Asnawi Bilang Thank You, Timnas Indonesia Melaju
  • Kirim Artikel
  • Terminal
Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Kilas
    • Susul
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Podcast
No Result
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Kilas
    • Susul
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Podcast
No Result
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
No Result
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Podcast
Home Balbalan

Asnawi Bilang Thank You, Timnas Indonesia Melaju

Yang dilakukan Asnawi, sebagai kapten timnas Indonesia, belum melewati batas profesionalitas. Tolong, jangan terlalu munafik.

Yamadipati Seno oleh Yamadipati Seno
26 Desember 2021
0
A A
Asnawi Bilang Thank You, Timnas Indonesia Melaju

Ilustrasi Asnawi dan timnas Indonesia. (Mojok.co/Ega Fansuri)

Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke WhatsApp

MOJOK.CO – Taunting dan banter yang dilakukan Asnawi adalah penegasan bahwa timnas Indonesia tidak bisa diintimidasi oleh lawan.

Asnawi Mangkualam jongkok di ujung kotak penalti. Fokus matanya mengarah ke Nadeo, kiper timnas Indonesia, yang sedang memainkan “drama main tempo”. Nadeo sibuk berjalan pelan di dalam gawangnya. Dia mau bikin Faris Ramli, eksekutor penalti Singapura jadi kesal.

Menit 90 sudah lewat satu menit ketika Faris Ramli mulai berlari kecil untuk menendang penalti. Nadeo membungkukkan badan, siap melenting ke arah tendangan. Sementara itu, Asnawi masih jongkok di depan kotak penalti. Mungkin dia sedang merapal doa.

Tendangan Faris mengarah ke sisi kiri Nadeo. Tendangannya pelan, akurat pula. Namun, Nadeo mampu membaca arah tendangan dengan baik. Lentingan Nadeo sukses membendung tendangan Faris. Skor masih sama kuat. Timnas Indonesia selamat.

Satu kejadian “lucu” terjadi setelah eksekusi penalti Faris gagal. Asnawi, yang awalnya jongkok dengan tenang, langsung menghambur ke arah Faris. Awalnya saya kira dia akan memberi dukungan moral kepada lawan. Maklum, gagal di pertandingan penting itu bisa bikin karier pemain ambruk.

Baca Juga:

Timnas Indonesia Memang Kalahan, tapi Lawan Rakyat Sih Negara Ini Menangan

Alasan Masjid Jogokariyan Gelar Nonton Bareng Final Piala AFF

Timnas Indonesia Punya Sayap, tapi Tidak Terkepak

Namun bukan itu yang terjadi. Asnawi, memegang kedua siku Faris, setengah jongkok, dia bilang, “Thank you!” Saya gagal menangkap berapa kali kapten timnas Indonesia itu bilang makasih buat lawan yang gagal mengeksekusi penalti. Namun, bukan jumlah ucapan yang penting, tapi makna yang terkandung.

Semifinal sebuah kompetisi bukan laga biasa. Apalagi leg kedua, di mana takdir sebuah tim ditentukan. Terkadang, bukan kualitas teknis yang akan menjadi penentu. Adalah kekuatan mental dan respons terhadap tekanan yang akan membebaskan sebuah tim dari lubang jarum.

Saya mencoba maklum dengan pandangan negatif “orang awam” terkait sikap Asnawi. Konon katanya, kata “Thank you!” yang dia ucapkan itu nggak pantas. Katanya nggak profesional.

Perilaku begini jangan dilanjutkan deh asnawi.
Anda sesama olahragawan harus menjaga perasaannya. Bukannya anda ledek begini.
Harusnya anda menghiburnya.
Anda lebih baik mundur sbg kapten timnas. pic.twitter.com/BrGSHfSU7c

— Damai Indonesiaku 🇮🇩🇵🇸🇹🇷🇲🇾 (@conan_idn) December 25, 2021

Katanya lagi, sebagai kapten timnas Indonesia, Asnawi nggak layak melakukannya. Aneh sekali. Kalau memang dianggap nggak profesional, yang sebaiknya jangan dilakukan oleh semua pemain, mau kapten atau bukan. Nggak konsisten sekali dalam pemikiran.

