MOJOK.CO – Melepas Jack Wilshere dan merekrut Bernd Leno adalah usaha manajemen Arsenal menyingkap tirai zaman baru. Peralihan zaman Wenger ke zaman Emery.
Sudah sekitar dua musim ke belakang, posisi penjaga gawang dianggap sebagai kelemahan Arsenal. Kombinasi David Ospina dan Petr Cech gagal memberikan rasa aman kepada lini pertahanan Arsenal. Kemampuan, reflek, dan determinasi Cech sudah jauh menurun. Sementara itu, Ospina tidak bisa dianggap sebagai pemain kelas dunia, meskipun bukan kiper yang buruk amat.
Musim panas tahun lalu, kabar kedatangan kiper baru sempat panas beredar di media-media Eropa. Namun, Arsene Wenger yang kala itu masih menjabat sebagai manajer berkehendak lain. Manajer yang kini menganggur itu masih mempertahankan Cech sebagai kiper utama. Manajemen juga tidak menunjukkan niat memperkuat kiper cadangan dengan melepas Ospina dan membeli kiper baru.
Mempertahankan Cech terbukti langkah yang tidak bijak. Begini, cara bertahan tim ini bukan cara bertahan yang memberi rasa aman dan nyaman untuk jantung para Gunners, suporter Arsenal. Tim-tim lawan, tanpa memandang statu tim besar atau kecil, selalu bisa menemukan cara masuk ke kotak penalti Arsenal.
Masalahnya ada di sini. Intensitas menerima tembakan on target Arsenal menjadi sangat tinggi. Bahkan tahun lalu, Arsenal menjadi tim yang paling banyak menerima tembakan ke arah gawang di antara tim enam besar. Melihat catatan tersebut, siapa pun yang menjadi kiper Arsenal, pasti dipaksa bekerja keras.
Jika kiper yang tengah mengemban kerja berat mengamankan mistar Arsenal tak lagi berada di level permainan terbaik, kehidupannya pasti akan suram. Jika perlu bukti, silakan tonton lagi penderitaan Cech di bawah mistar gawang. Tekanan yang besar, performa yang menurun. Tidak heran apabila Cech membuat banyak kesalahan.
Sudah saatnya perubahan terjadi. Seiring pergantian pelatih, dari Wenger ke Unai Emery, lembaran zaman baru dibuka. Kedatangan Bern Leno, dan dilepasnya Jack Wilshere menjad indikasi perubahan tersebut.
Cech dan Wilshere adalah dua pemain yang hidup dengan nyaman di bawah naungan Wenger. Cech yang performanya menurun, mendapat kepercayaan begitu luas. Bahkan ban kapten pernah melingkar di lengannya. Bagaimana dengan Wilshere? Selain karena produk asli The Gunners, pemain asal Inggris tersebut sudah dianggap sebagai “anak” oleh Wenger. Wilshere sudah sejak usia 10 tahun bersama Arsenal dan debut di bawah asuhan Wenger.
Perginya Wilshere seperti mengakhiri zaman Wenger secara tuntas. Wilshere menjadi cerminan paling jernih tentang zaman Wenger. Zaman yang berwarna kesetiaan dan pengorbanan. Wilshere cedera begitu panjang, kehilangan kemampuan hampir separuhnya. Jika bukan Wenger, belum tentu Wilshere masih dipercaya mengenakan seragam bernomor punggung 10.
Wenger menyesuaikan cara bermainnya dengan komposisi yang pemain ada. Sementara itu, Emery perlu membangun skuat dengan idenya sendiri. Jika memaksa diri untuk bertahan, Wilshere justru akan semakin banyak kehilangan menit bermain. Demi kariernya sendiri, demi masa depannya bersama timnas Inggris, hengkang bisa menjadi pilihan yang bijak untuk kariernya. Memaklumi keputusan Wilshere dan mendoakan yang terbaik juga sebuah wujud cinta yang utuh.
Sedikit soal Bernd Leno
Banyak yang mempertanyakan kemampuan Bernd Leno. Salah satu alasannya adalah status Leno yang tidak masuk ke timnas Jerman. Bermain untuk timnas memang bisa dijadikan sebuah indikator. Namun, pikirkan juga spesifikasi kemampuan seorang pemain sebagai alasan dirinya diboyong sebuah klub. Jika hanya menjadikan bermain di timnas sebagai indikator, mending Arsenal membeli Andritany Ardhiyasa atau Awan Setho, kiper timnas Indonesia.
Pembaca perlu memahami bahwa saat ini Jerman memang menjadi produsen kiper berkualitas, kecuali Loris Karius. Kiper tim utama Jerman saat ini diisi oleh Manuel Neuer, Marc-Andre ter Stegen, dan Kevin Trapp. Dua nama pertama sudah jaminan pasti masuk timnas karena faktor sejarah dan performa. Posisi ketiga jatuh kepada Trapp karena referensi pelatih.
Referensi pelatih? Trapp adalah salah satu kiper modern. Anda boleh menyebutnya sebagai sweeper keeper, cocok dengan gaya bermain Jerman. Leno memang bukan sweeper keeper. Atribut passing kiper berusia 26 tahun tersebut memang tidak menonjol, meski tidak buruk juga. Kemampuan Leno terletak di atributnya yang lain.
Leno adalah kiper dengan nyali yang besar. Ia adalah tipe shoot stopper, yang sangat lihat menghadapi tembakan jarak dekat. Refleknya sangat baik, dengan dua tangan yang kokoh dan kaki yang cekata. Atribut ini cocok untuk Arsenal yang cara bertahannya boleh dikata “medioker”. Ini memang indikator musim lalu, karena tentu saja kita belum bisa mengukur performa lini pertahanan di bawah Emery.
Cech, sama seperti Wilshere adalah cermina Arsenal lama. Yang lembek kepada pemain yang performanya menurun. Wenger mempertimbangkan banyak aspek sebelum melepas pemain. Dan terkadang sikap ini menghambat perkembangan pemain lain dan tim itu sendiri. Melepas Wilshere dan menyingkirkan Cech adalah wujud zaman baru itu. Zaman Emery.