Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Balbalan

Mendukung Arsenal dengan Tangan Terkepal, Menggugat Stan Kroenke

Yamadipati Seno oleh Yamadipati Seno
21 Juni 2019
A A
Arsenal menggugat stan kroenke MOJOK.CO
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Stan Kroenke enggan keluar uang demi Arsenal? Persetan, sembari menggemakan Kroenke Out, jangan lelah mendukung tim ini di atas lapangan hijau.

Marah itu memang mudah. Tak harus ketika tensi dan emosimu terpancing. Marah adalah cara paling mudah untuk mengekspresikan diri ketika kamu terjebak dalam ketidaktahuan. Marah, adalah menutup dirimu sendiri dari informasi baru. Atau yang paling berbahaya, dari sudut pandang yang berbeda.

Fans Arsenal sedang marah. Begitu mudah marah. Saya pun juga demikian. Kita semua marah. Sangat mudah terpantik. Kekesalan yang bertumpuk sejak musim lalu, ketika Arsenal membuang banyak kesempatan untuk masuk empat besar, hingga kalah secara menyakitkan dari Chelsea dengan Olivier Giroud mencetak gol.

Kekesalan itu merembet hingga paruh akhir Juni 2019, ke tengah usaha Arsenal mendapatkan pemain baru dan menjual mereka yang tidak lagi masuk dalam rencana jangka panjang. Klub ini dihubungkan ke banyak pemain. Hampir sepanjang satu bulan penuh berita dengan narasi “sedikit lagi”, “hampir mendapatkan tanda tangan”, “sudah hampir setuju”, dan “bakal mendapatkan” mewarnai lini massa fans The Gunners.

Mengapa tidak segera diresmikan? Banyak Gooners yang bertanya seperti itu. Banyak jawaban yang bisa saya berikan. Salah duanya adalah menunggu terjualnya pemain lawas sehingga membebaskan beban gaji, dan menunggu peresmian Adidas sebagai sponsor baru. peresmian ini baru bisa dilakukan pada 1 Juli 2019. Sungguh tidak lucu kalau pemain baru Arsenal tidak diresmikan mengenakan seragam baru klub untuk musim depan.

Gregetan, kesal, melihat klub lain dengan ringan membelanjakan uang, fans Arsenal menjadi mesin pengeluh. Mereka seperti baru dua musim saja mendukung klub ini. Pada titik tertentu, fans Arsenal bisa menjadi “bayi tua” yang merengek karena gula-gula di tangan mereka habis karena mencair.

Lalu, di sana berdiri Stan Kroenke.

“Bayi besar” lainnya yang asyik bermain, mempermainkan perasaan fans Arsenal yang tetap setia membeli tiket terusan demi merasakan pukulan di ulu hati dan tamparan di gendang telinga setiap minggunya. Stan Kronke berdiri di sana, tapi ia sebenarnya tidak ada.

Sejak dua tahun yang lalu, saya sudah dengan tegas berdiri di garis mendukung Stan Kroenke untuk angkat kaki dari klub ini. Namun, jika pilihannya hanya Alisher Usmanov, saya juga dengan tegas berkata: Jancok!

Namun, mereka yang baru berkenalan dengan @arsenalskitchen enggan mencari tahu, setidaknya bertanya “kenapa”. Mereka lebih suka, seperti yang saya tulis di atas: marah!

Tangan terkepal fans Arsenal

Mundur lima tahun ke belakang, ketika Arsenal tampail payah di atas lapangan, ada dua sosok yang menjadi pusat caci-maki. Mereka adalah Arsene Wenger dan Stan Kroenke. Begini porsinya: 30 persen salah Wenger dan 70 persen salah Stan Kroenke. Ketika banyak fans tukang marah itu gagal memahami alasan Arsenal tampil buruk di atas lapangan, yang paling mudah dijadikan argumen adalah: klub ini tidak punya pemain mahal seperti tim juara lainnya.

