Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Kampus

UNESA Belum Pantas Jadi Kampus Ramah Disabilitas kalau Ruang Kelas dan Toilet Mahasiswa Masih di Lantai Dua, Nggak Pakai Lift pula

Adhitiya Prasta Pratama oleh Adhitiya Prasta Pratama
14 Oktober 2023
A A
UNESA Belum Pantas Jadi Kampus Ramah Disabilitas kalau Ruang Kelas dan Toilet Mahasiswa Masih di Lantai Dua, Nggak Pakai Lift pula

UNESA Belum Pantas Jadi Kampus Ramah Disabilitas kalau Ruang Kelas dan Toilet Mahasiswa Masih di Lantai Dua, Nggak Pakai Lift pula (Unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Akhir-akhir ini, UNESA menjadi sorotan khalayak. Mulai dari pembahasan perubahan PTN-BLU ke PTN-BH sehingga menyebabkan lahan parkir yang sempit, ruang kelasnya yang terbatas, macet, polusi, mahasiswa membludak, dan masih banyak lagi. Namun, saya nggak akan membahas hal-hal itu karena banyak mahasiswa UNESA yang sudah menuliskan unek-uneknya di Terminal Mojok.

Saya justru akan membahas soal kampus ramah disabilitas. Sematan “UNESA kampus ramah disabilitas” adalah hal yang kurang tepat bagi saya. Bukan tanpa alasan saya mengatakan demikian, sebab, nyatanya fasilitas bagi penyandang disabilitas di kampus ini memang sangat terbatas.

Ketika masuk ke dalam kampus, dari luar gedung tiap fakultas memang akan terlihat jalur khusus kursi roda yang bisa digunakan mahasiswa penyandang disabilitas. Tapi, meskipun di depan pintu masuk ada jalur khususnya, kalau ruang kelasnya berada di lantai dua, ya percuma aja, dong. Apalagi mengingat gedung fakultas di UNESA nggak ada lift.

Mendapat peringkat ketiga kampus ramah disabilitas di dunia

Hampir setahun yang lalu, pada tahun 2022, Universitas Negeri Surabaya tercatat menempati urutan ketiga sebagai kampus paling ramah disabilitas di dunia. Nggak main-main, lho. UNESA menduduki peringkat ketiga dari 125 perguruan tinggi di dunia dengan skor 89,56. Dua tingkat di bawah Open University UK, dengan skor 90,94 dan University of Alicante Spanyol, dengan skor 90,28.

Perankingan ini mungkin disambut meriah oleh para petinggi kampus sebagai bagian dari prestasi yang membanggakan. Akan tetapi, itu pun belum cukup bagi mahasiswa seperti kami. Perankingan tersebut dihasilkan dari penilaian beberapa indikator. Ada 10 indikator, katanya. Di antaranya, ada indikator kepemimpinan, perencanaan strategis, kebijakan khusus inklusi, kelembagaan, kerja sama organisasi disabilitas, sarana-prasarana, akomodasi yang layak, siswa-karyawan, pendidikan dan penelitian-pengabdian masyarakat.

Penilaian tersebut tampaknya kurang memerhatikan satu indikator, yakni fasilitas konkret bagi penyandang disabilitas. Teman-teman saya di UNESA pasti sangat setuju kalau fasilitas untuk penyandang disabilitas hanya tampak luar. Di dalamnya, masyallah memprihatinkan.

Ruang kelasnya di UNESA kebanyakan di lantai dua dan masih menggunakan tangga

Saya pernah kuliah di dua kampus UNESA sekaligus, di Lidah Wetan dan Ketintang. Dan ruang kelas saat kuliah di kedua kampus itu sama-sama berada di lantai atas, lantai dua atau bahkan lebih.

Ketika saya ngampus di Lidah Wetan selama satu semester, kelas yang saya tempati semuanya ada di lantai dua. Misalnya saja gedung T3, T4, dan T8 Fakultas Bahasa dan Seni (FBS). Bagi mahasiswa yang ngampus di sana, kalian pasti kebayang kan, kita yang diberi Tuhan kesempurnaan saja menggeh-menggeh untuk naik ke ruang kelas, gimana saudara kita yang memiliki keterbatasan?

