Wisuda Pole yang Malah Mirip Film Vampire

mop vampire wisuda MOJOK.CO

MOJOK.CO – Mama Pole datang ke wisuda anaknya. Setelah acara mereka berfoto bersama untuk mengabadikan momen. Berfoto menggunakan jubah mirip vampir.

Jubah wisuda malah mirip film vampir

Pole akhirnya wisuda S1 setelah menyelesaikan pendidikan selama empat tahun di Fakultas Adab UIN SUKA. Mengingat ibunya belum pernah menjenguk selama studi di Jogja, Pole berusaha meminta untuk di momen wisuda kali ini, ibunya bisa menghadiri prosesi tersebut.

Begitu acara prosesi selesai wisuda, Pole mengajak ibunya menuju tempat foto untuk mengabadikan momen wisuda. Setelah mengambil beberapa gambar, ibunya berbisik kepada Pole.

“Ah anak. Boleh ngana lepas jo ini jubah kong ganti deng kameja atau jas hitam?”

“Aih. Kenapa Mama? Ada yang salah so?”

“Oh nyanda anak. Cuman Mama rasa ngana mirip tu pemain film Cina yang sering Mama nonton waktu di kampung.”

“Bagus itu Mama. Berarti saya mirip artis kalo begitu.”

“Iyo. Mar ngana yang jadi pemeran vampir karena so pake jubah wisuda model begini. Kurang ditambah mantra tempel di jidat, jadi lengkap sudah.”

Anak Hilang

Setelah wisuda lalu dilanjutkan penerimaan mahasiswa baru tahun ini, ada beberapa siswa dari Gorontalo yang hendak melanjutkan studi di Jogja. Utu, salah satunya. Sebagai siswa berprestasi dari daerah, Utu mendapat tunjangan kuliah jurusan hukum di salah satu kampus ternama di Jogja.

Berhubung semester baru belum dimulai, Utu diajak keliling Jogja sekaligus diperkenalkan tempat-tempat yang bisa dimanfaatkan sewaktu mengerjakan tugas kuliah.

Malam itu, Utu dan Pole mampir di Warung Mojok. Karena asyik bercerita, mereka baru pulang pukul 01:00 dini hari.

Sial, di daerah Jakal km 9, ban motor mereka kempes. Memaksakan menaiki motor justru akan menambah kerusakan ban. Tentu hal itu bisa menambah pengeluaran berlebih bagi kantong mahasiswa seperti mereka. Beruntung, ada salah satu pengemudi motor menawarkan tumpangan. Pole turun ke arah bawah mencari tambal ban, sedangkan Utu dibonceng pengemudi sampai ke depan kos.

Setelah urusan menambal ban selesai, Pole bergegas balik ke kos. Sayangnya, di kos, Utu belum juga tiba. Pole panik bukan main setelah menyadari Utu tidak membawa hapenya. Sedangkan keberadaan Utu, juga ia tidak ketahui. Terlebih Utu masih baru di Jogja. Itu artinya, ia belum paham arah jalan-jalan di Jogja.

Barulah keesokan siang, Pole menemukan Utu di depan mini market dekat pom bensin Ngaglik. Pole senang bukan kepalang menemukan Utu baik-baik saja.

“Aduh Utu. Kong kiapa ngana tadi malam so ba hilang?”

“Ahh. Ngana yang ba tinggal pa kita noh. Padahal ngana tau, kita belum hafal jalan di sini.” Jawab Utu kesal.

“Ah ngana leh. Kong kiapa ngana nyanda pi ba lapor di Polsek situ. Padahal Polsek cuman di depan situ?”

“Maksudnya, melapor kenapa?” Utu heran mendengar saran Pole.

“Yah… ngana lapor noh kalo ngana sendiri hilang di Jogja.”

“Sebenarnya kita juga somo pergi melapor tadi. Mar baru kita ingat, kalau syarat melapor orang hilang itu musti tanpa kabar minimal 1×24 jam. Ngana tau to, kalo kita baru hilang enam jam setelah ngana kase tinggal tadi malam.”

Pole cuman diam saja berusaha menahan tawa mendengar alasan Utu.

Naik Prameks

Di akhir pekan, Pole mengajak Utu ke Solo menaiki kereta Prameks. Pole pikir, Utu mesti diperkenalkan dengan moda transportasi kereta yang belum kunjung dirasakan di Sulawesi. Lagian, harga tiket Prameks tidak terlalu mahal dan jarak yang ditempuh juga lumayan dekat dari Jogja. Jadi ia tak perlu mengeluarkan uang berlebih hanya untuk memperkenalkan sensasi naik kereta api bagi Utu.

Karena akhir pekan, banyak penumpang yang menaiki kereta berjarak dekat ini. Utu dan Pole harus mengalah, berdiri karena tidak kebagian kursi.

Petugas stasiun meniupkan peluit, lalu kereta mulai berjalan perlahan. Utu menatap petugas itu penuh kagum.

“Bukan main Pole ye. Heleh depe tukang parkir kereta saja pake seragam rupa LLAJ.” Celetuk Utu. Pole hanya diam tak menanggapi celetukan Utu.

“Itu lagi ye, depe supir kereta pe sopan sekali kang.”

“Sopan bagaimana Utu ngana pe maksud?” Tanya Pole keheranan.

“Kita ja perhatikan, kalo lewat jalan yang ada banyak kenderaan berhenti, ini supir kereta pasti ba klakson. Rupa da ba tegur sapa bagitu kang.” Jawab Utu

Kereta makin laju setelah melewati stasiun Maguwo Bandara Jogja.

“Co coba ngana lihat Pole. Ini kereta baru lari lurus saja depe laju so bagini cepat. Apalagi kalo dia So lari ba zig-zag rupa ular, tentu so lebih laju kang.”

“Mana-mana jo pa ngana Utu. So lala kit ape kaki ini ada badiri turus dari tadi.”

Exit mobile version