Sebagai orang asli Jember saya cukup terkekeh mendengar sebuah dialog di tiktok @fuadsasmitaa. Ia menanyakan kepada lelaki berasal Jember dengan pertanyaan yang menggelitik di telinga saya. Kira kira pertanyaannya seperti ini:
Medhuro, Mas?
Bukan mas
Orang mana?
Jember
Tapi orang Madura kan?
Jember mas
Tapi logatmu Madura
Jember, Mas
Setelah di tes untuk terakhir kalinya ia menjawab
Jember Temor wkwk. Bahkan setelah ketahuan saya orang asli Jember lantas sering dibecandain dengan dialog seperti itu, ampun deh.
Sebetulnya pertanyaannya agak kurang tepat. Yang betul: “Di Jember pakai bahasa apa? Ya jelas Madura”. Kalau ditanya orang mana ya jelas dia bakalan menjawab Jember, lha wong dia emang orang Jember. Tapi ada sisi benar juga, sebetulnya logat orang Jember memang Madura, ini benar, serius nih.
Cerita sedikit, Jember bagi sebagian orang identik dengan suwar-suwir, tembakau, dan makanan murah. Kalau ditanya bahasa, masyarakat Jember itu mayoritas menggunakan dua bahasa yakni bahasa Jawa dan Madura.
Lah untuk masyarakat sendiri mayoritas memakai bahasa Madura biasanya tinggal di Jember bagian utara yang rata-rata masyarakatnya memiliki profesi bertani, berkebun.
Untuk masyarakat yang mayoritas memakai bahasa Jawa, biasanya tinggal di pesisir pantai semisal ambulu, Wuluhan, Puger. Dan profesi nya rata – rata nelayan karena berbatasan langsung dengan laut.
Jadi memang kultur bahasa di Jember memang Perpaduan antara budaya Jawa dan Madura. Maka kemudian dikenal dengan istilah “pandalungan”. Jadi, plis deh Jember itu bukan Madura.
Muhammad Haqiqi
Jalan Raya Janti, Caturtunggal, Depok, Sleman, DIY
muhammadhaqiqiisme@gmail.com