Wahai Cristiano Ronaldo, Jadikan Sholat dan Sabar Sebagai Penolongmu

messi ronaldo sepakbola

messi ronaldo sepakbola

Salah satu hal paling sia-sia adalah perdebatan ini atau itu. Atau kalau bukan sia-sia, nyaris tiada ujung. Karena pada akhirnya semua tergantung preferensi masing-masing. Pepsi atau Coca-cola, Honda atau Yamaha, Samsung atau Apple, Adidas atau Nike, AS Laksana atau Yusi Avianto Pareanom, Cristiano Ronaldo atau Lionel Messi.

Tentu perbandingannya bisa dikuantifikasi, gol terbanyak, penjualan terbanyak, dll, tapi angka-angka tidak bunyi di hadapan preferensi.

Di akun Instagram Cristiano, baru-baru ini, perdebatan basi itu muncul lagi dan menghebohkan internet.

Cristiano, mengikuti nasihat mentornya yang pernah jadi presiden dua periode di sebuah negara dunia ketiga dan punya empat album musik dan pernah ditemuinya di Bali, memosting foto di Instagram, dengan caption pernyataan ketidakpuasannya atas hukuman larangan bermain di lima pertandingan liga oleh Federasi Sepakbola Spanyol.

“Satu lagi keputusan yang tidak bisa dimengerti. Ketidakadilan lagi, ketidakadilan lagi,” tulisnya dalam bahasa Portugis. “Seperti biasa, saya akan kembali lebih kuat. Terima kasih kepada semua yang mendukung saya.”

Di kolom komentar, seorang penyerang dari liga nun jauh yang tengah naik daun dan agak caper, menulis komentar asoi, “Messi lebih baik, Bung!” Lalu orang-orang berebutan menyatakan si anu lebih baik dari si itu, si anu sampah si itu kotoran kuda.

Si penyerang yang berkomentar belakangan mengklarifikasi bahwa akunnya diretas. Namun api sudah menyala dan asapnya telah membubung tinggi.

Messi dan Cristiano selama ini memang selalu dibanding-bandingkan para pengamat, jurnalis, dan penggemar sepakbola. Rivalitas keduanya, di dalam maupun di luar lapangan, merupakan bahasan seru dan menegangkan dan karena itu menarik.

Banyak yang membandingkan persaingan keduanya dengan rivalitas abadi di cabang-cabang olahraga lain: Muhammad Ali-Joe Frazier di tinju, Björn Borg–John McEnroe di tenis, dan Ayrton Senna-Alain Prost di Formula1. (Ya, semuanya rivalitas lawas. Penggemar balbalan harusnya bersyukur bisa menyaksikan Cristiano dan Messi saling pacu menjadi yang terbaik dan mendominasi dalam sepuluh tahun terakhir. Persaingan yang belum tentu akan kita temui lagi dalam seratus tahun ke depan, minimal tidak di generasi Neymar dan Eden Hazard dan Paulo Dybala dan Paul Pogba dan sejenisnya yang kelihatannya akan multipolar.)

Umumnya, orang-orang membedakan Cristiano dan Messi sebagai bakat melawan latihan. Messi dengan bakat hebat di satu sisi, dan Cristiano dengan latihan luar biasa di sisi lain. Tentu saja ini penyederhanaan.

Messi juga latihan keras, dan Cristiano sebenarnya tak kalah berbakat. Tapi segala yang sederhana memang kita perlukan untuk memahami segala sesuatu. Sebagaimana kita memerlukan data sederhana untuk memahami perputaran uang yang rumit.

Demikianlah, untuk memudahkan pengertian, kita sebut saja Messi identik dengan bakat, dan Cristiano selalu berusaha mengejar bakat Messi dengan latihan keras. Dan hal ini ternyata berlaku juga untuk urusan duit. Messi menyimpan bakat lain yang tak dimiliki Cristiano. Tak hanya lincah dan licin mengelabui bek lawan di lapangan hijau, Messi juga jago dalam urusan berkelit dari otoritas pajak.

Ronaldo terlalu arogan untuk tidak memamerkan pundi-pundinya, sementara Messi terlalu rendah hati untuk tidak menyembunyikan fulusnya.

Perlu latihan berapa tahun lagi supaya Ronaldo menguasai keterampilan tersebut? Nanti kita akan sama-sama tahu. Tahun lalu Messi sudah terbukti mengempelang pajak, sedangkan penyidikan kasus Cristiano masih berjalan.

Mari duduk manis dan tunggu.

Sementara itu, kita nikmati saja kolom komentar di Instagram Cristiano. Di sana, kambing-kambing sibuk mengembik dan berak tanpa tahu bahwa kapitalisma dunia perlahan-lahan sedang menggorok leher mereka (hey, sebentar lagi hari raya kurban!), itik-itik serati mengoek seolah-olah mereka sedang berada di danau taman firdaus, dan banyak lagi pemandangan indah lainnya.

Di sana pula, kau akan menemukan mutiara yang tiada ternilai harganya. Suara kemurnian dari era Cyb3rpvnk:

“Jadikan sholat dan sabar sebagai penolong Mu.”

Exit mobile version