Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Esai

Pelajaran Raja Dangdut Rhoma Irama dari ‘Konser’ Khitanan di Bogor

Yesaya Sihombing oleh Yesaya Sihombing
2 Juli 2020
A A
Pelajaran Raja Dangdut Rhoma Irama dari ‘Konser’ Khitanan di Bogor

Pelajaran Raja Dangdut Rhoma Irama dari ‘Konser’ Khitanan di Bogor

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Bupati Bogor mengancam akan membawa masalah “konser” acara khitanan Raja Dangdut Rhoma Irama ke meja hijau. Bupati vs Raja.

Acara khitanan di Bogor yang seharusnya menjadi hajatan monumental dan bersejarah akhirnya justru menjadi gunjingan khalayak ramai di media sosial.

Pihak yang punya gawe, seorang tokoh di wilayah Pamijahan mengundang teman pentingnya, yang tak lain dan tak bukan adalah Raja Dangdut Rhoma Irama. Ya, ingat, kapasitasnya sebagai teman, bukan sebagai bintang tamu.

Kehadiran Rhoma sudah diduga akan menyedot atensi banyak orang, mulai dari anak kecil, kawula muda, golongan setengah tua, maupun kaum lansia.

Sebagai teman dari sang empunya hajatan, Rhoma mau tak mau diminta untuk membawakan tembang-tembang andalannya di atas panggung. Alhasil, tersiarlah aksi panggung pemeran film Satria Bergitar tersebut di media sosial.

Banyak cibiran, sindiran, nyinyiran, bahkan hujatan terhadap pria bernama asli Raden Irama ini.

  • “Terlalu..”
  • “Maklum, dah berbulan-bulan ga manggung..”
  • “Gimana rakyat harus patuh, orang penting saja mengadakan konser tapi ga diproses hukum..”,

Demikian beberapa ujaran netizen SUJU (Super Julid) yang terpantau di linimasa. Namun demikian tak sedikit pula yang membela sang Raja Dangdut ini,

  • “Emang kenapa orang kok ga boleh nyanyi di acara khitanan, haram gitu??”
  • “Tangkep yang punya hajatan dong! Bang Haji mah cuma tamu..”
  • “Penasaran sama yang punya hajatan, bisa ya masang panggung segede gitu, bisa ya ngurus izinnya? Kok malah nyalahin si penyanyi! Hellowww!!”,

Gantian demikian pembelaan beberapa netizen GAHAR (Garis Haji Rhoma) di kolom komentar suatu portal berita.

Kalau biasanya kelakuan minus seorang terpandang akan bermuara pada kesatuan arus utama komentar negatif netizen, untuk masalah “konser” Rhoma Irama di Bogor, khalayak medsos seakan terbelah menjadi dua. Ada yang pro, tapi banyak juga yang kontra.

Setelah mencermati kronologi kejadian dan berbekal perenungan batin yang cukup mendalam (walau belum sedalam palung Mindanao), saya memutuskan untuk berada pada pihak yang membela Bang Rhoma.

Ya, ini serius.

Bagi saya, belio adalah suri tauladan dunia musik dangdut di Indonesia. Masyarakat tak ragu menyematkan predikat “Raja Dangdut” kepadanya. Dan jabatan penguasa ini sudah melekat bertahun-tahun tanpa jelas penerus tahtanya siapa.

Sudah begitu, jika penguasa lain akan menempatkan keluarga untuk mengisi jabatan-jabatan strategis sekaligus untuk mempertahankan tahta, Raja Dangdut Rhoma Irama tampak tak peduli dengan itu. Benar-benar bersahaja sekali.

Kejadian di Bogor pada hakikatnya juga menunjukkan sosok raja yang makin ‘mature’ seiring makin bertambahnya usia serta pengalaman di dunia film, permusikan, dan… perpolitikan.

Iklan

Maturity sang Raja Dangdut terlihat dari sikap rendah hati yang ditunjukkan. Ini tidak main-main. Susah menemukan penguasa yang tetap rendah hati terlebih ketika berkuasa di waktu yang lama.

Ada beberapa hal yang membuat belio pantas menyandang status Raja Dangdut yang rendah hati, hail to the king!!

Pertama, perhatikan saja cara Rhoma mengklarifikasi. Coba cek klarifikasinya di kanal Rhoma Irama Official. Berlatar pepohonan (pohon pisang?) dan tumbuhan hijau serta memakai kemeja dengan warna senada, ia memilih jalan sunyi, sendiri menjawab berbagai tudingan kepadanya.

Single, ijen. Tidak mengajak teman, dan tidak juga dengan cara tampil di acara klarifikasi bersama Om Deddy Corbuzier, sang Bapak Klarifikasi Indonesia, seperti yang dilakukan para pesohor lain kalau lagi dipepet netizen saat gagal nge-prank atau bermasalah dengan anggota keluarganya di wasap grup.

Kedua, perhatikan kata-kata beliau di video klarifikasi tersebut, “Saya datang sendirian, ga pake jas, ga pake batik, pakai baju biasa saja.”

Artis jurusan antar-RW saja kalau manggung harus pakai outfit berkilauan dengan make-up setebal dempul mobil yang mau dicat ulang. Lha ini sang Raja Dangdut kok malah penampilannya biasa saja.

