Saya ingin menyampaikan uneg-uneg karena tetangga bilang saya menjadi sosiopat atau antisosial sejak punya anak. Semenjak punya anak, kehidupan seorang ibu memang berubah. Mulai dari penampilan fisik dan psikisnya pasti ikut bergeser polanya.
Ya saya pun begitu, hidup merantau dengan suami di kota orang yang otomatis tinggal di kontrakan dan yang pasti punya beberapa tetangga. Namanya tetangga, ada yang baik, ada yang sok baik, dan ada yang nggak baik.
Saya pernah jadi bahan gunjingan karena semenjak tinggal di sini, saya memang ga pernah ikut-ikutan saat mereka sedang ada acara menggosip ria atau apapun.
Saya juga memang sering tidak membuka pintu. Makanya mereka menjuluki saya sebagai sosiopat atau antisosial.
Bukan karena apa, capek, Buk, punya anak yang lagi aktif tuh.
Rasanya waktu yang 24 jam yang Tuhan kasih, nggak cukup buat membereskan semua urusan rumah yang dimulai dari bangun tidur sampai tidur lagi.
Karena nggak punya asisten rumah tangga juga sih, makanya serba kewalahan sendiri. Daripada bayar ART lebih baik uangnya saya gunakan untuk pergi makan ke restoran mahal sama keluarga.
Prinsip saya, daripada join ibuk-ibuk tetangga bergosip, mending istirahat atau menghabiskan waktu sama anak aku.
Ya kalau mau nambahin saya ke bahan gosip tetangga juga nggak apa-apa, kan nanti jadi ladang pahala buat saya.
Nggak semua hal harus dijadiin bahan pikiran sih, selama itu ga ganggu jatah bulanan dari suami mah fine-fine aja.
Rizka Novita Sari, Ulak Karang, Kota Padang, rizkaderp12@gmail.com