Derita Bukan Penggemar Sepak Bola di Musim Piala Dunia

sepak bola mojok.co

Ilustrasi surat orang biasa (Ega Fansuri/Mojok.co)

Akhir-akhir ini begitu membosankan di tongkrongan. Merasa sepi ditengah keramaian. Terasa asing di mata para sahabat, kekurangan referensi ditengah diskusi tentang sepak bola.

Inilah nasib seorang yang tak punya hobi tentang sepak bola seperti saya. Membuka media sosial pun hampir-hampir sudah tak sudi. Semuanya hanya tentang sepak bola, entah itu yang tua atau muda.

Sepakbola memang memiliki daya tariknya tersendiri, apalagi untuk musim piala dunia. Hampir seluruh mata penduduk warga dunia tertuju ke Qatar, negara yang menjadi tuan rumah piala dunia.

Kondisi ini membuat saya kesulitan mencari teman ngobrol. Teman yang dulu sering membicarakan tentang masa depan, menggibah para politisi dan urusan-urusan sosial kini isi kepalanya hanya ada tentang sepak bola.

Sekali lagi, kondisi ini membuat saya benar-benar merasa terisolasi. Bagai pasien covid yang dijauhkan dan harus menjauhkan diri dari keramaian.

Saya sempat berpikir untuk mendukung salah satu negara yang masuk kualifikasi. Namun, ini hanya memperumit keadaan sekaligus menganggu konsistensi saya sebagai orang yang memang tidak menyukai sepak bola.

Memang benar, membuat pilihan sendiri yang berbeda dari mayoritas lainya membuat kita terasingkan. Tapi setidaknya, momentum ini menjadi ujian bagi saya untuk tetap menjadi diri sendiri.

Moh Ridwan Litiloly
Namlea, Kab. Buru, Maluku
menabupolo27@gmail.com

Uneg-uneg, keluh kesah, dan tanggapan untuk Surat Orang Biasa bisa dikirim di sini

Exit mobile version