WC duduk memang kelihatan lebih modern dan estetis, tapi kalau untuk toilet umum mending pakai WC jongkok semua, deh.
Salah satu hal yang tidak menyenangkan saat berkendara yaitu muncul hasrat ingin buang air kecil (BAK) atau buang air besar (BAB) di tengah perjalanan. Apa lagi jika menggunakan moda transportasi umum seperti angkot maupun bis dalam kota. Duh, sensasinya itu, lho. Duduk terasa nggak nyaman, keringat dingin pun mulai bermunculan. Tahan… tahan…
Beda kalau menggunakan kendaraan pribadi. Kapan pun mendapat panggilan alam, kita bisa langsung belok ke tempat yang menyediakan toilet umum. Biasanya, toilet umum yang ada di SPBU jadi incaran.
Nah, masalahnya, menemukan toilet umum nggak serta merta membuat kita terbebas dari perkara. Kelegaan menemukan toilet umum bakal sirna seketika saat mendapati toilet umum yang semuanya menggunakan kloset duduk. Iyuuuhhh~
Daftar Isi
Permasalahan WC duduk di toilet umum
Saya berani bertaruh, saya bukan satu-satunya orang yang merasa dilema saat menghadapi toilet umum yang modelnya duduk. Gimana, ya? WC duduk ini banyak banget masalahnya.
Pertama, jelas soal kesehatan. Untuk yang satu ini, kita pasti sama-sama pernah mendengar tentang sejumlah penelitian yang menyebut bahwa WC jongkok itu lebih sehat daripada WC duduk.
Pasalnya, saat kita menggunakan WC duduk, punggung dan kaki kita akan membentuk sudut 90 derajat. Ternyata, ini bukanlah posisi yang baik dan sehat untuk melakukan buang air, terutama buang air besar. Posisi ini dapat menyebabkan otot puborectalis—yang berfungsi untuk mengatur arus pembuangan kotoran—berpotensi menekan saluran rektum, sehingga usus jadi tidak rileks. Kalau si usus nggak rileks, yang terjadi kemudian yaitu kotoran akan sulit untuk terbuang. Ngeri.
Bandingkan dengan saat kita menggunakan WC jongkok. Jongkok saat BAK maupun BAB membuat posisi kaki dan tubuh membentuk sudut 35 derajat. Posisi ini dapat melemaskan otot puborectalis, serta membuat gaya gravitasi dapat bekerja dengan baik. Hasilnya? Kotoran dapat terbuang dengan lancar. Plong.
WC duduk lebih menjijikkan
Selain menyebabkan masalah kesehatan, kalian ngerasa nggak sih kalau WC duduk itu lebih jorok? Apa lagi jika kita berbicara tentang toilet umum yang diperuntukkan bagi semua gender.
Bayangkan, ya. Laki-laki dan perempuan dari segala macam penjuru, yang kita nggak ngerti mereka habis makan apa atau punya penyakit apa, secara bergiliran menempelkan bokong mereka di satu tempat yang sama. Iyuhhh. Baru membayangkannya saja, sudah membuat saya bergidik.
Tambah lagi nggak semua homo sapiens memiliki kecerdasan tentang bagaimana menggunakan toilet umum secara baik dan benar demi kenyamanan bersama. Ada tuh, orang yang main kencing saja, tapi nggak disiram dengan baik. Akibatnya, bekas air kencingnya masih tercecer di dudukan toilet umum.
Ada pula manusia yang sudah tahu kalau toilet umum yang dia datangi menggunakan WC duduk, tapi maksa menggunakan si WC duduk dengan cara jongkok. Ya kalau akhirnya doi nggak lupa membersihkan bekas alas kakinya sih masih bisa dimaafkan. Masalahnya, banyak pula yang abai soal ini. Akhirnya, pengguna toilet umum setelahnya harus mendapati dudukan toilet yang kotor.
Ancaman di balik WC duduk yang ada di toilet umum
Soal dudukan toilet yang kotor ini, mohon maaf, nggak sesederhana “tinggal dibersihin aja, kok”. Nggak gitu konsepnya, Malih. Sekalipun kita bersihkan—dilap tisu ataupun air, misalnya—tetap saja dudukan toilet itu jadi ancaman bagi penggunanya.
Ancaman yang kelihatan dulu, deh, yaitu ancaman akan rasa nyaman kita dalam menggunakan fasilitas umum. Begini. Kalian pikir nyaman-nyaman aja gitu kalau pakai WC duduk di toilet umum yang dudukannya basah bekas dipakai orang? Kan nggak.
Iya, mungkin basahnya itu bukan basah karena bekas air kencing orang yang datang sebelum kita, tapi basah karena bilasan air. Ta, tapi, kan tetap saja terasa nggak nyaman duduk di atas bantalan WC yang basah. Ketidaknyamanan ini nggak kita temukan di WC jongkok. Pantat kita nggak perlu repot-repot bersentuhan dengan bekas pantat orang lain.
Kalaupun orang sebelum kita adalah orang yang rajin sampai dibela-belain ngelap bantalan WC, pengguna WC duduk di toilet umum masih harus berhadapan dengan ancaman yang tidak kelihatan, yaitu adanya bakteri penyakit yang bersarang di dudukan WC. Bakteri tersebut, misalnya: bakteri E.coli penyebab diare, bakteri S. aureus penyebab pneumonia atau penyakit kulit, bakteri Streptococcus penyebab gangguan tenggorokan, dll.
Kesimpulan
Saking banyaknya masalah dan ancaman di balik WC duduk ini, tak jarang banyak orang yang kemudian lebih memilih untuk menahan pipis daripada harus menggunakan WC duduk di toilet umum. Yang ini juga salah, sih. Bisa kena infeksi saluran kencing. Berabe juga, kan?
Dipikir sampai salto pun memang toilet umum terbaik adalah yang menggunakan kloset jongkok, bukan duduk. Secara kesehatan doi lebih baik, secara kejorokan pun masih bisa ditolerir yang membuat kita nggak perlu harus menahan pipis.
Pada akhirnya, hidup di dunia memang harus mengikuti zaman. Namun, beberapa hal ada yag mesti tetap konvensional, salah satunya yaitu WC duduk di toilet umum. Setuju?
Penulis: Dyan Arfiana Ayu Puspita
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA Toilet Sekolah, Tempat Paling Menjijikkan di Sekolah dan Bikin Trauma.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.