MOJOK.CO – Euro 2020 Grup D | Skotlandia vs Ceko | Apakah keberuntungan Skotlandia masih berlanjut? Ceko masih terlalu tangguh?
Skotlandia tak punya sejarah gemilang di ajang bergensi. Namun, bintang keberuntungan tengah menaungi mereka sejak babak playoff Euro 2020. Apakah keberuntungan itu masih berlanjut ketika menjamu Ceko?
Rijal Fahmi: Keberuntungan yang menyertai
Skotlandia memastikan diri tampil di gelaran Euro 2020 setelah absen selama 25 tahun. Sebuah pencapaian yang luar biasa bagi negara yang lebih dikenal dengan rok kotak-kotak, alat musik tiup Bagpipe, hingga hewan mitos Loch Ness. Bahkan di Skotlandia sendiri, sepak bola bukan olahraga utama. Mereka lebih menggilai golf serta olahraga khas Britania Raya seperti Rugby dan Kriket.
Skotlandia tergabung di Grup D bersama si tetangga dan saudara tua yang berisik, Inggris, lalu Kroasia, dan juga Ceko. Mereka akan mengawali perjuangan menghadapi Ceko, negara yang sama-sama tidak diunggulkan lolos ke babak berikutnya. Tapi, di sepak bola, ada banyak faktor yang menentukan hasil akhir dari sebuah pertandingan atau kompetisi, salah satunya: keberuntungan.
Lolosnya ke Euro 2020 memang sangat lekat dengan unsur keberuntungan. Skotlandia cuma bisa berada di peringkat ketiga babak kualifikasi. Mereka lolos ke babak playoff karena menjadi juara Grup C1 UEFA Nations League, sebuah sistem kompetisi baru yang dibuat oleh UEFA yang katanya bertujuan untuk mengakomodir tim-tim “medioker” agar bisa ikut Euro.
Di babak semifinal playoff, mereka mengalahkan Israel dengan skor 5-3 melalui babak adu penalti. Keberuntungan kembali muncul di final, saat mengalahkan Serbia. Lagi-lagi melalui babak adu penalti dengan skor 5-4. Kurang beruntung apa coba Skotlandia ini?
Terlepas dari segala keberuntungan yang menaungi, kiprah Skotlandia di Euro 2020 kali ini sejatinya tidak bisa dipandang sebelah mata juga. Mereka diperkuat banyak pemain bintang dari tim-tim besar Premier League seperti Andrew Robertson dari Liverpool, Scott McTominay dari MU, Gilmour dari Chelsea, dan Kieran Tierney dari Arsenal… eh Arsenal masih klub besar kan, ya?
Ingat, keberuntungan lahir berkat kombinasi usaha keras dan momentum yang pas. Usaha-usaha pengembangan pemain muda dan perbaikan kompetisi yang dilakukan federasi, berpadu dengan momen adanya Nations League, melahirkan kesempatan bagi Skotlandia lolos ke Euro 2020.
Termasuk juga saat mereka berhasil lolos babak playoff lewat dua kali adu penalti. Pasti ada latihan keras yang sebelumnya telah mereka lalui, belum lagi momentum kemenangan di semifinal yang masih terbawa sampai ke final. Suntikan moral yang besar bagi skuat Skotlandia saat itu.
Jadi kalo ada yang percaya sama omongan, “Halah menang cuma lewat gol jatuh dari langit,” atau “Halah menang cuma karena luck-nya gede,” mending gausah ditemenin, deh, orangnya
Haris Firmansyah: yang lebih tua belum tentu lebih jago
Skotlandia vs Ceko disebut sebagai laga dua kuda hitam Euro 2020. Padahal, Ceko, sewaktu masih bernama Cekoslovakia sudah pernah juara Euro pada 1976. Dua puluh tahun kemudian, ketika sudah memisahkan diri dari Slovakia, Republik Ceko pun pernah mendarat di laga final dan jadi runner-up.
Melihat rekam jejaknya, Republik Ceko bisa kembali jadi juara Euro kalau duet dengan Slovakia. Eh, bukan, bukan. Maksudnya, yang kuda hitam bukan Ceko, tapi Skotlandia… dan Inggris.
Bahkan komputer super di pusat statistik Sportradar memprediksi bahwa Republik Ceko yang menjadi juaranya setelah mengalahkan Denmark di final. Ini bukan di atas kertas lagi, tapi sudah pakai algoritma. Lihat, kecerdasan buatan saja mendukung Ceko. Lalu siapa yang mendukung Skotlandia?
Mungkin Fahri dari Ayat-Ayat Cinta yang jadi pendukung timnas Skotlandia. Sebab Fahri punya kedekatan emosi karena pernah jadi dosen universitas di Edinburgh dan dikejar-kejar banyak perempuan di sana.
Loh kok malah ngomongin film? Ya kalau bahas sejarah sepak bolanya, Skotlandia bukan ancaman berarti bagi Ceko. Tujuh kali ketemu Ceko, Skotlandia kalahnya 4 kali. Pertandingan selanjutnya bisa jadi kekalahan kelimanya dari Ceko.
Skotlandia ini termasuk negara yang timnasnya adalah timnas tertua di dunia, bersama Inggris sebagai negara penemu sepak bola. Tetapi ternyata, senioritas tidak berbanding lurus dengan prestasi. Memang ya, yang lebih dulu tahu belum tentu lebih jago.
BACA JUGA Mola TV Mirip Timnas Inggris: Kurang Solutif, Meski Pada Akhirnya Tetap Menang dan prediksi Euro 2020 lainnya.