- Ditiadakannya yudisium
Yudisium adalah suatu tahapan di mana mahasiswa secara resmi dinyatakan lulus dari kampus. Akan tetapi, di UIN SATU baru saja beredar pengumuman bahwa mulai wisuda periode ke-43 yang rencananya akan dilaksanakan pada awal Juni, yudisium sudah ditiadakan. Entah apa yang membuat acara sakral satu ini dihapus.
Padahal ibarat kata yudisium ini adalah akadnya, sedangkan wisuda hanyalah sebuah prosesi. Sampai detik ini pihak kampus belum memberikan penjelasan.
Wisuda UIN SATU Tulungagung sebulan sekali
Umumnya wisuda di suatu perguruan tinggi dilaksanakan 2-3 kali dalam satu tahun. Dengan sistem seperti itu, mahasiswa harus berebut kursi untuk mendapatkan kesempatan tersebut, war-nya lebih ketat ketimbang war tiket konser internasional. Karena, jika mahasiswa belum mendaftar wisuda dan status pendaftarannya belum divalidasi, secara otomatis mereka akan tetap bayar UKT di semester depan.
Berbeda dengan sistem tahun-tahun sebelumnya, tahun ini UIN SATU Tulungagung berencana akan melakukan wisuda sebulan sekali. Wisudanya juga tidak dilaksanakan secara outdoor di bawah terop lagi. Kini wisuda dilakukan di salah satu gedung yang ada dikampus. Memang sih ini salah satu hal yang diharapkan para wisudawan UIN SATU.
Namun lagi-lagi hal ini cukup mengundang banyak komentar. Wisuda hanya dibatasi 500 kuota dan itu pun orang tua/wali hanya diberi jatah satu kursi. Kabarnya bagi mahasiswa yang mau orang tuanya masuk semua, maka akan kena tambahan biaya per kursi.
Kalau bagi saya sih nggak ngaruh mau diberi satu kursi atau dua kursi. Meskipun hanya dikasih satu kursi kedua orang tua saya tetap bisa masuk. Ya gimana nggak bisa, lha wong saya ini kembar kok. Jadinya undangan kembaran saya buat bapak dan saya buat ibuk atau sebaliknya. Kan sama saja, hehe.
Itulah tadi beberapa keluh kesah calon wisudawan UIN SATU Tulungagung ke-43 dan 44. Meskipun sepertinya terkesan banyak minusnya, namun percayalah bahwa pihak kampus pasti sedang mengupayakan yang terbaik bagi mahasiswanya. Congraduation buat calon wisudawan UIN SATU Tulungagung.
Penulis: Salma Farikha
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA UIN SATU Tulungagung, Kampus Negeri Bidikan Para Santri Jawa Timur




















