Darurat Sampah Ibu Pertiwi

sampah mojok.co

Ilustrasi uneg-uneg sampah (Mojok.co)

Julukan sebagai negara nomor dua penghasil sampah plastik di dunia sudah melekat dalam beberapa tahun ini kepada indonesia.

Negeri ini darurat sampah dalam cara pengelolaan sampah. Sampah banyak dibuang ke laut yang dampaknya dapat membunuh biota laut. Mengancam 800 spesies laut. Bahkan racun plastik yang biota laut makan dapat berpindah ke manusia yang mengkonsumsinya.

Indonesia dengan segala keunikan masyarakatnya masih saja menganggap bahwa ini adalah masalah yang nantinya pasti akan dapat teratasi. Menganggap bahwa telah banyak masyarakat yang mengurangi sebagian sampah dengan menggunakan kemasan yang mudah terurai.

Akan tetapi apakah sampah kemasan seperti paper bag atau tas kertas akan berakhir terurai dengan mudah? Sayangnya tidak. Nyatanya kemasan yang mudah terurai masih menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan sekitar.

Apalagi jika sampah yang kita hasilkan pada akhirnya menumpuk di TPA. Proses mengurainya dapat menghasilkan gas methana. Gas ini adalah salah satu gas rumah kaca yang menyumbang 20% emisi global penyebab krisis iklim.

Gas Methana juga dapat menyebabkan kebakaran, ledakan, dan longsor di TPA, mencemari air tanah sekitar TPA, dan dapat menyebabkan bau busuk.

Jadi masihkah kita tetap menutup mata dengan masalah ini yang merupakan tanggung jawab kita bersama. Membawa kantong belanja sendiri saat di pasar dan mengurangi minum air mineral kemasan dengan membawa botol air minum sendiri adalah langkah sederhana. Kita bisa mulai untuk mengurangi sampah plastik yang ada di Indonesia.

Davina Zahlia Putri,
Dusun jenengan, Maguwoharjo, Depok, Sleman,
Paijongadirejo@gmail.com

BACA JUGA Saya Frustasi dengan Polusi di Jakarta dan keluh kesah lain dari pembaca Mojok di UNEG-UNEG

Keluh kesah dan tanggapan Uneg-uneg  bisa dikirim di sini.

 

Exit mobile version