Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Pojokan

Ketulusan Cinta yang Kerap Tertutup oleh Persepsi

Agus Mulyadi oleh Agus Mulyadi
20 Desember 2018
A A
pendekar
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Urusan ketulusan dan kemurnian cinta memanglah hal yang sangat rumit. Ia kerap tak bisa ditebak dan diprediksi. Yah, apa saja yang berhubungan dengan cinta memang suka begitu, ia rapuh dan mudah sekali terbutakan persepsi.

Saya jadi ingat dengan kisah pergulatan asmara yang melibatkan kakak beradik Arya Dwipangga dan Arya Kamandanu dalam kisah Tutur Tinular.

Dalam kisah tersebut, kita semua tahu dan paham betul, siapa yang baik dan siapa yang jahat. Siapa yang dapat peran protagonis dan siapa jadi jadi antagonis. Ya, Arya Kamandanu yang memang pendekar lakon menjadi tokoh baik, sedangkan Arya Dwipangga si begundal mau tak mau harus menerima jatahnya sebagai orang yang jahat.

Dalam salah satu fragmen memperebutkan Mei Shin, pendekar perempuan asal negeri Cina, Mei Shin pada akhirnya memang menikah dengan Arya Kamandanu. Namun sebelum Mei Shin menikah dengan Kamandanu, Arya Dwipangga dengan cara yang licik sempat memperdaya Mei Shin dan sempat menodainya.

Hal tersebut membuat Arya Kamandanu muntab dan marah besar pada Arya Dwipangga. Pada puncaknya, Kamandanu kemudian bertarung dengan Dwipangga dan berhasil mengalahkannya.

Arya Kamandanu semakin tebal legitimasinya sebagai jagoan, sedangkan Arya Dwipangga semakin tebal pula reputasinya sebagai penjahat sekaligus pesakitan.

Kendati demikian, ada hal yang luput dari pandangan banyak pemirsa.

Sebajingan-bajingannya Arya Dwipangga, Ia tetaplah manusia yang menyelamatkan Arya Kamandanu dari maut ketika hampir ditebas oleh Mpu Tong Bajil dengan pedang naga puspa.

Sebajingan-bajingannya Arya Dwipangga, ia tetaplah tokoh yang paling tulus menebus dosanya kepada Mei Shin. Dalam keadaan buta, Ia bahkan rela menjadi budak seumur hidup asal Mei Shin sudi memaafkannya.

Kisah tentang kebajinganan Dwipangga ditutup oleh penderitaan yang berlandaskan ketulusan.

Sedangkan Arya Kamandanu kelak berpisah dari Mei Shin dan akhirnya menikah dengan Sakawuni.

Kisah ini memberikan pelajaran pada kita, bahwa selain Rangga, bajingan lain yang perlu kita kagumi adalah Arya Dwipangga.

Kisah lain yang begitu jelas menggambarkan tentang persepsi ketulusan cinta ini tergambar juga dalam kisah Rama-Sinta.

Dalam epos legendaris Ramayana tersebut, disebutkan bahwa Rahwana menculik Sinta dari Rama, suaminya, karena tergoda oleh kemolekan dan kecantikan Sinta, serta menganggap Sinta sebagai titisan dari Dewi Setyawati yang oleh Rahwana sangat ia cintai.

Iklan

Selama berada dalam sekapan Rahwana, Sinta selalu diperlakukan dengan sangat baik. Setiap hari ia membawakan Sinta puisi. Membawakan makanan dan minuman terbaik. Rahwana juga berkali-kali meminta maaf pada Sinta karena telah menculiknya.

Tak pernah sekali pun Rahwana mencoba untuk memperkosa Sinta.

Hal tersebut karena Rahwana begitu mencintai Sinta dengan tulus. Dan menurut Rahwana, cinta yang tulus bukan dibangun oleh sebuah paksaan.

Singkat kata, setelah bertahun-tahun lamanya Sinta diculik, Rama akhirnya datang untuk membebaskan Sinta.

Rama dengan dibantu oleh pasukan kera-nya Hanuman, berhasil merebut Sinta kembali dan mengalahkan Rahwana.

