Manusia kalau sudah bersinggungan dengan yang namanya uang, pasti auto riweh dan super semangat. Berita heboh seketika menggemparkan para netizen sehubungan dengan diumumkannya UMK untuk daerah Jatim yang langsung diumumkan oleh Ibu Khofifah selaku Gubernur Jawa Timur.
Pada tahun 2020 penetapan UMK untuk 38 kabupaten di Jawa Timur akan resmi berlaku. Sebenarnya banyak sekali kontroversi yang akan muncul, baik yang pro atau kontra. Peringkat pertama ditempati Surabaya bernilai kisaran Rp4.200.479,19. Langsung mikir dong mau nyari kerja apaan di Surabaya. Hehehe. Iya kan? Ngaku aja.
Bagi para karyawan di beberapa kabupaten ber-UMK tinggi, hal ini merupakan rezeki nomplok mengingat harga kebutuhan sehari-hari yang terus melonjak dan kebutuhan yang semakin hari semakin banyak dan beragam.
Di sisi lain, kita akan melihat banyak sekali fenomena PHK secara mendadak karena perusahaan atau pabrik pasti akan menghitung dan menimbang antara pendapatan dan gaji yang akan dikeluarkan untuk seluruh karyawannya. Bahkan, isu yang beredar akan ada beberapa perusahaan atau pabrik yang angkat kaki berpindah ke daerah yang memiliki UMK rendah dengan harapan mencapai kestabilan antara produksi dan gaji para karyawannya. Ternyata nggak Ibu Kota aja yang diisukan hijrah.
Penetapan UMK setiap provinsi pasti sudah melewati proses pengkajian yang cukup panjang dilihat dari potensi dari setiap daerahnya. Eits, tapi jangan salah. Kenaikan UMK ini tidak dilihat sebagai berita bahagia saja, tapi juga sebagai informasi yang cukup meresahkan hati. Apalagi kalau bukan was-was dengan ketersediaan lapangan kerja.
Namanya juga netizen, pasti banyak pro dan kontra terlontar meski hanya di kolom komentar Instagram. Katanya sih, “Buat apa UMK tinggi kalau lapangan kerja nggak ada”. Dilemanya adalah para tulang punggung keluarga pasti banyak yang merantau meninggalkan anak dan istri untuk mencari kerja di daerah yang memiliki UMK yang tinggi.
Sebenarnya, peluang setiap orang itu bergantung dari bagaimana dia mampu memanfaatkan segala potensi dan peluang yang ada. Potensi yang ada pada dirinya dan peluang yang ada di daerahnya. Realitanya adalah banyak sekali orang yang menginginkannya segalanya sesuatu itu instan.
Eits instan, dikiranya seblak, cilok, mie, kali ya. Hahaha. Semuanya itu dilihat dari bagaimana proses yang dijalani. Banyak pengusaha yang saat ini besar, dulu memulainya dari menjadi pedagang keliling. Eh nasib orang nggak ada yang tau loh. Yang penting kita terus berusaha untuk mengubah nasib.
Kembali ke permasalahan UMK. UMK itu apa sih? Netizen sudah tahu apa belum? Jangan-jangan nanti banyak berbondong-bondong merantau karena dikira semua pekerjaan yang berada di daerah bernilai UMK. Perlu dipahami betul ya UMK itu apa dan kriteria perusahaan atau pabrik yang memiliki gaji UMK.
Perusahaan jangan ribut cari untung banyak dengan hengkang ke daerah yang ber-UMK rendah. Para pencari kerja juga jangan gegabah untuk merantau di daerah yang ber-UMK tinggi. Bukan keduanya pula yang perlu dirisaukan, sebagai manusia lebih-lebih haruslah totalitas mencintai apa yang menjadi pekerjaan kita dan bersyukur atas rezeki yang didapat.
Jika ditarik kesimpulan sebenarnya sama saja jika si perusahaan hijrah dengan nge-PHK karyawan atau warga yang merantau ke daerah ber-UMK tinggi. Esensinya sebenarnya adalah hanya perlu saling menguatkan dan bekerja sama dengan baik.
Segala kebijakan yang ditetapkan pasti akan memiliki dampak baik dan buruk. Tinggal bagaimana kita saja siap dan tangguh menerima segala risiko yang mungkin saja terjadi di tahun 2020 ketika UMK tersebut resmi ditetapkan. Tidak usah resah ya sobat ambyar, rezeki sudah diatur sama Tuhan. Pesan saya sih satu: Jadilah manusia yang santuy!
BACA JUGA Curhatan Saya yang Punya Gaji UMR Mendengar Cerita Orang yang Gajinya 2 dan 3 Digit atau tulisan Nahdliyatul Mahmudah lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.