Aspek tidak konsisten dalam pemikiran ini sudah banyak menggambarkan sikap orang itu. Sok bijak, tapi salah kamar.

Yang dilakukan Asnawi adalah sebuah taunting. Kalau di media sosial, kita menyebutnya banter. Saya tidak perlu menjelaskan makna taunting atau banter untuk mereka yang mau sok bijak, kan?

Selama ini, kita, penonton layar kaca, nggak pernah tahu kalimat-kalimat kotor atau makian yang aduhai meluncur dari mulut pemain profesional. Semuanya tertutup rapat oleh suara suporter, baik suporter nyata atau dubbing televisi ketika pandemi terjadi.

Coba para pemain itu dikasih mik. Bisa-bisa, mereka yang sok bijak dan sok kecewa dengan Asnawi bisa kena serangan jantung. Jangan salah, makian para pemain profesional itu frontal banget. Bahkan mereka yang terlihat alim seperti Lionel Messi pun bisa memaki ibumu di dalam lapangan.

Kenapa, sih, pemain pro itu bisa sampai memaki? Kenapa Asnawi, sebagau kapten timnas Indonesia, harus menunjukkan ekspresinya?

Pertama, keberanian untuk membalas perlakukan kasar dengan makian bisa memberi semacam stress release kepada pemain. Terutama mereka yang tengah berada dalam tekanan. Makian juga menunjukkan bahwa “aku” tidak bisa diintimidasi oleh keberadaan pemain lawan dan tekanan sebuah target.

Kedua, taunting dan banter yang dilakukan Asnawi adalah semacam contoh nyata untuk kawan-kawannya. Bahwa timnas Indonesia punya mental untuk melawan tuan rumah. Gairah dan kepercayaan diri yang muncul atau ditularkan kapten ini sangat penting.

Ingat, timnas Indonesia harus bermain di fase perpanjangan waktu. Kalau kaki sudah sangat letih, setidaknya mental tetap kokoh. Dan itu terbukti selama babak perpanjangan waktu. Timnas Indonesia keluar sebagai pemenang dengan skor meyakinkan.

Ekspresi Asnawi juga penting. Ekspresi ini akan selalu diingat oleh rekan-rekannya, terutama di laga puncak AFF. Final, ya mirip seperti semifinal, bukan laga biasa. Unggul secara teknis atau taktik bisa tak banyak berpengaruh ketika mental goyah.

Jadi, yang dilakukan Asnawi, sebagai kapten timnas Indonesia, belum melewati batas profesionalitas. Tolong, jangan terlalu munafik.

Kalau pengin merasa khawatir, silakan tonton kompetisi Liga 3 Indonesia. Terkadang, sesama pemain bisa sangat tega untuk menyakiti fisik lawan atau wasit secara sengaja. Bahkan di beberapa kasus sampai ada yang kehilangan nyawa.

Padahal ini sepak bola, ranah profesi, sama-sama cari rezeki. Namun, pemain sangat tega untuk melukai sesama secara terbuka. Ingat, yang kayak gini nggak terjadi di Liga 3 saja. beberapa kali bisa kamu temukan di Liga 2, bahkan Liga 1.

Yang mereka lakukan jauh lebih parah ketimbang taunting dan banter yang dilakukan Asnawi. Namun, kita, kamu yang sok bijak, hanya akan sibuk menyerang Asnawi karena di kapten timnas Indonesia, karena kekerasan di Liga Indonesia jarang terekam kamera nasional, bahkan internasional.

Terkadang, hobi sebagian manusia Indonesia adalah memeragakan caranya menjadi insan munafik paling paripurna. Tidak tahu duduk perkara dan kebiasaan suatu peristiwa, tapi berteriak paling kencang, lagi merasa paling benar. KONTOL.

BACA JUGA 15 Plot Twists Timnas Indonesia vs Singapura di Semifinal AFF 2020 dan tulisan lainnya dari Yamadipati Seno.