Stan Kroenke memang punya dosa. Namun, ia tidak menentukan pemain mana yang harus bermain dan berapa striker yang harus dipasang. Ia bukan Don Silvio Berlusconi di AC Milan yang bisa “memaksa” pelatih bermain dengan dua striker. Itu ranah Wenger dan Stan Kroenke tak pernah ikut campur. Ia hanya seorang “bayi besar” yang bermain monopoli dengan keuangan klub ini yang terbukti sehat.

Setelah lelah mencaci Wenger, yang biasanya tidak berlangsung lama, mereka mengubah haluan kepada Stan Kroenke. Menggunakan argumen bahwa Arsenal tidak mau boros belanja pemain, klub ini pelit, dan keuntungan dinikmati pemilik saja memang lebih mudah ketimbang bersama-sama mendiskusikan mengapa kompaksi tim ini tidak konsisten sepanjang pertandingan atau mengapa klub ini payah betul menghadapi serangan balik lawan.

Sekali lagi, Stan Kroenke jelas punya dosa. Dan di mata saya, beliau tak termaafkan lagi ketika memutuskan tidak mau ikut susah payah terbang ke Baku, Azerbaijan, untuk mendukung klub miliknya berlaga di pertandingan terpenting dalam satu dekade terakhir. Entah beliau pelit atau sugar daddy, tak datang mendukung klub di fase terpenting adalah dosa tak terampuni.

Iklan

Mengurangi pikiran bebal tentang “bayi besar” bernama Stan Kroenke

Untuk menjadi catatan, Stan Kroenke bisa saja menyuntikkan dana pribadinya ke Arsenal. Apakah berpotensi kena FFP? Betul. Namun, bukan berarti tidak bisa dilakukan. Ada celah dalam aturan FFP yang bisa dimaksimalkan. Saya menyarankan kamu semua untuk membaca tautan tentang kemungkinan itu di sini. Baca perlahan dan pahami.

Stan Kroenke suka dengan model bisnis klub seperti Arsenal. Ia tak perlu chip in lagi dengan membeli saham ketika ingin menambah modal belanja. Ia pemilik tunggal. The Gunners, bersama Manchester United, Tottenham Hotspur, dan Swanse City menjadi klub di Liga Inggris yang bisa hidup dengan “uang di kas” tanpa melibatkan uang dari pemilik.

Model bisnis ini berbeda dengan Manchester City dan Chelsea yang mengandalkan uang pemilik. Model bisnis The Gunners adalah model bisnis yang dipikirkan FIFA ketika menyusun FFP. Sehat dan mandiri. Bukankah kita harus bangga dengan kemandirian itu? Ya, karena City dan Chelsea bisa saja ambruk setiap saat ketika para pemilik mereka sudah lelah main-main di sepak bola.

Investor bisa pergi kapan saja, atau ketika mereka tersandung skandal. Seperti misalnya kisruh Milan dan Yonghong Li atau City dengan Thaksin Sinawatra yang terjerat kasus korupsi. Ketika bencana itu terjadi, model bisnis seperti Arsenal, United, dan Spurs yang akan bertahan.

Lalu, mengapa Stan Kroenke enggan merogoh kantong pribadinya untuk Arsenal? Isi hati orang lain tak mungkin kita ketahui secara pasti. Namun, kalau beliau memang pada dasarnya pelit, kita pun tak bisa berbuat banyak kecuali menjaga tagar Kroenke Out tetap bergema.

Nah, di sini, mari kita sama-sama melonggarkan kepalan tangan. Buka lebar telapak tangan kalian untuk menerima informasi dan pemikiran yang baru atau berbeda.

