Saya salah satu mahasiswa semester 3 di salah satu kampus swasta di Bandung, yang mengambil Jurusan Ilmu Komunikasi. Harapannya nanti setelah lulus bisa bekerja di media, menjadi jurnalis, atau minimal bisa bertemu artis-artis yang biasa saya lihat di tv.
Namun, ada satu hal yang membuat saya berfikir, bahwa pembelajaran online selama saya kuliah, tidak membentuk karakter saya seperti anak-anak kuliah lainnya.
Memang bagi sebagian besar orang, kuliah online itu seperti anugerah. Uang jajan di kampus atau untuk menyewa kosan, bisa mengalihkannya ke uang untuk membeli kuota internet saja. Cukup hemat, untuk mengompres bekal kehidupan di bangku kuliah.
Kuliah online itu membosankan untuk anak Jurusan Ilmu Komunikasi
Namun, bagi saya sendiri. Yang semua kegiatan kampusnya beralih ke online/daring itu cukup membosankan dan menyebalkan. Pasalnya, kelas online ini seperti seminar online yang narasumbernya bisa dengan bebas mengantur bisa masuk atau tidak. Yang kadang isinya menjadi sesi curhatan dosen dan mahasiswa di kelasnya.
Jujur, saya merasa bahwa kuliah yang saya jalani ini lebih banyaknya adalah saya yang mencari tahu sendiri tentang pembelajarannya, daripada dijelaskan dan mendapat pengertian oleh dosen. Atau kata lainnya, hanya formalitas saat dosen masuk di kelas.
Bisa saja sih, itu adalah pola fikir yang masih saya punya. karena saya masih baru mengenal bangku perkuliahan. Tapi kalau mendengar cerita teman di kampus lain, anehnya seru-seru.
Apalagi anak-anak Ilmu Komunikasi. Tidak seperti yang saya rasakan di kampusku ini. Kalau saya ada kesempatan berkumpul dengan anak komunikasi dari kampus lain. Pasti hal pertama yang saya fikirkan adalah seperti ini “kok dia tahu ini ya?” atau “ ouh, begini anak komunikasi teh.”
Tapi, yasudah lah. Masih ada point yang perlu disyukuri. Yakni aku masih bisa merasakan bangku kuliah, sedangkan masih banyak orang diluar sana, yang belum tentu diberi kesempatan begitu kan?
Masuk di Jurusan Ilmu Komunikasi juga membuat saya sadar, dan tidak bisa memungkirinya bahwa banyak sekali peluang yang bisa saya gapai atau jadikan tujuan. Namun tetap, sepertinya harus menjadi ahli untuk bisa menembus kesana. Hikmah lainnya?
Masih bisa bersyukur bisa kuliah
Saya mengerti kalau komunikasi itu adalah jembatan bagi apapun itu. Untuk hubungan sosial, untuk hubungan spiritual. Itu ada komunikasinya. Itu hal dasar yang saya pahami di mata kuliah saya semester lalu.
Komunikasi juga memberikan gambaran bahwa menjadi komunikan yang baik, bisa mendapatkan banyak sekali hal yang sebelumnya tidak saya duga. Contohnya saja, saya yang jadi gemar menulis.
Entah itu menceritakan kisahku sendiri, atau menuangkan apa yang ada di kepala. Yang hal itu berawal karena saya harus banyak meresume buku-buku yang dosen arahkan, katanya untuk pembelajaran di kelasnya. Ya, walaupun banyak tidak dibahasnya sih. Tapi dari situ, aku terbiasa menulis dan menjadi senang menulis.
Komunikasi juga mengajarkan saya bahwa komunikasi itu sangat penting. Seringkalinya terdapat miss di dalam komunikasi, menjadikan sebuah evaluasi dan pembelajaran baru bagi diriku sendiri. Itu juga yang saya dapat dari kampus.
Contohnya seperti menunggu dosen yang telat masuk ke ruang zoom meeting, tapi ia malah keras kepala dan kekeh mengatakan bahwa ia tidak telat. aneh bukan?
Itu seperti menjelaskan bahwa manusia itu keras kepala dan pelupa, atau manusia kadang malu jika ia harus mengakui kesalahannya. Begitu kurang lebih jika dijelaskan.
Meski dosen jarang masuk, selalu punya alasan bertahan di kampus
Tapi saya pernah mendengar satu kutipan yang akhirnya membuatku tersadar dan memberikan saya sedikit harapan untuk bisa bertahan di sini, di kampus ini, di Jurusan Ilmu Komunikasi. Kutipannya berbunyi seperti ini,
“Kampusmu adalah tempatmu mencari ilmu, jadi tetap harus kau hargai sebagaimana mestinya.” Begitu katanya. Ya saya setuju dengan kutipan tersebut, makanya saya akan mencoba menjalani sebagaimana mestinya.
Walaupun dosennya jarang masuk, walaupun saya tidak mengenal beberapa orang di kelasku, walaupun aku mendapatkan banyak tugas tanpa penjelasan di awal. Walaupun banyak walaupun lainnya, tapi saya akan mencoba menjalani seperti kutipan tersebut.
Dan satu pesan untuk kampusku, jika aku salah satu mahasiswa mu yang banyak kritik, banyak cerita, dan banyak omong kosong, mohon dimaafkan. Atau bisa kau gantikan dengan dosen yang rajin masuk ke kelas, memberi tugas dengan jelas agar aku bisa bekerja sama denganmu.
Saya masih bangga berada di kampus ini, di Jurusan Ilmu Komunikasi karena ia membantu ku berpikir seperti sekarang ini. Bayangkan jika aku abaikan? Mungkin uneg-unegku hanya omong kosong yang tidak ada artinya.
Ridzky Muladi, Jln. Neglasari Selatan No.3 B, Kel. Padasuka, Kec. Cibeunying Kidul, Kota Bandung, Jawa Barat. ridzkymull@gmail.com
BACA JUGA Ilmu Komunikasi Bikin Aku Menyesal, Mending Kuliah Kehutanan dan keluh kesah lain dari pembaca Mojok di UNEG-UNEG
Keluh kesah dan tanggapan Uneg-uneg bisa dikirim di sini