Uncle Muthu “Upin Ipin” sebenarnya nggak begitu jago jualan. Bertahun-tahun berdagang, seharusnya bisnisnya sudah bisa berkembang lebih dari sekarang.
Di Kampung Durian Runtuh ada beberapa sosok pedagang. Ada Ah Tong dengan usaha rongsokan, Uncle Muthu dengan warung makannya, dan Tok Dalang dengan bermacam-macam kini usahanya. Tidak ketinggalan keluarga Mail yang berjualan ayam goreng di pasar.
Di antara nama-nama di atas, sosok Uncle Muthu yang paling ikonik. Warung makannya menjadi satu-satunya tempat nongkrong warga Kampung Durian Runtuh. Tidak dapat dimungkiri, ayah dari Rajoo itu memang pandai mengambil momentum.
Bagaimana tidak, ketika di Durian Runtuh tidak ada warung makan, warungnya muncul menawarkan berbagai macam menu. “Nasi lemak, nasi goreng, mi goreng, roti ikan, roti telur, teh tarik, es ABCD, semua ada.” Begitu dia biasa menawarkan dagangannya.
Akan tetapi, sebagai penonton saya menganggap Uncle Muthu bisa lebih sukses dari saat ini. Sebenarnya dia punya berbagai sumber daya dan kesempatan untuk mengembangkan warungnya. Entah karena malas atau nggak paham, dia hanya membiarkan warungnya begitu saja, tidak ada inovasi atau ide baru. Malah lebih kreatif Mail yang masih duduk di Tadika Mesra dalam mengembangkan bisnis.
Daftar Isi
#1 Uncle Muthu “Upin Ipin” perlu renovasi warungnya yang sudah bobrok
Uncle Muthu dapat menarik lebih banyak pelanggan dengan merombak warungnya yang sudah bobrok. Bayangkan saja, sudah bertahun-tahun Uncle Muthu berdagang, tapi warungnya masih gitu-gitu aja. Tidak ada perubahan yang signifikan.
Sebenarnya warung makan itu pernah direnovasi. Namun, itu karena warungnya rusak tertimpa pohon. Coba saja kalau nggak ada musibah itu, sepertinya Uncle Muthu ogah memperbaiki warungnya deh.
Sebagai penonton setia, saran saya sih, sebaiknya Uncle Muthu mulai mempercantik warungnya. Kalau saya sebagai pengunjung, sepertinya malas ke warung seperti punya Uncle Muthu. Perubahannya nggak perlu langsung yang besar-besara. Sedikit-sedikit saja dulu, mulai dari memperbaiki gerobak, lalu meja dan kursi. Kalau mau, bisa juga cetak banner biar tambah oke. Selain itu, kebersihan juga nomor satu. Lebih baik Uncle Muthu mulai menyediakan tisu, tempat cuci tangan, dan hand sanitizer. Kalau beginikan pelanggan jadi betah.
#2 Membuka layanan pesanan
Uncle Muthu memang jago membuat acara ini dan itu untuk melariskan dagangan. Sayangnya, sosok ini lupa ada cara sederhana untuk memperluas pasar. Salah satu cara yang sederhana adalah membuka pesanan atau open pre-order.
Nah, membuka pesanan sendiri caranya bisa macam-macam. Misalnya, open pre-order makanan musiman seperti ais kepal dan ayam golek. Mengingat menu tersebut sangat laris, tentu sistem pre-order sangat menguntungkan para pembeli agar tidak kehabisan. Caranya mudah saja, tinggal bikin saja broadcast poster pre-order makanan di grup WA Kampung Durian Runtuh. Bagi yang mau beli, tinggal japri ke WA Uncle Muthu saja.
Selain itu, Uncle Muthu juga bisa membuka pesanan untuk acara-acara tertentu. Contohnya, acara ulang tahun atau pengajian. Kan lumayan kalau ada pesanan masuk meski cuma roti canai atau teh tarik.
#3 Minta tolong Abang Saleh untuk mempromosikan secara online
Nah, sebetulnya kalau Uncle Muthu ini mindset-nya agak modern dikit, dia bisa memanfaatkan Abang Saleh untuk mempromosikan warungnya secara online. Seperti yang kita tahu Abang Saleh ini memang jago IT. Biar Abang Saleh nggak disuruh jadi pelayanan dadakan terus.
Bagi yang nggak tahu, sebenarnya Uncle Muthu ini memang seorang micro influencer. Followers Instagram-nya saja mencapai 10.000 lebih. Tapi, saya curiga Uncle Muthu ini cuma tahu soal memposting konten saja. Sementara untuk pengetahuan marketing seperti bikin Instagram Ads, SEO, apalagi cara masuk FYP, dia nggak tahu.
Nah, di sinilah jari-jemari Abang Saleh bekerja. Dia bisa membantu merekomendasikan jenis konten, membuat Ads, bahkan bikin tren TikTok. Biar makin laris!
Warung Uncle Muthu Upin Ipin yang sudah bertahun-tahun berdiri sebenarnya bisa jauh lebih sukses daripada saat ini. Uncle Muthu bisa memanfaatkan berbagai cara untuk mengembangkan bisnisnya. Sayangnya, ayah dari Rajoo itu sepertinya terlalu malas atau nggak paham untuk mengembangkan bisnisnya.
Penulis: Bella Yuninda Putri
Editor: Kenia Intan
BACA JUGA Upin Ipin dan Teman-temannya akan Lanjut di Kampus-kampus Ini kalau Tinggal di Indonesia
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.