Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Kampus

Kalau UGM Ramai Soal Ijazah (yang katanya) Palsu, Wisudawan UNY Periode Februari Malah Belum Terima Ijazah Mereka

Janu Wisnanto oleh Janu Wisnanto
28 Mei 2025
A A
Kalau UGM Ramai Soal Ijazah (yang katanya) Palsu, Wisudawan UNY Periode Februari Malah Belum Terima Ijazah Mereka

Kalau UGM Ramai Soal Ijazah (yang katanya) Palsu, Wisudawan UNY Periode Februari Malah Belum Terima Ijazah Mereka

Share on FacebookShare on Twitter

Saya tidak sedang bercanda ketika menulis ini, tidak sedang sarkastik, apalagi satir berlebihan. Saya hanya sedang menuliskan keresahan. Keresahan kecil yang bisa jadi dianggap remeh oleh birokrasi universitas, tapi terasa besar dan menyesakkan bagi mereka yang menanti. Yakni para lulusan UNY angkatan wisuda Februari 2025 yang hingga akhir Mei ini belum menerima ijazah.

Kabar ini saya dapatkan dari seorang kawan yang lulus Februari lalu. Dia sudah mengenakan toga, sudah berfoto dengan senyum mengembang, sudah memeluk orang tuanya dengan haru di depan GOR UNY, sudah mengucapkan syukur karena perjuangannya selesai. Tapi ternyata belum. Karena yang belum selesai adalah urusan selembar ijazah.

“Ijazah masih diproses,” begitu kira-kira jawaban yang ia terima ketika bertanya ke pihak kampus. Jawaban klise, klasik, dan seperti biasa, tidak menyelesaikan apa-apa.

Kawan saya lulus, tapi tak diakui sistem

Di negeri yang segalanya butuh surat, status “sudah lulus” tak punya banyak arti kalau belum dibarengi dengan dokumen fisik. Ijazah bukan sekadar simbol. Ia adalah password untuk masuk ke ruang-ruang dunia kerja, syarat administratif untuk mendaftar CPNS, seleksi beasiswa, bahkan sekadar untuk mengurus SKCK.

Tanpa ijazah, para lulusan ini seperti sedang main gim di mode “already win” tapi masih dianggap “game over” oleh sistem. Dan itu menyakitkan.

Saya tidak sedang menyindir UNY secara kelembagaan. Saya yakin, banyak civitas akademika di dalamnya juga bingung dan muak dengan situasi ini. Tapi saya merasa perlu menyuarakan keresahan ini karena terlalu banyak yang bungkam. Karena siapa juga yang mau bersuara keras di hadapan almamater yang membesarkan namanya?

Keterlambatan yang tak pernah dijelaskan

Saya tak paham kenapa bisa selama ini. Biasanya, beberapa minggu atau maksimal satu bulan setelah wisuda, ijazah sudah diterima. Tapi ini? Hampir empat bulan. Bahkan informasi mengenai penyebab keterlambatan pun nyaris nihil. Apakah karena cetakannya? Apakah ada kendala teknis dalam sistem akademik? Atau, jangan-jangan, karena hal remeh seperti belum tersedia map ijazah dengan lambang UNY yang mengilat?

Ketidakjelasan ini yang bikin gerah. Bahkan kawan saya yang biasa santai dan jarang emosional mulai mengeluh di status WhatsApp. “Saya lulus. Tapi enggak bisa kerja. Ijazah belum turun,” tulisnya. Simpel. Tapi rasanya seperti tamparan.

Baca Juga:

Alasan Saya Masuk dan Betah Kuliah di UNY hingga S2 dari Awalnya Asal Pilih Saja

Sisi Gelap Kos Karangmalang yang Jadi Andalan Mahasiswa UNY

Kita bukan sedang bicara soal mahasiswa yang malas mengurus dokumen. Ini soal mahasiswa yang sudah sah diwisuda, yang sudah menyelesaikan skripsi, sudah yudisium, sudah segalanya—tapi belum bisa memulai langkah pasca-kampus karena administrasi kampus tak kunjung tuntas.