Baca Juga:

Stop Mengira Kuliah Online UT Itu Main-main, Kenyataannya Lebih Serius dan Menantang Dibanding Kuliah Konvensional

5 Rekomendasi Kuliner Babi Surabaya untuk Kalian yang Menghabiskan Cuti Natal di Kota Pahlawan

Saya pernah mendapati teman saya yang habis jatuh dan menggunakan tongkat kruk (tongkat patah kaki) saat berkuliah. Saya tahu persis betapa teman saya ini harus bersusah payah naik ke salah satu gedung fakultas di Lidah Wetan. Melewati beberapa anak tangga satu per satu, sampai akhirnya dia memutuskan untuk kuliah daring saja. Bukan apa-apa, selain capek, hal itu juga menyiksa dan bahaya.

Hal serupa juga saya rasakan di kampus UNESA Ketintang, tempat fakultas saya berada. Di gedung I6, I7, dan I8, Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum (FISH), kalian akan mendapati ruang kelas yang ada di atas, alias di lantai dua. Untuk sampai ke ruang kelas, kami harus menaklukkan puluhan bahkan ratusan anak tangga.

Saya kadang mbatin, lha ini di depan pintu masuk gedung ada jalur kursi roda, begitu masuk ke dalam, kelasnya ada di atas, ini teman-teman yang disabilitas naiknya gimana? Wong yo nggak ada lift-nya juga!? Saya kadang-kadang juga iri dengan kampus tetangga, UINSA (Universitas Islam Negeri Sunan Ampel), misalnya.

Beberapa bulan yang lalu, saya berkunjung ke UINSA kampus II Gunung Anyar, tepatnya di Gedung FISIP. Betapa melongonya saya, gedungnya sudah menggunakan lift. Padahal UINSA nggak memiliki embel-embel “kampus ramah disabilitas”, tapi mereka menyediakan fasilitas konkretnya.

Toiletnya juga belum ramah disabilitas

Uniknya lagi di UNESA, selain ruang kelas ada di lantai atas, toilet mahasiswa juga ada di lantai atas. Ini beneran, suwer. Misalnya saja di gedung saya kuliah, gedung I7 dan I6. Bayangkan saja, kami yang diberikan Tuhan kesempurnaan saja kalau kebelet buang air bakal males kalau harus pergi ke atas dulu, apalagi teman-teman kami yang berkebutuhan khusus?

Dan asal kalian tahu juga, menurut saya, toilet kampus pun belum memenuhi standard ramah disabilitas. Ini mungkin bisa dibuktikan. Contohnya, ruangannya lumayan sempit, bahkan untuk masuk kursi roda pun sangat ngepres dan sulit. Kedua, pintu toilet masih menggunakan pintu biasa, bukan pintu geser. Ketiga, lantai toilet masih menggunakan keramik biasa, itu kan sangat rawan membuat tergelincir. Keempat, nggak ada pegangan/handrail. Terakhir, nggak ada tombol darurat.

Dari semua pernyataan di atas, saya pastikan mahasiswa-mahasiswi UNESA paham betul dengan masalah ini. Predikat “UNESA kampus ramah disabilitas” sepertinya perlu dipikirkan kembali, dan jangan langsung buru-buru disematkan. Atau bahkan, harus ada penilaian ulang dengan memasukkan indikator-indikator yang konkret dan empiris. Barulah predikat “kampus ramah disabilitas” sudah pantas dipamerkan ke mana-mana.

Lagian, ya, kalau cuma pasang ubin kuning (guilding block) dan jalur kursi roda saja, taman-taman dan pasar-pasar di Surabaya sudah banyak, Pak!

Penulis: Adhitiya Prasta Pratama
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Sudah Tahu Lahan Parkir Mahasiswa UNESA Ketintang Itu Nggak Luas, tapi Nekat Menerima Mahasiswa Super Banyak, Well Banget!

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 14 Oktober 2023 oleh

Tags: disabilitasKampusSurabayaunesa
Adhitiya Prasta Pratama

Adhitiya Prasta Pratama

Seorang mahasiswa yang hobi baca apa aja di depannya.

