MOJOK.CO – Mesut Ozil, meski sudah uzur dan lewat masa jaya, di sisi marketing, nama Ozil akan sangat “terasa manis” untuk keuangan RANS FC dan Raffi Ahmad.
Fotospor, sebuah media dari Turki memanaskan suasana. Mereka menyebut kalau RANS FC, yang dimiliki Raffi Ahmad, tertarik membeli Mesut Ozil dari Fenerbahce. Menariknya, Fotospor bahkan sudah membuka harga sang pemain beserta besaran gajinya.
Fotospor menggunakan Transfermarkt, sebuah situs statistik dan data pemain, sebagai basisnya. Di sana, Mesut Ozil dibanderol 3,7 juta paun atau sekitar Rp60 miliar. Jika transfer ini terjadi di Eropa, harga Ozil terhitung sangat murah.
Penghambat klub-klub Eropa untuk memberi Mesut Ozil adalah besaran gaji. Saat ini, konon, mantan pemain Arsenal itu menerima 3,5 juta paun per musim. Yah, kalau dikonversi ke rupiah, RANS FC dan Raffi Ahmad harus menyiapkan Rp68 miliar per tahun. Gaji yang cukup besar.
Jika transfer ini terjadi, Mesut Ozil akan menjadi pemain dengan nilai transfer dan gaji terbesar di sepanjang sejarah sepak bola Indonesia. Nama RANS FC dan Raffi Ahmad akan tercatat dalam sejarah sebagai tim promosi dengan nyali besar untuk berinvestasi.
Nah, terlepas dari rumor yang sungguh panas ini, Mesut Ozil bakal merasa “pulang ke rumah kedua”. Indonesia, dengan mayoritas pemeluk Islam, akan menerima pemain berkaki kiri itu dengan tangan terbuka. Apalagi, banyak rakyat Indonesia yang memuja Erdogan, wali nikah Ozil.
Bagi mereka, Erdogan adalah role model pemimpin yang cakap dan bisa diharapkan. Sosok yang bisa membawa dunia masuk ke kejayaan Islam. Sosok yang mampu membuat suasana salat subuh di Istanbul laksana salat Jumat.
Mereka percaya, mengidolakan Erdogan adalah sebagian dari iman. Golongan ini senantiasa pula mengangap bahwa Erdogan sedang berjuang di jalan Allah. Siapa saja yang membela Erdogan pastilah sedang membela kebenaran, dan siapa saja yang melawan Erdogan pastilah antek zionis dan musuh Tuhan.
Pemimpin Turki itu sangat dekat secara personal dengan Mesut Ozil. Meski berpaspor Jerman, darah Ozil lebih berbau Hagia Sophia ketimbang Bradenburg Gate. Ozil pasti lebih menikmati festival cokelat di Izmir, ketimbang mabuk-mabukan ketika Oktoberfest.
Selain itu, RANS FC dan Raffi Ahmad akan mendapatkan pemain yang sangat taat kepada agamanya, meski tatoan, sih. Mesut Ozil adalah cerminan salah satu pemeluk Islam yang taat.
Kamu bisa mendapatkan bukti dari sebuah kejadian di laga Arsenal vs Atletico Madrid. Ketika Ozil menunjukkan sisi terhalus sebagai pemeluk Islam dan orang yang memegang teguh budayanya.
Babak kedua pertandingan Arsenal vs Atletico Madrid berjalan dengan tempo tinggi. Pun setelah tuan rumah mencetak gol, intensitas pertandingan tidak turun.
Meriam London memburu gol lagi demi leg kedua yang lebih aman di kandang Atletico Madrid. Di tengah usaha mencari gol kedua, Arsenal mendapatkan sepakan pojok di depan pendukung Atletico.
Tendangan pojok tersebut akan dieksekusi oleh Mesut Ozil. Ketika pemain asal Jerman itu tengah mengambil ancang-ancang, fans Atletico berulah. Salah satu suporter los Colchoneros melempar sepotong roti ke arahnya. Tak terduga, mantan pemain Real Madrid tersebut tidak membuang roti yang dilemparkan ke arahnya.
Mesut Ozil memungut roti tersebut, menciumnya, menyentuhkannya ke keningnya, lalu meletakkan ke sisi lapangan dengan penuh hormat. Hampir semua penonton di stadion menyaksikan aksi tidak terduga itu.
Sebuah pertanyaan pun ramai dibahas di media sosial. “Mengapa Ozil mencium roti dan menghormatinya sedemikian rupa?”
Salah satu fans Arsenal di Twitter memberikan penjelasan. Akun bernama Hadi Karim menjelaskan makna tindakan Mesut Ozil mencium roti.
“Membuang-buang roti bertentangan dengan ajaran agamanya. Ozil mencium roti dan menyentuhkan ke keningnya sebagai ekspresi rasa terima kasih kepada Tuhan,” kicau Hadi lewat akun Twitter @hadimkarim.
Sebuah kalimat di dalam Alquran bab 6 ayat 141 berbunyi, “…jangan suka boros (membuang-buang, menyia-nyiakan sesuatu). Allah tidak suka orang yang suka boros.”
Bukan hanya sebagai orang Muslim, Ozil juga masih mengingat akar kehidupannya. Meski berpaspor Jerman, darah Ozil adalah darah orang Turki. Adalah sebuah larangan di dalam tradisinya untuk membuang-buang makanan. Pada titik ini, boleh Anda sebut akan berdosa apabila membuang-buang sebuah berkah dari Tuhan bernama makanan. Hayo, siapa yang suka tidak menghabiskan makan siangnya?
Ajaran agama dan tradisi sudah cukup untuk menjelaskan gesture sang pemain terhadap makanan. Oleh sebab itu, Mesut Ozil pasti bakal sangat diterima di Indonesia. Salat Jumat yang dipimpin Ozil pasti bakal ramai.
Yah, tantangannya adalah soal biaya transfer. Nilai transfer mencapai Rp60 miliar adalah angka raksasa untuk sepak bola Indonesia. Banyak klub yang biaya satu musim bahkan tidak sampai nilai tersebut. Sudah begitu, masih banyak pula yang menunggak gaji. Masalah brengsek di sepak bola Indonesia yang tak kunjung selesai.
Namun, di sisi lain, keberhasilan RANS FC dan Raffi Ahmad memboyong Mesut Ozil adalah hal baik untuk sepak bola Indonesia. Meski yang dibeli masih pemain uzur dan lewat masa jaya, di sisi marketing, nama Ozil akan sangat “terasa manis” untuk keuangan RANS FC dan Raffi Ahmad sendiri.
Tentunya, jika di-manage dengan baik, sepak bola Indonesia sendiri pasti merasakan manfaatnya. Apalagi jika kelak, Mesut Ozil merasa diterima dan bisa menjadi semacam duta untuk sebuah liga yang jauh dari kata sempurna.
BACA JUGA Lima Golongan Netizen Indonesia Dalam Merespon Berita Kudeta Erdogan dan tulisan lainnya dari Yamadipati Seno.
Penulis: Yamadipati Seno
Editor: Yamadipati Seno