Tapi Umbul Senjoyo Salatiga nggak cocok buat semua orang, apalagi yang nggak tahan dingin
Terlepas dari keindahan dan kenyamanan yang ditawarkan Umbul Senjoyo Salatiga, tempat ini punya tantangan tersendiri. Suhu dingin di sana yang menusuk tulang. Apalagi buat mereka yang nggak terbiasa dengan suhu yang bikin badan menggigil.
Bagi orang-orang yang menyukai kesegaran air pegunungan, Umbul Senjoyo bisa menjadi tempat yang menyenangkan untuk melepas penat. Tapi kalau kalian nggak tahan dingin, mungkin tempat ini bukan pilihan terbaik. Menurut saya, air di sini beda dari umbul lain yang pernah saya kunjungi. Suhu airnya jauh lebih dingin.
Teman saya yang datang bersama ke sini akhirnya harus membayar pengalaman berkunjung dengan tubuh menggigil dan demam keesokan harinya. Padahal waktu ke Umbul Senjoyo Salatiga, dia hanya mencelupkan badannya kurang dari lima menit.
Jumlah kamar mandi terbatas dan lokasinya agak jauh dari tempat pemandian
Ada satu hal yang kerap menjadi perhatian saya saat berada di tempat wisata, yakni fasilitas toilet. Menurut saya, fasilitas toilet yang baik akan menunjang kenyamanan pengunjung yang datang ke tempat wisata.Â
Sayangnya di Umbul Senjoyo, jumlah kamar mandi di sana sangat terbatas, hanya sekitar empat unit. Lokasinya pun cukup jauh dari area pemandian, sekitar lima puluh langkah orang dewasa. Bagi pengunjung yang tiba-tiba ingin buang air saat bermain air, ini tentu bisa bikin sebal juga. Nggak kebayang rasanya menahan buang air tapi harus berjalan jauh dulu.
Jumlah kamar mandi yang hanya empat pun masih kurang. Kalau kondisi pemandian sedang sepi nggak banyak pengunjung mungkin cukup. Tapi kalau sedang ramai, tentu bakal terjadi antrean di sana. Mungkin pihak pengelola bisa mempertimbangkan menambah jumlah kamar mandi agar lebih nyaman dan pengunjung nggak perlu antre lama jika kondisinya ramai.
Begitulah pengalaman saya berkunjung ke Umbul Senjoyo Salatiga. Jika suatu hari kalian ingin ke sana, pastikan kalian siap menghadapi tantangan suhu airnya. Jangan sampai kayak teman saya, modal nekat tanpa riset. Ujung-ujungnya malah sakit.Â
Penulis: Aditya Firmansyah
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA Salatiga, Tempat Slow Living Terbaik di Jawa Tengah.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.




















