Kalau ditanya motor apa yang paling kontroversial, saya akan jawab RX King. Bukan, NMAX tak akan bisa menyaingi motor ini. Saya pikir, motor yang pertama kali dapet stigma buruk di negara ini ya RX King.
Saya pun awalnya berpikir seperti itu. Oh Tuhan, saya tak pernah semenyesal ini meyakini sesuatu. Saya menyesal pernah meremehkan Yamaha RX King.
Pendapat saya terhadap RX King, awalnya, sama seperti kebanyakan orang-orang yang kadung benci sama motor ini. Awalnya saya selalu terganggu dengan suara dari mesin sang raja. Kalau tak boleh disebut berisik, ia punya daya tarik untuk membuat orang-orang tak nyaman. Apalagi yang dipasangi knalpot racing, nggak enak banget didenger. Soal desain dan bentuk, saya tak terlalu bermasalah. Hanya saja, ia sudah terlanjur diberi stigma nakal dan bandel oleh masyarakat dan media. Dan sayangnya, stigma itu ikut meresap di jiwa dan sukma saya.
Tampilan motornya yang terkesan bandel, kerap membuat dirinya dipandang buruk saat membelah jalanan. Seminim-minimnya, ia akan dianggap menyebalkan. Jika sedang sial, bisa dianggap mau melakukan sebuah kejahatan. Motor copet, jambret, dan begal, adalah sebutan yang kerap saya dengar dan kadang diamini oleh banyak orang. Apalagi motor-motor jenis ini kerap muncul di televisi sebagai tunggangan para kriminil. Mungkin hal itu yang membuat masyarakat makin mempercayai segala stigma yang menempel pada sang raja.
Lalu pikiran saya berubah setelah mencoba “mengenal” motor ini.
Setelah saya ikut kegiatan klub motor ini, stigma-stigma itu luruh dengan sendirinya. Sebagai pria yang rajin membonceng karena tak terlalu bisa naik motor, banyak pengalaman yang saya dapat saat menjadi co-pilot barang beberapa kali. Soal suara misalnya, itu hanyalah masalah setelan pabrik semata. Namanya juga motor bermesin 2 tak dan punya kapasitas mesin 130-an cc, wajar jika ia menderu dan menyeruak dengan alami ke gendang telinga banyak orang. Soal para penikmat knalpot tak standar, itu juga tak bisa dijadikan alasan untuk menganggap semua penikmat RX King tak taat hukum dan tak peduli pada kenyamanan orang lain.
Stigma motor yang beririsan dengan kriminalitas juga tak bisa seenak itu dimaklumi dan dinormalisasi. Memang, ia motor super cepat dengan akselerasi gahar, dan tak menutup kemungkinan cocok untuk melarikan diri dengan cepat. Namun, tak semua pelaku kejahatan jalanan menggunakan sang raja untuk beraksi. Memang ada, tapi mereka hanya oknum. Hal ini justru menguatkan bahwa motor ini memang diciptakan untuk menjadi tunggangan yang cepat pun tangguh.
Soal para penikmat sang raja yang ugal-ugalan di jalan, nggak sopan, tak mematuhi peraturan, itu semua mudah kita temui pada banyak pengendara motor jenis lain juga. Yang terbaru sih, NMAX. Sekali lagi, ini bukan soal motornya, tapi mentalitas penunggangnya. Kebetulan saja, RX King adalah motor dengan stigma bad boy, sehingga sulit dipercaya bahwa tak semua penunggangnya urakan dan tak tahu aturan.
Saya pernah membonceng banyak motor retro macam sang raja. Namun, ia memberikan pengalaman baru yang tak akan pernah saya lupa. Pertama kali saya membonceng motor ini adalah saat sekolah dulu. Seorang teman memang menggunakan sang raja untuk pulang pergi sekolah. Sayang, motor itu kerap bermasalah. Tapi, saat dewasa dan membonceng King yang sehat pun walafiat, tarikannya yang ganas benar-benar terasa.
Ia tak hanya sekadar ganas, namun benar-benar punya mesin yang tahan banting. Cepat sudah pasti, roso juga satu paket, mudah cari onderdil jangan ditanya lagi. Ia memang boros, apalagi dibandingkan Megapro. Tapi, semua itu sebanding dengan kualitasnya. Karena itulah, saya kira tak perlu ragu untuk menjadikan motor ini sebagai tunggangan atau pun hobi dan koleksi.
Memang, semua itu soal selera, mau suka atau tak suka semua sah-sah saja. Yang pasti, Yamaha RX King bukan motornya pelaku kejahatan, apalagi tunggangan anak nakal dan bandel. Camkan itu!
Penulis: Bayu Kharisma Putra
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Napak Tilas RX-King: Raja Jalanan yang Kerap Digunakan Penjambret di FTV