UNY tak boleh lupa kalau kita ini bukan cuma mahasiswa, kita juga rakyat

Kita terlalu sering menempatkan kampus di atas segalanya. Kita puja sebagai menara gading ilmu pengetahuan. Tapi kadang, dari puncak menara itu, suara rakyat kecil tak terdengar. Mahasiswa yang baru lulus itu bukan hanya alumni, bukan hanya angka dalam sistem akademik. Mereka adalah rakyat yang sedang berjuang mencari kerja, memulai hidup baru, membangun masa depan.

Ijazah yang terlambat, bisa berarti kesempatan kerja yang melayang. Bisa berarti gagal ikut CPNS. Bisa berarti harus menunggu satu tahun lagi hanya karena dokumen yang tidak kunjung keluar. Dan ini bukan hal sepele.

Saya tahu birokrasi itu pelik. Tapi kalau urusan ijazah saja bisa molor berbulan-bulan, lalu bagian mana dari “mencerdaskan kehidupan bangsa” yang sedang dikerjakan?

UNY harus buka suara

Saya tidak menuntut drama, tidak pula ingin menjatuhkan nama baik kampus. Saya justru ingin menyelamatkan marwah UNY sebagai kampus saya juga, supaya tidak tercoreng hanya karena masalah teknis yang seharusnya bisa ditangani dengan baik.

Yang dibutuhkan sekarang adalah klarifikasi terbuka. UNY bisa membuat pernyataan resmi tentang kendala yang terjadi, menjelaskan timeline yang jelas, memberi kepastian kapan ijazah akan keluar. Bahkan, kalau perlu, meminta maaf secara resmi kepada para lulusan.

Sebab, keterlambatan ini bukan hanya perkara teknis. Ini menyangkut kepercayaan publik. Ini menyangkut masa depan para alumninya.

Bukan sekadar ijazah

Masalah ini membuka tabir bahwa kampus belum sepenuhnya paham: bahwa lulusan itu bukan hanya produk, tapi juga pemilik masa depan. Selembar ijazah bukan cuma formalitas, tapi jembatan menuju dunia nyata.

Saya ingat, dulu ada dosen yang berkata, “Kalau kamu sudah lulus, berarti kampus selesai urusannya sama kamu.” Tapi saya tak sepenuhnya setuju. Justru ketika kita sudah lulus, kampus seharusnya memulai tanggung jawab berikutnya: menjamin bahwa lulusannya bisa mengakses masa depan dengan baik. Salah satunya dengan administrasi yang lancar.

Harapan kecil dari seorang biasa

Saya menulis ini bukan sebagai pengamat pendidikan, bukan juga sebagai alumni UNY yang hebat. Saya hanya orang biasa, yang kebetulan punya kawan yang kesulitan memulai hidup baru karena ijazahnya masih di dalam map, atau malah belum dicetak sama sekali.

Harapan saya sederhana: semoga UNY segera menyelesaikan perkara ini. Segera beri kejelasan kepada para lulusan. Jangan biarkan mereka tergantung dalam ketidakpastian. Dan untuk kampus-kampus lain di seluruh negeri, belajarlah dari ini: jangan biarkan ijazah jadi beban, padahal seharusnya jadi hadiah.

Sebab masa depan bukan hanya soal mimpi. Ia juga soal dokumen yang dicap dan ditandatangani. Dan itu, seharusnya bisa diurus lebih cepat dari kegalauan skripsi.

Kawan saya, dan ratusan lulusan UNY Februari 2025 lainnya, saat ini mungkin sedang bertanya-tanya: “Apakah perjuangan saya kuliah bertahun-tahun harus berhenti hanya karena selembar ijazah yang tak kunjung jadi?”

