Salah satu yang saya ingat dari kelas bahasa Inggris semasa sekolah adalah saat diminta menyiapkan lagu berbahasa Inggris berformat MP3 di pertemuan pekan depan. Lebih baik lagi kalau ada versi karaokenya. Yaaa semacam belajar bahasa Inggris lewat lagu gitu laaah.
Waduh.
Mulanya, saya merasa keberatan selain karena khazanah musik saya tidak luas, juga khawatir kalau harus bertanggung jawab membiayai teman-teman sekelas dan guru-guru untuk periksa ke dokter THT. Namun, setelah dijalani serta dibandingkan dengan pengalaman hingga kini, ada benarnya juga keberatan saya waktu itu. Menurut penilaian saya, ternyata memang cara belajar bahasa Inggris dari lagu untuk pemula, secara umum jauh dari kata efektif. Berikut beberapa kekurangan yang saya temukan.
Pertama, tidak cocok untuk belajar gramatikal. Untuk estetika, rima, atau alasan artistik lainnya, lirik lagu sering kali melanggar aturan tata bahasa. Bahkan tidak sekali dua kali sudah keliru dari judulnya.
Tentu ini tidak kemudian membuat lagu itu salah serta tidak layak dengar, dan bukan berarti penulis lirik tidak paham dengan bahasanya. Susunan kalimatnya ya disesuaikan dengan lagu yang dibuat.
Akan tetapi, ini tetap membuatnya menjadi kekurangan ketika dijadikan prasarana belajar bahasa awal. Terlebih jika penguasaan tata bahasa masih lemah, bisa ikut oleng. Terutama untuk kalangan yang masih yakin berbahasa Inggris dengan “nggak perlu belajar grammar, yang terpenting dari menyusun kalimat adalah enak didengar”.
Untuk kegunaan percakapan berbahasa Inggris sehari-hari, tampaknya hal tersebut memang tidak terlalu jadi masalah. Lantaran, di keseharian penutur jati bahasa Inggris pun tidak selalu rapi bertata bahasa. Ya seperti berbahasa Indonesia kita, mana ada coba slebew di KBBI. Belum lagi, SPOK yang sering belepotan. Namun, kita ya paham-paham saja.
Ingat, logika grammar dan lagu itu berbeda. Karya sastra seperti puisi, lirik lagu, punya logika tersendiri. Jadi, belajar bahasa Inggris lewat lagu, dan memegang teguh logikanya, bakal bikin kalian kelabakan ketika ketemu bahasa Inggris formal.
Kedua, sulit untuk fokus.
Begini. Nggak semua orang cocok dengan metode belajar sambil dengerin lagu. Fokus orang beda-beda. Ada yang fokusnya hebat, ada yang liat lalat lewat aja dah buyar. Untuk orang golongan terakhir, belajar bahasa Inggris lewat lagu adalah cara paling nggak efektif.
Memang, lagu bahasa Inggris bikin kita bisa sekalian belajar pronunciation. Tapi, lagi-lagi, jangan dijadiin pegangan utama. Sebab, (lagi-lagi) logika bahasanya udah beda.
Ketimbang belajar bahasa Inggris dari lirik lagu, menonton tayangan dengan audio berbahasa Inggris tanpa dibantu takarir lebih efisien.
Dulu waktu masih masa penayangan, saya terpaksa menonton Gravity Falls tanpa takarir karena keburu kena spoiler kalau menunggu. Syukur, sekarang saya sudah bisa menonton Gravity Falls tanpa harus baca takarir sama sekali. Tapi entah ya, ini karena skill saya meningkatkan atau jadi hafal dialognya karena kebanyakan rewatch. Hahaha.
Yang paling bener, meski jadi yang paling membosankan, adalah belajar bahasa Inggris lewat materi-materi buku, kamus macam Oxford, serta sumber-sumber lain selain lagu dan film. Memang susah, tapi, setau saya, jalan yang bener itu biasanya yang paling susah.
Sebenarnya, bukan berarti belajar bahasa dari lagu itu kurang berguna. Saya yakin ini juga berlaku untuk bahasa-bahasa lain. Hanya saja, sebaiknya tidak diperlakukan sebagai sumber primer. Kalau diperlakukan begitu, yaaa kalian akan stuck di situ-situ saja.
Selamat belajar!
Penulis: Annisa Rakhmadini
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Kemampuan Bahasa Inggris Orang Indonesia Memang Rendah, Terus Kenapa?