ArtikelTerkait

Magangtulation Perayaan Ujian Magang, Budaya yang Lebih Bodoh daripada Semprotulation Mojok.co

Magangtulation Itu Perayaan Ujian Magang, Budaya yang Lebih Bodoh daripada Semprotulation

19 Maret 2024
Grand Heaven Surabaya, 'Hotel Jenazah' dengan Fasilitas Mewah Terminal Mojok

Grand Heaven Surabaya, ‘Hotel Jenazah’ dengan Fasilitas Mewah

27 Juni 2022
Empati Warkop Pitulikur dan Fenomena Siswa Belajar Online di Warkop_ yang Prihatin Seharusnya Pemerintah MOJOK.CO

Empati Warkop Pitulikur dan Fenomena Siswa Belajar Online di Warkop, yang Prihatin Seharusnya Pemerintah

22 Juli 2020
Membandingkan Kebiasaan Nongkrong Mahasiswa Indonesia dan Mahasiswa Jepang Terminal Mojok

Membandingkan Kebiasaan Nongkrong Mahasiswa Indonesia dan Jepang

11 November 2022
Terminal Bungurasih Momok bagi Pengguna Jalan Raya Waru Sidoarjo, Macet Ora Umum! Mojok terminal bungurasih surabaya

Pengalaman Saya Dipalak dan Ditipu Calo di Terminal Bungurasih Surabaya, Bikin Kapok untuk ke Sana Lagi

20 Agustus 2024
FIB UNAIR Surabaya Dianaktirikan Kampus, Mahasiswa Menderita seperti Kuliah di Universitas Pinggiran Mojok.co

FIB UNAIR Surabaya Dianaktirikan Kampus, Mahasiswa Menderita seperti Kuliah di Universitas Pinggiran

9 April 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Jepara Adalah Kota Ukir, Kota yang Ahli Memahat Indah kecuali Masa Depan Warganya

Jepara Adalah Kota Ukir, Kota yang Ahli Memahat Indah kecuali Masa Depan Warganya

26 Desember 2025
Alasan Posong Temanggung Cocok Dikunjungi Orang-orang yang Lelah Liburan ke Jogja

Alasan Posong Temanggung Cocok Dikunjungi Orang-orang yang Lelah Liburan ke Jogja

27 Desember 2025
Perpustakaan Harusnya Jadi Contoh Baik, Bukan Mendukung Buku Bajakan

Perpustakaan di Indonesia Memang Nggak Bisa Buka Sampai Malam, apalagi Sampai 24 Jam

26 Desember 2025
Ibu Rumah Tangga dan Ojol juga Berhak untuk Kuliah, Universitas Terbuka Menerima Tanpa Batasan Apa pun! Mojok.co

Ibu Rumah Tangga dan Ojol juga Berhak untuk Kuliah, Universitas Terbuka Menerima Tanpa Batasan Apa pun!

29 Desember 2025
Kuliah Bukan Perlombaan Lulus Tepat Waktu, Universitas Terbuka (UT) Justru Mengajarkan Saya Lulus Tepat Tujuan

Kuliah Bukan Perlombaan Lulus Tepat Waktu, Universitas Terbuka (UT) Justru Mengajarkan Saya Lulus Tepat Tujuan

24 Desember 2025
5 Kuliner Madura selain Sate yang Layak Dikenal Lebih Banyak Orang Mojok.co

5 Kuliner Madura selain Sate yang Layak Dikenal Lebih Banyak Orang

28 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Orang Tak Tegaan Jadi Debt Collector: Tak Tagih Utang Malah Sedekah Uang, Tak Nikmati Gaji Malah Boncos 2 Kali
  • Biro Jasa Nikah Siri Maikin Marak: “Jalan Ninja” untuk Pemuas Syahwat, Dalih Selingkuh, dan Hindari Tanggung Jawab Rumah Tangga
  • Didikan Bapak Penjual Es Teh untuk Anak yang Kuliah di UNY, Jadi Lulusan dengan IPK Tertinggi
  • Toko Buku dan Cara Pelan-Pelan Orang Jatuh Cinta Lagi pada Bacaan
  • Kala Sang Garuda Diburu, Dimasukkan Paralon, Dijual Demi Investasi dan Klenik
  • Pemuja Hujan di Bulan Desember Penuh Omong Kosong, Mereka Musuh Utama Pengguna Beat dan Honda Vario

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.