Ketika Stan Kroenke belum angkat kaki, yang bisa dilakukan Gooners adalah kembali ke lapangan hijau. Clive dari Arsenal Vision Podcast menganggap Unai Emery sebagai seorang “cleaner”. Ia bisa dengan “dingin” meminggirkan pemain yang tak cocok atau melepas pemain tanpa harus drama, sentimentil, berbeda dengan Wenger yang “hangat” kepada “wonderkid sepanjang masa” seperti Theo Walcott, misalnya.

Emery akan membentuk ulang klub ini, mulai dari cara pandang di atas lapangan, hingga model gaji. Inilah ranah di mana Gooners harus bersabar mendukung. Bukankah ketika semua pemain sehat, Arsenal bisa bersaing di empat besar bahkan juara? Musim ini buyar dimulai ketika Rob Holding dan Hector Bellerin cedera.

Stan enggan keluar uang? Persetan, karena kita tak bisa memaksanya secara langsung. Sembari menggemakan tagar Kroenke Out, jangan pernah lupa dan lelah untuk mendukung Arsenal yang berada di tempat semestinya: lapangan hijau.

Terakhir diperbarui pada 21 Juni 2019 oleh

Tags: ArsenalArsene Wengerliga inggrisstan kroenke
Yamadipati Seno

Yamadipati Seno

Redaktur Mojok. Koki di @arsenalskitchen.

Artikel Terkait

Harry Maguire Bek Dungu Manchester United Anti Bullying MOJOK.CO
Esai

Harry Maguire, Bek Dungu Milik Manchester United yang Mengajari Kita Makna Ketahanan Mental dan Cara Melawan Bullying

20 Oktober 2025
Untung Mohamed Salah Nggak Jadi Buruh di Indonesia MOJOK.CO
Esai

Beda Nasib Mohamed Salah dan Pekerja di Indonesia saat Menyuarakan Hak: Menghasilkan Ketimpangan yang Dinormalisasi

6 Januari 2025
Rokok Ilegal identik dengan Liga Inggris, yang Legal Liga Italia MOJOK.CO
Esai

Kenapa, ya, Rokok Legal Identik dengan klub Liga Italia, sementara Rokok Ilegal Lebih Dekat dengan klub Liga Inggris?

9 November 2024
Vidio vs Rp18 Triliun Live Streaming Ilegal Jelang Liga Inggris MOJOK.CO
Esai

Vidio Wajib Cemas. Menjelang Liga Inggris, Keuntungan Live Streaming Ilegal Mencapai Rp18 Triliun!

9 Agustus 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Bencana Alam Dibuat Negara, Rakyat yang Disuruh Jadi Munafik MOJOK.CO

Bencana Alam Disebabkan Negara, Rakyat yang Diminta Menanam Kemunafikan

3 Desember 2025
Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO

Tragedi Sumatra Timbulkan Trauma: “Saya Belum Pernah Lihat Gayo Lues Seporak-poranda ini bahkan Saat Tsunami Aceh”

2 Desember 2025
Para penyandang disabilitas jebolan SLB punya kesempatan kerja setara sebagai karyawan Alfamart berkat Alfability Menyapa MOJOK.CO

Disabilitas Jebolan SLB Bisa Kerja Setara di Alfamart, Merasa Diterima dan Dihargai Potensinya

2 Desember 2025
Gen Z fresh graduate lulusan UGM pilih bisnis jualan keris dan barang antik di Jogja MOJOK.CO

Gen Z Lulusan UGM Pilih Jualan Keris, Tepis Gengsi dari Kesan Kuno dan Kerja Kantoran karena Omzet Puluhan Juta

2 Desember 2025
Judi Online, judol.MOJOK.CO

Pengalaman Saya 5 Tahun Kecanduan Judol: Delusi, bahkan Setelah Salat pun Doa Minta Jackpot

2 Desember 2025
Guru sulit mengajar Matematika. MOJOK.CO

Susahnya Guru Gen Z Mengajar Matematika ke “Anak Zaman Now”, Sudah SMP tapi Belum Bisa Calistung

2 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.