan imbangan pula. Apa imbangan itu, sudah barang tentu hal-hal atau usaha-usaha untuk mebuat netral atau menghilangkan gejala-gelaja yang kurang baik itu, yang dapat menimbulkan sang anak dihinggapi oleh “Sadisme (Kekejaman tanpa batas) yang dengan sendiri akan merugikan masyarakat.
Begitu pula adanya anak-anak yang dihinggapi “penyakit” suka mencuri (kleptomanie) adalah sedikit banyak akibat dari kurangnya perhatian, di waktu anak itu masih kecil. Di dalam melakukan gejala-gejala itu, sang anak tidak dapat mengetahui atau menginsyafi bahwa ia bertindak keliru atau kurang baik.
Nyata bahwa hiburan adalah suatu yang tidak boleh diabaikan saja. Baik untuk umum maupun pun untuk perseorangan Hiburan adalah faktor yang sangat erat hubungannya dengan pendidikan. Hiburan dekat sekali dengan pertumbuhan jiwa dan perasaan sang anak. Karena Itu, dalam melaksanakan sesuatu untuk mehibur sang anak, tidak boleh tidak, si pengusaha harus memikirkan akan faktor-faktor yang bersangkutan dengan ilmu didik juga.
Diwaktu sekarang tidak sedikit, pertunjukan-pertunjukan yang meninggalkan patokan-patokan atau pedoman-pedoman yang tersebut di atas. Anak-anak kecil akan sangat canggung jika diharuskan membawakan sesuatu yang tidak selaras dengan jiwanya. Jika anak-anak kecil diberikan peranan dewasa , atau sering menonton cerita-cerita dewasa, anak muda menimbulkan perasaan kedewasaan yang terlalu cepat (vroegrijk) yang mudah mengganggu pertumbuhan jiwanya.
Begitu juga dengan anak-anak kecil yang diharuskan menari berjam-jam akan mudah menganggu badaniah sang anak itu, angin mengakibatkan hal-hal yang kurang baik.
Alangkah baiknya jika di waktu sekarang, dalam alam yang kurang hiburan ini, masyarakat menginsyafi dan sadar akan kebutuhan-kebutuhan ini, demi kepentingan sang anak di kemudian hari. Alangkah baiknya jika masyarakat lebih memperhatikan soal ini dan memberikan bantuannya, menyelenggarakan secara sederhana kebutuhan-kebutuhan itu, berdasarkan keadaan lingkungan dan alamnya berjiwa Nasional.
Tata tertib dalam penyelenggaraan tidak pula dapat diabaikan begitu saja. Anak-anak akan sangat menyesal jika pelayanannya mengecewakan, misalnya kurang memperhatikan tentang tempat, penerangan, pengeras suara, alat-alat, dsb.
Dengan adanya usaha-usaha ini, misalnya di RT-RT, RK-RK, atau dimana-mana saja, akan terisilah waktu -waktu yang senggang dengan hal-hal yang bermanfaat, bagi pembentukan watak tiap putera/puteri Indonesia yang kelak aan memikul tanggng jawab yang lebuh brat lagi dari pada masyarakat di waktu sekarang.
Penulis: Pak Kasur
Editor: Agung Purwandono
Sumber naskah: Warung Arsip
BACA JUGA Etika Kaum Komunis Tidak Memaksa Mereka yang Beragama Meninggalkan Kepercayaannya dan tulisan lain di Rubrik ESAI.