Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Urban Farming itu Tidak Hanya Siram Lalu Nunggu Panen seperti di Shopee

Hypatia Sabti Abdullah oleh Hypatia Sabti Abdullah
27 Juni 2020
A A
urban farming, Memang Betul, Berkebun di Masa Pandemi Itu Ternyata Mengasyikkan sayuran

Memang Betul, Berkebun di Masa Pandemi Itu Ternyata Mengasyikkan Rekomendasi Jenis Sayuran yang Bisa Ditanam Pemula

Share on FacebookShare on Twitter

 

Meningkatnya tren berkebun atau urban farming saat pandemi dengan memanfaatkan lahan yang ada di rumah menjadi kegiatan yang menyenangkan serta berfaedah. Tentu munculnya tren berkebun ini tidak lepas dari pengaruh media sosial.

Selain menjadi kebiasaan baru yang menyenangkan, berkebun di pekarangan rumah dapat membantu pemenuhan pangan skala rumah tangga. Lumayan panen kecil-kecilan sendiri bisa menghemat pengeluaran dapur, misalnya satu ikat kemangi 4.000, satu ikat kangkung 2.000 kita bisa saving 6.000 untuk kembali dibelikan bibit sayuran lainnya yang bisa berlipat ganda hasilnya (kalau tidak dimakan tikus).

Banyak sekali tips berkebun di rumah yang bisa didapatkan melalui Youtube, Google dan bisa langsung dipraktikkan tanpa harus kuliah jurusan pertanian atau mengikuti kursus berkebun terlebih dahulu untuk mengukuti tren tersebut. Segalanya terasa lebih mudah dan menyenangkan bukan?

Mengkonsumsi hasil dari kebun sendiri relatif lebih aman dan terjamin kebersihannya. Berbeda jika membeli dari super market atau tukang sayur yang sudah disentuh banyak tangan yang kemungkinan sudah terkontaminasi banyak virus ataupun bakteri yang bikin was-was saat badai Covid-19 menghantam kita seperti sekarang ini.

Berkebun di pekarangan rumah tidak sekadar menanam sayuran di polybag yang tersusun rapi kemudian selesai. Beberapa hal seperti media tanam, pemberian kompos, pupuk dan cara merawatnya juga perlu untuk diperhatikan demi kelangsungan hidup bibit.

Tidak lantas berkebun di pekarangan rumah hanya berupa aktivitas siram-menyiram lur, karena yang ditanam adalah sayuran beneran bukan tanaman virtual Shopee yang cukup disiram terus menerus sampai bisa panen. Kalau kamu nanam bayam ya panen bayam, berbeda kalau di Shopee kita nanam pohon tapi panennya bisa Buavita, bisa beras dan masih banyak lagi.

Jangan dikira berkebun di rumah itu isinya hanya hal-hal yang menyenangkan, tunggu dulu. Dalam berkebun kita juga harus ikhlas. Ikhlas tiba-tiba tanaman sayuran kita daunnya habis, batangnya tinggal setengah bahkan sampai tidak ada bekas tanaman sama sekali karena dimakan tikus diam-diam ketika malam hari.

Baca Juga:

Tradisi Aneh Kondangan di Daerah Jepara yang Sudah Saatnya Dihilangkan: Nyumbang Rokok Slop yang Dianggap Utang

6 Rekomendasi Tontonan Netflix untuk Kamu yang Mager Keluar Rumah Saat Liburan Tahun Baru

Tikus memang musuh setiap orang yang berkebun, baik petani asli maupun yang berkebun di pekarangan rumah. Tapi asal kita tahu saja, tidak hanya tikus yang merusak perkebunan kita tapi ada ulat yang cuma doyan makan daun atau ada ayam milik tetangga yang diam-diam mukbang tanaman di rumah tanpa sepengetahuan kita.

Jangan kira memelihara lele ya tinggal dikasih makan aja setiap hari, begitu pun berkebun sayuran di rumah tidak hanya menanam kemudian tinggal menunggu panen, tapi perlu dirawat. Betul memang merawat tidak semudah menanam, layaknya mempertahankan lebih sulit daripada mendapatkan.

Tren berkebun membuat orang-orang jadi paham, kalau jadi petani itu sebetulnya menyenangkan ketika melihat apa yang kita tanam dari mulai bibit sampai tumbuh besar dan bisa dipanen adalah kebahagian tersendiri. Terlepas dari kesejahteraan para petani yang memprihatinkan.