Sinta akhirnya kembali pada suaminya. Namun, setelah kembali, Rama tidak serta merta mau menerima Sinta, ia curiga Sinta sudah dinodai oleh Rahwana.

Sinta sedih, ia menjelaskan dengan sungguh-sungguh bahwa dirinya masih suci. Sinta bahkan sampai harus menceburkan diri ke dalam bara api demi membuktikan bahwa dirinya masih suci. Karena musih suci, api tidak melahap tubuh Sinta. Barulah setelah itu Rama mau menerima Sinta.

See, Rahwana yang terkenal begitu kejam dan jahat ternyata punya jiwa mencintai yang begitu tulus dan suci. Sedangkan Rama yang selama kita kenal sebagai tokoh protagonis ternyata punya rasa tidak percaya dan curiga yang begitu besar pada istrinya.

Ah, perkara ketulusan kadang memang menyebalkan.

Terakhir diperbarui pada 5 Januari 2019 oleh

Agus Mulyadi

Agus Mulyadi

Blogger, penulis partikelir, dan juragan di @akalbuku. Host di program #MojokMentok.

Artikel Terkait

Gedung Sarekat Islam, saksi sejarah dan merwah Semarang sebagai Kota Pergerakan MOJOK.CO
Kilas

Upaya Merawat Gedung Sarekat Islam Semarang: Saksi Sejarah & Simbol Marwah yang bakal Jadi Ruang Publik

20 Desember 2025
Busur Panah Tak Sekadar Alat bagi Atlet Panahan, Ibarat "Suami" bahkan "Nyawa" Mojok.co
Ragam

Busur Panah Tak Sekadar Alat bagi Atlet Panahan, Ibarat “Suami” bahkan “Nyawa”

19 Desember 2025
Pasar Petamburan di Jakarta Barat jadi siksu perjuangan gen Z lulusan SMA. MOJOK.CO
Ragam

Pasar Petamburan Jadi Saksi Bisu Perjuangan Saya Jualan Sejak Usia 8 Tahun demi Bertahan Hidup di Jakarta usai Orang Tua Berpisah

19 Desember 2025
Gagal dan tertipu kerja di Jakarta Barat, malah hidup bahagia saat pulang ke desa meski ijazah S1 tak laku dan uang tak seberapa MOJOK.CO
Ragam

Dipecat hingga Tertipu Kerja di Jakarta Barat, Dicap Gagal saat Pulang ke Desa tapi Malah bikin Ortu Bahagia

19 Desember 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Keturunan Keraton Yogyakarta Iri, Pengin Jadi Jelata Jogja Saja! MOJOK.CO

Keresahan Pemuda Berdarah Biru Keturunan Keraton Yogyakarta yang Dituduh Bisa Terbang, Malah Pengin Jadi Rakyat Jelata Jogja pada Umumnya

18 Desember 2025
Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

14 Desember 2025
elang jawa.MOJOK.CO

Raja Dirgantara “Mengudara”, Dilepasliarkan di Gunung Gede Pangrango dan Dipantau GPS

13 Desember 2025
Busur Panah Tak Sekadar Alat bagi Atlet Panahan, Ibarat "Suami" bahkan "Nyawa" Mojok.co

Busur Panah Tak Sekadar Alat bagi Atlet Panahan, Ibarat “Suami” bahkan “Nyawa”

19 Desember 2025
Gagal dan tertipu kerja di Jakarta Barat, malah hidup bahagia saat pulang ke desa meski ijazah S1 tak laku dan uang tak seberapa MOJOK.CO

Dipecat hingga Tertipu Kerja di Jakarta Barat, Dicap Gagal saat Pulang ke Desa tapi Malah bikin Ortu Bahagia

19 Desember 2025
UAD: Kampus Terbaik untuk “Mahasiswa Buangan” Seperti Saya MOJOK.CO

UNY Mengajarkan Kebebasan yang Gagal Saya Terjemahkan, sementara UAD Menyeret Saya Kembali ke Akal Sehat Menuju Kelulusan

16 Desember 2025

Video Terbaru

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025
Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

17 Desember 2025
Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

14 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.