Kita sama-sama tahu bahwa karakter seseorang itu sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan sekitarnya. Anak yang tumbuh di lingkungan yang keras (banyak kriminalitas, pembunuhan, pencurian, dsb) cenderung akan tumbuh menjadi orang yang keras pula. Hal yang sama juga dirasakan oleh Levi Ackerman, karakter yang dianggap paling kuat dalam Attack on Titan.
Levi Ackerman tumbuh di lingkungan kota bawah tanah dengan kehidupan yang jauh dari kasih sayang maupun cinta. Tak heran, untuk bertahan hidup di kota bawah tanah tersebut, Levi diajarkan oleh Kenny Ackerman kiat-kiat agar bisa bertahan hidup mulai dari cara memakai pisau dan bertarung. Ke-badass-an, kekuatan, dan naluri membunuh yang dimiliki kapten Special Operations Squad ini tentu tak bisa dilepaskan dari latar belakang lingkungannya yang keras.
Selain itu, sifatnya yang misterius, dingin, seolah mati rasa, dan agak sedikit kurang ajar membuat Levi berani dalam menghadapi siapa pun. Bahkan dalam OVA: Kuinaki Sentaku, saat dia pertama kali masuk ke pasukan pengintai, ia berani menantang mentornya sendiri. Sungguh kurang ajar sekali Levi ini. Ia sama sekali tak mengindahkan nilai-nilai moral feodalistis yang seharusnya dimiliki oleh setiap prajurit baru. Hal ini, lagi-lagi disebabkan karena latar belakang lingkungannya yang memang tak mengenal norma-norma semacam itu.
Lalu, apa jadinya jika Levi Ackerman tumbuh dan berkembang di lingkungan pesantren yang penuh unggah-ungguh? Akankah dia punya sifat yang sama seperti yang kita kenal selama ini? Tentu tidak, dong! Berikut adalah hal-hal yang akan terjadi andai Levi Ackerman nggak tumbuh di lingkungan yang keras dan penuh kriminalitas.
#1 Ke-badass-annya nggak akan tersalurkan dengan baik
Hidup di lingkungan pesantren berarti hidup dengan menjunjung tinggi nilai-nilai kehidupan. Andai Levi Ackerman hidup di lingkungan ini, pastilah ke-badass-annya tak akan tersalurkan dengan sempurna. Jika kelak ia berhadapan dengan titan-titan raksasa, sebelum membunuh mereka, jelas ia akan mengucap “bismillah” terlebih dahulu. Ia pun tak akan berlebihan dalam membunuh titan seperti ketika ia murka pada titan yang membunuh kedua sahabatnya, Isabel dan Farlan.
Singkatnya, dengan menjunjung tinggi nilai kehidupan, meskipun itu seorang titan yang berbahaya, ia akan mencoba membunuh titan-titan itu dengan cepat dan sekali jadi sehingga mereka nggak perlu menderita. Sungguh religius!
#2 Bakalan jago silat
Alih-alih jago mainin pisau seperti di anime-nya, saya yakin jika Levi Ackerman tumbuh di pesantren, ia akan diajarkan oleh engkong-engkong yang jago seni bela diri pencak silat. Seperti diketahui, silat dibutuhkan untuk menanamkan kemampuan dan keterampilan spiritual serta sebagai keterampilan ekstra untuk membuat santri tidak sebatas jago dalam pembelajaran ilmu agama. Oleh karena itu, dalam hal membunuh titan, ia juga akan membikin gerakan-gerakan yang ritmis dan berirama sehingga akan terlihat sangat indah jika ditonton.
#3 Akan lebih ber-akhlakul karimah pada teman-teman dan seniornya
Salah satu hal yang menjengkelkan dari Levi adalah sifatnya yang arogan di hadapan senior. Dalam OVA: Kuinaki Sentaku episode ke-2, Levi terlihat sangat menantang senior di pasukan pengintai yang mementori mereka, Flagon. Walaupun dirinya marah karena Flagon mengejek kota bawah tanah yang sebelumnya ia tinggali, reaksi yang berbeda mungkin akan kita lihat jika Levi besar di lingkungan pesantren. Alih-alih bersifat reaksioner, ia akan menganggap Flagon ibarat guru ngajinya di pesantren dulu sehingga Levi pasti akan lebih sopan dan menghormati seniornya itu (meskipun dia diejek).
Hal lain yang kemungkinan akan berubah dari Levi andai ia besar di lingkungan religius tentu sikapnya yang akan lebih terbuka pada teman-teman yang lain. Jika selama ini Levi dianggap bodo amatan, tidak punya emosi, dan cenderung dingin pada teman-temannya, ia justru akan bersikap lebih toleran, mampu mengekspresikan empati, dan tentu akan lebih hangat pada teman-temannya. Kita bahkan akan sering melihat Levi bersedih dan murung akibat melihat teman-temannya meninggal oleh titan.
Pesantren memang memiliki corak kekeluargaan dan nilai-nilai moral yang kental sekali. Nilai-nilai agama serta persahabatan antara Levi dan santri-santri lainnya tentu sangatlah berguna dalam perkembangan karakter Levi Ackerman yang saya idam-idamkan ini. Saya membayangkan ini karena ingin melihat Levi yang religius-humanis serta Levi yang dapat mengekspresikan perasaan senang maupun sedihnya dengan terbuka.
BACA JUGA Fungsi Menanyakan Agama Orang Itu buat Apa, sih? dan tulisan Raihan Rizkuloh Gantiar Putra lainnya.