Berkebun di pekarangan rumah dengan di ladang itu berbeda. Jika di ladang, para petani sangat memperhatikan kebutuhan tanamannya, mulai dari musim tanam, waktu pemberian pupuk, pembersihan gulma yang tumbuh di sekitar tanaman, pengairan dan lain sebagainya. Semua dilakukan dengan penuh perhitungan agar supaya ketika musim panen tiba hasilnya melimpah ruah dan memberikan keuntungan.

Sekarang kita jadi tahu kan kenapa bisa jatuh cinta dengan tanaman sayur di pekarangan rumah karena mereka memberi kebahagiaan tersendiri selama kita di rumah aja.

Pada akhirnya rumah hunian kita tidak semata-mata hanya sebagai tempat tinggal tetapi dengan cara berkebun kita menghasilkan pangan sederhana secara mandiri, secara tidak langsung kita sudah membantu mewujudkan ketahanan pangan atau food security.

Jadi kesimpulannya adalah, ayo berkebun tapi rawat baik-baik dengan cara yang tepat.

BACA JUGA Memang Betul, Berkebun di Masa Pandemi Itu Ternyata Mengasyikkan atau tulisan Hypatia Sabti Abdullah lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 25 Juni 2020 oleh

Hypatia Sabti Abdullah

Hypatia Sabti Abdullah

Mahasiswa biasa saja. Instagram: @hypatiasabtiabdullah, Twitter: @hypatiasabtiabd.

ArtikelTerkait

Rokok Country Merah: Rokok Alternatif untuk Pencinta Marlboro Merah, tapi Bujetnya Rendah

Rokok Country Merah: Rokok Alternatif untuk Pencinta Marlboro Merah, tapi Bujetnya Rendah

2 April 2022
3 Alasan Blora Kalah Pamor Dibanding Kabupaten Tetangga

3 Alasan Blora Kalah Pamor Dibanding Kabupaten Tetangga

14 Oktober 2025
Stasiun Semarang Poncol: Saksi Bisu Sejarah hingga Urban Legend di Sudut Kota Semarang

Stasiun Semarang Poncol: Saksi Bisu Sejarah hingga Urban Legend di Sudut Kota Semarang

17 Mei 2023

Analisis Sosio-Historis pada Logo Partai Sebelum Memilihnya 2024 Nanti

13 September 2021
Adegan Tutup Mata di Sinetron: Romantis Kagak, Cringe Iya

Adegan Tutup Mata di Sinetron: Romantis Kagak, Cringe Iya

12 Juli 2022
4 Keuntungan Punya Rumah Dekat Kuburan yang Jarang Disadari Orang Mojok.co

4 Keuntungan Punya Rumah Dekat Kuburan yang Jarang Disadari Orang

1 Mei 2025
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Kuliah Bukan Perlombaan Lulus Tepat Waktu, Universitas Terbuka (UT) Justru Mengajarkan Saya Lulus Tepat Tujuan

Kuliah Bukan Perlombaan Lulus Tepat Waktu, Universitas Terbuka (UT) Justru Mengajarkan Saya Lulus Tepat Tujuan

24 Desember 2025
Derita Jadi Pustakawan: Dianggap Bergaji Besar dan Kerjanya Menata Buku Aja

Derita Jadi Pustakawan: Dianggap Bergaji Besar dan Kerjanya Menata Buku Aja

23 Desember 2025
Situbondo, Bondowoso, dan Jember, Tetangga Banyuwangi yang Berisik Nggak Pantas Diberi Respek

Situbondo, Bondowoso, dan Jember, Tetangga Banyuwangi yang Berisik Nggak Pantas Diberi Respek

25 Desember 2025
Nggak Punya QRIS, Nenek Dituduh Nggak Mau Bayar Roti (Unsplash)

Rasanya Sangat Sedih ketika Nenek Saya Dituduh Nggak Mau Bayar Roti Terkenal karena Nggak Bisa Pakai QRIS

21 Desember 2025
Gak Daftar, Saldo Dipotong, Tiba-tiba Jadi Nasabah BRI Life Stres! (Unsplash)

Kaget dan Stres ketika Tiba-tiba Jadi Nasabah BRI Life, Padahal Saya Nggak Pernah Mendaftar

21 Desember 2025
Garut Bukan Cuma Dodol, tapi Juga Tempat Pelarian Hati dan Ruang Terbaik untuk Menyendiri

Garut Itu Luas, Malu Sama Julukan Swiss Van Java kalau Hotel Cuma Numpuk di Cipanas

23 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Pemuja Hujan di Bulan Desember Penuh Omong Kosong, Mereka Musuh Utama Pengguna Beat dan Honda Vario
  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa
  • Sempat “Ngangong” Saat Pertama Kali Nonton Olahraga Panahan, Ternyata Punya Teropong Sepenting Itu

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.