Daftar Isi
#3 Ungker mengandung protein yang tinggi
Ungker menyimpan kandungan gizi yang tinggi. Saya sempat berselancar di internet, hewan ini mengandung protein dan asam amino. Kepompng daun jati ini juga mengandung asam lemak tak jenuh dan sejumlah vitamin larut lemak. Namin, hewan ini tergolong rendah lemak, bahkan lebih rendah dibanding daging sapi dan ayam.
Ungker memang lezat, tapi perlu berhati-hati mengonsumsinya. Apalagi kalau punya alergi tertentu seperti biduran. Bisa jadi setelah mencicipinya kulit kalian gatal dan kemerahan.
#4 Bisa diolah menjadi beberapa masakan
Ungker bisa diolah menjadi beberapa jenis masakan yang lezat. Kalau saya, paling favorit ungker diolah menjadi menjadi oseng-oseng dan digoreng biasa. Ada juga yang mengolahnya menjadi rempeyek dan botok.
Sayangnya, di Blora tidak ada warung khusus yang menyajikan hasil olahan ungker. Kalaupun ada, pilihan olahannya terbatas. Panganan satu ini memang biasanya dimasak di rumah untuk konsumsi sendiri.
#5 Menjadi desain untuk batik khas Blora
Saking kuatnya keunikan ungker, kepompong mungil ini ternyata menjadi inspirasi motif batik Blora. Tentu saja selembar batik tidak semuanya bermotif kepompong ulat jati. Biasanya motif ungker dipadukan dengan gambar lain yang mengangkat tema ciri khas Blora, misalnya daun jati, pohon jati, sate, dan lainnya.
Di atas lima keunikan ungker kuliner khas Blora. Kalau kalian penasaran, jangan lupa mampir pas penghujung tahun atau musim hujan ya. Mencicipi panganan ekstrem ini akan memperkaya pengalaman kuliner kalian. Selamat mencoba!
Penulis: Rudy Tri Hermawan
Editor: Kenia Intan
BACA JUGA Blora Memang Banyak Kekurangan, tapi Jangan Diprotes Terus, dong!
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.