MOJOK.CO – Bagi Unai Emery, membangun sistem baru di Arsenal bukan urusan sederhana. Salah satu implikasinya, ia masih kesulitan memaksimalkan potensi Aaron Ramsey.
Betul, memang sangat logis apabila manajemen Arsenal memutuskan untuk melepas Aaron Ramsey di Januari 2019 nanti. Melepas pemain asal Wales tersebut di jendela transfer musim dingin memang sangat masuk akal. Jika melepas Ramsey di akhir musim, Arsenal tidak akan mendapatkan pemasukan karena kontraknya yang sudah habis
Sangat logis, bukan? Tentu saja, apabila melihatnya dari sudut pandang ekonomi. Pemasukan akan dibutuhkan The Gunners untuk menambah pemain baru di Januari atau akhir musim nanti.
Lantas, apakah hanya alasan ekonomi saja ketika menjual Aaron Ramsey menjadi keputusan yang logis? Tentu saja tidak. Supaya argumennya menjadi lebih tebal, kita juga perlu melihat kondisi di lapangan. Maksudnya kepada cara bermain tim ini di bawah asuhan Unai Emery. Jadi ini kombinasi dua sebab.
Kita berkaca dari pertandingan Arsenal vs Watford di akhir pekan lalu. Meski bermain sebagai tim tamu, Watford justru lebih menyulitkan tim tuan rumah. Terutama di babak pertama ketika mereka mendapatkan cukup banyak peluang bersih. Tinggal berhadapan dengan kiper saja, atau mendapatkan ruang tembak yang cukup lega.
Cara bertahan Arsenal malam itu memang sangat tidak istimewa. Masih banyak terjadi salah pengambilan keputusan (faktor individu) dan mudah kehilangan bola di wilayah sendiri. Situasi kedua ini membuat pemain-pemain Watford lebih dekat dengan kotak penalti Arsenal ketika melakukan serangan balik.
Beruntung memang, penyelesaian peluang pemain-pemain Watford sangat medioker. Sebetulnya, skuat Arsenal pun sama saja. Lini depan mereka, yang diisi kuartet Mesut Ozil, Aaron Ramsey, Alexandre Lacazette, dan Pierre-Emerick Aubameyang sangat sulit menciptakan situasi final ball ideal. Memang, Lacazette sempat satu lawan satu dengan kiper. Namun, situasi itu terjadi lantaran kesalahan bek Watford ketika berusaha mengontrol bola.
Sepanjang babak pertama, empat pemain di depan tidak berfungsi secara idea. Setidaknya ada beberapa alasan yang membuat lini depan menjadi tidak maksimal.
Pertama, pemosisian diri Ozil terlalu dalam membuat tidak ada penghubung antara lini tengah dan dua penyerang di depan. Sebetulnya, pemosisian Ozil yang lebih dalam tidak selalu bermakna negatif. Namun, ketika melawan Watford, terutama di babak pertama, pemosisian diri ini membuat Arsenal kekurangan pemain di depan.
Situasi ini, seharusnya, bisa diatasi jika Ramsey bermain lebih baik. Performa pemain adalah alsan kedua. Ada satu pola pikir yang perlu dipahami fans Arsenal. Melihat skema dan cara bermain Emery, Ozil dan Ramsey sebetulnya tidak punya posisi yang pasti: gelandang serang atau gelandang tengah saja.
Keduanya berbagi tugas, siapa yang masuk ke “nomor 10”, atau pemain di belakang penyerang, dan siapa yang masuk ke kotak penalti. Oleh sebab itu, di beberapa kesempatan, Ramsey seperti terlihat menjadi “gelandang serang” karena lebih sering berada di dekat Lacazette ketimbang Ozil. Hal ini perlu dipahami terlebih dahulu. Dan inilah alasan ketiga.
Ramsey gagal menjadi jembatan itu. Mulai dari kesalahan umpan, pemosisian diri, pengambilan keputusan yang salah. Semua kesalahan bertumpuk malam itu. Padahal, biasanya, pemain ini adalah salah satu pengambil keputusan terbaik di sepertiga akhir lapangan yang dimiliki Arsenal.
Seorang pemain melakukan kesalahan yang berulang, tidak semata-mata terjadi karena ia memang goblok. Tumpukan kesalahan ini juga bisa terjadi ketika si pemain sebetulnya tidak cocok dengan ide bermain si pelatih. Hal yang sama juga berlaku bagi Aubameyang, poacher kelas dunia yang dipaksa bermain melebar, lalu melakukan cut inside. Inilah alasan keempat.
Situasi berubah lebih “terkontrol” ketika dengan berani, Emery mengganti Ramsey dan memasukkan Alex Iwobi. Meski Ozil masih memosisikan diri lebih dalam, dekat dengan Granit Xhaka dan Lucas Torreira, Arsenal punya kanal untuk meneruskan bola ke sepertiga akhir.
Iwobi, sebagai pemain sayap, lebih cocok dengan penempatan diri Aubameyang dan Lacazette. Kebiasaan Arsenal adalah: ketika bola sampai ke sepertiga akhir dan bek kiri naik, Aubameyang akan bermain lebih ke dalam, dekat dengan Lacazette. Saya pikir, pergerakan Aubameyang ke dalam kotak penalti ketika bek kiri naik adalah sebuah rencana jangka panjang yang bisa sangat menarik jika sudah berfungsi dengan baik. Lain kali saya jelaskan.
Keberadaan pemain sayap sangat dibutuhkan dalam sistem Emery. Atau kalau tidak, kamu bisa menyebutnya sebagai: membutuhkan pemain yang bisa melebar dan menyediakan width. Ramsey tidak bisa melakukannya. Tetapi ingat, ini bukan berarti ia adalah pemain yang buruk. Ia hanya belum cocok dengan sistem.
Penampilan melawan Watford juga menegaskan satu hal, yaitu gerak agresif manajemen untuk membeli pemain sayap di jendela transfer musim panas 2018 punya dasar yang kuat. Emery butuh pemain yang bisa melebar, lalu melakukan penetrasi ke dalam kotak penalti.
Melihat tim-tim yang ia latih sebelumnya, selalu ada pemain yang bisa melakukan tugas itu. Bahkan Emery punya banyak ketika ia melatih PSG.
Ketika pelatih baru tengah beradaptasi dan menyesuaikan skuat sesuai ide bermainnya, sangat biasa ketika ada pemain yang dijual. Meskipun, si pemain punya kualitas kelas dunia. Kalau tidak cocok, ia akan terlihat seperti seorang pesakitan. Pilihannya ada dua, yaitu Emery mengubah ide bermain atau melepas si pemain.
Mengubah ide bermain demi satu pemain tidak selalu bijak karena akan mengubah pola pikir yang sudah mulai tertanam. Ini seperti mengulang dari awal ketika kamu sudah setengah jalan. Untuk pelatih baru, sikap ini sangat berbahaya. Tahun pertama menangani sebuah klub besar akan dijadikan patokan oleh banyak pihak, ya klub, ya sponsor, ya suporter ahli nyinyir. Semuanya diperhitungkan.
Saya pribadi percaya Emery tengah mengusahakan Ramsey bisa cocok dengan sistem yang ia bangun. Kualitas dan potensi pemain asal Wales itu terlalu besar untuk dilepas begitu saja. Secara pribadi juga, saya tidak mendukung penjualan Ramsey. Namun, jika dipikirkan secara rasional, menjual pemain ini di Januari 2019 nanti menjadi sangat logis.