Saya tak tahu harus jawab apa. Tapi saya percaya, tulisan ini bisa jadi suara kecil yang menggugah hati mereka yang duduk di Rektorat. Bahwa keterlambatan kecil bisa jadi luka besar. Bahwa kami tak butuh banyak janji. Cukup satu saja: ijazahnya keluar.

Cepat. Sebelum masa depan mereka keburu lewat.

Penulis: Janu Wisnanto
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Enaknya Jadi Alumni UNY: Nggak Ada yang Bisa Dibanggakan, Nggak Ada Beban

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 28 Mei 2025 oleh

Tags: ijazah kuliahUNYwisudawan
Janu Wisnanto

Janu Wisnanto

Mahasiswa semester akhir Universitas Ahmad Dahlan, jurusan Sastra Indonesia. Pemuda asli Sleman. Penulis masalah sosial di Daerah Istimewa Yogyakarta.

ArtikelTerkait

Selama Gaji Guru Tidak Naik, Universitas Pendidikan macam UNY Hanya Akan Jadi Pencetak Orang Miskin Baru

Selama Gaji Guru Tidak Naik, Universitas Pendidikan macam UNY Hanya Akan Jadi Pencetak Orang Miskin Baru

1 Januari 2024
Di Sleman, Mahasiswa Bisa Hidup dengan Uang 30 Ribu (Unsplash)

Cara Mahasiswa Bertahan Hidup di Sleman dengan Uang 30 Ribu

23 Juni 2024
Budaya di FBSB UNY: Sekadar Tambahan Nama atau Beneran Punya Makna?

Budaya di FBSB UNY: Sekadar Tambahan Nama atau Beneran Punya Makna?

9 April 2025
Pertigaan Fishipol UNY, Tempat Berkumpulnya Gondes Tukang Catcalling yang Meresahkan!

Pertigaan Fishipol UNY, Tempat Berkumpulnya Gondes Tukang Catcalling yang Meresahkan!

27 Agustus 2024
UNY, Kampus Pendidikan yang (Tidak Selalu) Mendidik Mojok.co

UNY, Kampus Pendidikan yang (Tidak Selalu) Mendidik

4 April 2025
UNY yang Dahulu Bukanlah yang Sekarang, Tidak Lagi Jadi Kampus Merakyat seperti yang Selama Ini Diromantisasi Mojok.co

UNY yang Dahulu Bukanlah yang Sekarang, Tidak Lagi Kampus Merakyat seperti yang Selama Ini Diromantisasi

20 Agustus 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Pengalaman Nonton di CGV J-Walk Jogja: Murah tapi Bikin Capek

Pengalaman Nonton di CGV J-Walk Jogja: Murah tapi Bikin Capek

4 Desember 2025
Angka Pengangguran di Karawang Tinggi dan Menjadi ironi Industri (Unsplash) Malang

Ketika Malang Sudah Menghadirkan TransJatim, Karawang Masih Santai-santai Saja, padahal Transum Adalah Hak Warga!

29 November 2025
Pengajar Curhat Oversharing ke Murid Itu Bikin Muak (Unsplash)

Tolong, Jadi Pengajar Jangan Curhat Oversharing ke Murid atau Mahasiswa, Kami Cuma Mau Belajar

30 November 2025
3 Alasan Soto Tegal Susah Disukai Pendatang

3 Alasan Soto Tegal Susah Disukai Pendatang

30 November 2025
Tidak seperti Dahulu, Jalanan di Solo Kini Menyebalkan karena Semakin Banyak Pengendara Nggak Peka Mojok.co

Tidak seperti Dahulu, Jalanan di Solo Kini Menyebalkan karena Semakin Banyak Pengendara Nggak Peka

1 Desember 2025
Menengok Bagaimana Penjaga Palang Kereta Api Bekerja, Termasuk Berapa Gajinya dan Gimana Cara Mendaftarnya  

Menengok Bagaimana Penjaga Palang Kereta Api Bekerja, Termasuk Berapa Gajinya dan Gimana Cara Mendaftarnya  

1 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.