Kesederhanaan Raja Dangdut Rhoma Irama ini tidak pura-pura dan berlebihan seperti para Youtuber level sultan yang harus menyamar menjadi kaum jelata demi konten semata. Rendah hati menghasilkan kesederhanaan. Prinsip raja yang luar biasa.

Sudah begitu, blio tidak ditemani grup Soneta-nya. Grup yang konon kalau mau manggung, berat kargo barang-barang krunya menduduki peringkat nomer tiga di dunia setelah grup band legendaris The Rolling Stones dan band kasidah Nasida Ria.

Ketiga, ke-positvethinking-an Raja Dangdut Rhoma Irama dalam menghadapi situasi yang mendesak dari Pemerintah Daerah Bogor yang kayak kebakaran jenglot, eh, jenggot.

Ketika mendengar bahwa Bupati Bogor mengancam akan membawa masalah “konser” tersebut meja hijau, Rhoma menganggapnya hanya sebagai “becanda saja”.

Ya iyalah, Raja kok takut diperkarakan sama bupati? Dari struktur kekuasaan aja levelnya jauh sekali. Yang satu jabatan 5 tahun sekali, yang satu gelar seumur hidup.

Lagian, ini Bupati Bogor lagi pansos atau gimana sih, kok nyerang pakai negur sampai ngancem urusan hukum segala ke pemilik singgasana. Kan udah dibilangin Raja Rhoma Irama lagi datang ke hajatan temennya.

Pesan untuk Bupati Bogor, yakin deh tidak ada penguasa yang bisa sesantuy ini kalau harus menghadapi tuntutan hukum. Kalaupun nanti urusannya harus sampai ke pengadilan, saya juga yakin Bang Rhoma akan siap. Raja kok dilawan.

Puncak rendah hati Rhoma Irama tentu saja ketika penonton meminta penyanyi yang pernah menjuarai pop singer Asia Tenggara ini untuk bernyanyi menghibur rakyat. Blio tak segan-segan memenuhi permintaan tersebut.

Benar-benar beda banget sama penguasa sebelah yang rakyatnya lagi nggak butuh nyanyi tapi butuh kebijakan, malah dikasih lagu plus video klip dengan kualitas vokal pas-pasan saat lagi sekarat-sekaratnya.

Saya yakin karena sifat rendah hatinya ini, Raja Dangdut Rhoma Irama tidak hanya menyanyikan satu lagu dari sekian banyak hits-nya. Dan saya yakin beliau tidak minta bayaran untuk penampilan “sebagai teman” tersebut. Kalaupun dibayar juga paling “harga teman”.

Ini sekaligus mematahkan kecurigaan netizen yang menganggap Rhoma mau tampil karena dibayar secara profesional. Kecurigaan itu tidak benar dan sungguh tidak beralasan.

Rhoma Irama, menjadi ikon “raja” yang rendah hati, mau menanggalkan setiap atribut kemewahannya, berani menghadapi semua tudingan yang mengarah kepadanya seorang diri, tetap woles, tidak marah-marah di tengah tekanan yang menderanya, dan mampu beryanyi dengan indah untuk memenuhi keinginan rakyatnya.

Cuma satu hal saja yang bikin saya penasaran, apakah saat manggung di Bogor Rhoma Irama menyanyikan single beliau yang nge-hits berjudul “Virus Corona” juga?

BACA JUGA Menghitung Penghasilan Rhoma Irama dari Dangdut atau tulisan Yesasaya Sihombing lainnya.

Terakhir diperbarui pada 2 Juli 2020 oleh

Tags: bupati bogorkonser bogorRhoma Irama
Yesaya Sihombing

Yesaya Sihombing

Tinggal di Wonosobo, Jawa Tengah.

Artikel Terkait

Dangdut Lawas OM Lorenza Melawan Hegemoni Dangdut Koplo MOJOK.CO
Esai

Dangdut Lawas OM Lorenza Obat Kejenuhan Dangdut Koplo: Wayahe Wong Lawas Tampil

11 Februari 2025
rhoma irama prambanan jazz mojok.co
Hiburan

Dari Blitar Demi Rhoma Irama, Selfie dari Jauh Saja Tak Mengapa

16 Juli 2023
Swedia vs Slovakia, Teror Hantu Pocong Mumun dan Petuah Rhoma Irama MOJOK.CO
Balbalan

Swedia vs Slovakia, Teror Hantu Pocong Mumun dan Petuah Rhoma Irama

18 Juni 2021
giring
Pojokan

Empat Vokalis Selain Giring yang Cocok Menjadi Presiden Indonesia

18 Agustus 2020
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

8 tahun merantau di Jakarta akhirnya resign. MOJOK.CO

Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama

4 Desember 2025
banjir sumatra.mojok.co

Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?

4 Desember 2025
Bencana Alam Dibuat Negara, Rakyat yang Disuruh Jadi Munafik MOJOK.CO

Bencana Alam Disebabkan Negara, Rakyat yang Diminta Menanam Kemunafikan

3 Desember 2025
Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO

Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra

4 Desember 2025
'Aku Suka Thrifting': Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism.MOJOK.CO

‘Aku Suka Thrifting’: Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism

1 Desember 2025
Gen Z fresh graduate lulusan UGM pilih bisnis jualan keris dan barang antik di Jogja MOJOK.CO

Gen Z Lulusan UGM Pilih Jualan Keris, Tepis Gengsi dari Kesan Kuno dan Kerja Kantoran karena Omzet Puluhan Juta

2 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.