Terakhir diperbarui pada 26 Desember 2021 oleh

Tags: AFFasnawiasnawi mangkualamnadeoSingapuratimnas indonesia
Yamadipati Seno

Yamadipati Seno

Redaktur Mojok. Koki di @arsenalskitchen.

Artikel Terkait

Timnas Indonesia Memang Kalahan, tapi Lawan Rakyat Sih Negara Ini Menangan

Timnas Indonesia Memang Kalahan, tapi Lawan Rakyat Sih Negara Ini Menangan

3 Januari 2022
Alasan Masjid Jogokariyan Gelar Nonton Bareng Final Piala AFF

Alasan Masjid Jogokariyan Gelar Nonton Bareng Final Piala AFF

30 Desember 2021
Timnas Indonesia Punya Sayap, tapi Tidak Terkepak MOJOK.CO

Timnas Indonesia Punya Sayap, tapi Tidak Terkepak

29 Desember 2021
15 Plot Twists Timnas Indonesia vs Singapura di Semifinal AFF 2020

15 Plot Twists Timnas Indonesia vs Singapura di Semifinal AFF 2020

26 Desember 2021
Yang Mengkhawatirkan dari Timnas Indonesia jelang Lawan Singapura di Leg Kedua

Yang Mengkhawatirkan dari Timnas Indonesia jelang Lawan Singapura di Leg Kedua

25 Desember 2021
Emil Audero di Luar Jangkauan Liga yang Lungkrah MOJOK.CO

Emil Audero di Luar Jangkauan Liga yang Lungkrah

26 November 2021
Pos Selanjutnya
Belajar Toleransi dari Natal di Jlegongan

Belajar Toleransi dari Natal Warga Jlegongan

Komentar post

Terpopuler Sepekan

Asnawi Bilang Thank You, Timnas Indonesia Melaju

Asnawi Bilang Thank You, Timnas Indonesia Melaju

26 Desember 2021
Gunung Semeru: Lagu Pilu di Balik Keagungan Mahameru MOJOK.CO

Gunung Semeru: Lagu Pilu di Balik Keagungan Mahameru

12 Mei 2022
mie ayam pak kliwon mojok.co

Mie Ayam Pak Kliwon, Kesayangan Anak Teladan

15 Mei 2022
Jarang Pulang ke Rumah karena Gampang Mabuk Perjalanan

Ringkasan Cerita ‘KKN di Desa Penari’ buat Para Pemalas dan Penakut

29 Agustus 2019
demo pilrek ugm mojok.co

Diwarnai Aksi Unjuk Rasa Mahasiswa, UGM Siap Punya Rektor Baru

12 Mei 2022
danais untuk pekerja mojok.co

Buruh Jogja Tuntut Sultan Ground untuk Perumahan, Danais untuk Beasiswa Pekerja

13 Mei 2022
Higgs Domino dan Parlay Bola Memang Seksi, Membuatku Berani Bilang Persetan kepada Trading, Kripto, dan NFT MOJOK.CO

Higgs Domino dan Parlay Bola Memang Seksi, Membuatku Berani Bilang Persetan kepada Trading, Kripto, dan NFT

16 Mei 2022

Terbaru

KKN di Desa Penari Hingga Elon Musk yang Ditemui Jokowi

KKN di Desa Penari Hingga Elon Musk yang Ditemui Jokowi

18 Mei 2022
makam raja-raja imogiri mojok.co

Mengenang Kebesaran Raja-raja Jawa di Pajimatan

18 Mei 2022
uu tpks mojok.co

Kementerian PPPA Minta UGM Bantu Buat Aturan Turunan UU TPKS

18 Mei 2022
dubes palestina mojok.co

Dubes Palestina: Perjuangan Melawan Israel Dilanjutkan Anak-anak Muda

17 Mei 2022
Romo Sindhunata

Piala Dunia, Ketakutan Romo Sindhu di Usianya yang ke-70

17 Mei 2022

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
DMCA.com Protection Status

© 2022 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

No Result
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Kilas
    • Susul
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Podcast
  • Mau Kirim Artikel?
  • Kunjungi Terminal

© 2022 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In