Dunia perkuliahan Indonesia lagi nggak baik-baik aja. Beberapa Perguruan Tinggi Negeri (PTN) secara bergantian menaikkan nominal Uang Kuliah Tunggal (UKT). Sejauh ini, sudah ada beberapa PTN yang meninggikan besaran UKT-nya secara signifikan. Sebut saja Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) dan Universitas Brawijaya (UB). Tanpa mendiskreditkan advokasi kampus PTN lain, para calon mahasiswa baru (camaba) dan mahasiswa di kedua kampus ini sangat vokal menyuarakan keberatan mereka.
Setelah gelombang kritik dari mahasiswa meluas, Kementerian Pendidikan, Budaya, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) yang diwakili oleh sekretaris dirjennya, Tjitjik Sri Tjahjandarie, mengatakan bahwa pendidikan tinggi itu pendidikan tersier alias nggak wajib. Tanggapan ini langsung banjir kritikan, baik dari kalangan akademisi maupun mahasiswa karena dinilai kurang pas.
Di tengah kemelut UKT PTN, media sosial ramai membahas wacana kuliah ke luar negeri sekalian kalau UKT PTN dalam negeri mahal. Wacana ini hadir seiring dengan kualitas pendidikan dan fasilitas kampus yang stagnan, sementara uang yang digelontorkan untuk kuliah yang berbanding terbalik dengan gaji yang didapatkan oleh para sarjana. Mau jadi akademisi juga sulit karena gaji dosen nggak kalah bikin miris.
Peringkat kampus di Indonesia pun bisa dibilang masih tengah-tengah. Kampus nomor satunya, yaitu Universitas Indonesia, masih ada di peringkat 801-1000 menurut Times Higher Education. Institusi sesama big 3, yaitu Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Universitas Gadjah Mada (UGM) di range 1201-1500.
Sebenarnya, ada banyak pilihan untuk kuliah ke luar negeri. Kuliah ke luar negeri pun nggak semahal yang dipikirkan. Bahkan, di negara-negara tertentu, biaya pendidikan lebih terjangkau dibandingkan di Indonesia.
Dengan asumsi kuliah ke luar negeri dengan dana pribadi, setidaknya ada lima negara dengan biaya kuliah dan biaya hidup terjangkau yang bisa dipertimbangkan. Saya menggunakan acuan UKT rata-rata di tiap negara untuk jenjang sarjana. Besaran UKT yang dipakai juga khusus untuk mahasiswa internasional. Soalnya di beberapa kampus dan negara, UKT antara mahasiswa lokal dan internasional itu berbeda.
Daftar Isi
- #1 UKT perguruan tinggi di Turki jauh lebih murah daripada Indonesia
- #2 Studi di Romania masih underrated, padahal UKT-nya cukup ramah di kantong
- #3 Pilih Thailand kalau nggak mau jauh-jauh dari Indonesia
- #4 Kampus-kampus di Malaysia punya peringkat lebih mentereng
- #5 UKT di Korea Selatan setara kelas internasional kampus Indonesia
#1 UKT perguruan tinggi di Turki jauh lebih murah daripada Indonesia
Turki cukup terkenal di kalangan camaba Indonesia sebagai destinasi kuliah impian. Letaknya yang ada di antara dua benua membuat Turki terasa dekat dari Indonesia, tapi vibes-nya udah kayak Eropa. Ranking kampus-kampus di Turki juga lebih tinggi dibandingkan di Indonesia. Contohnya, Koc University, Middle Eastern Technical University (METU), dan Sabanci University yang nangkring di peringkat 351-400 dunia.
Ada satu cuitan viral di X yang nge-spill murahnya biaya pendidikan di Turki. Tweet dari M. Ridha Intifadha mengungkapkan biaya pendidikan adiknya yang kuliah di Istanbul University jurusan Psikologi. Setiap semester orang tuanya hanya menghabiskan UKT RP2,5 juta. Nggak ada uang pangkal atau uang gedung.
Biaya hidup nggak beda jauh dengan Jakarta. Bahkan, kalau tinggal di asrama nggak perlu mikir biaya makan karena sudah all-in dengan tempat tinggal. Kalau mau tinggal di apartemen dan jajan di kantin, harganya masih lebih murah dibandingkan Jakarta. Bayangkan saja, kentang, sup, ayam, dan stroberi seharga Rp7.500 aja.
Kalau ogah belajar bahasa Turki, masih ada pilihan kelas internasional dengan bahasa pengantar bahasa Inggris di berbagai kampus di Turki. UKT-nya agak mahalan dikit dengan besaran mulai dari Rp4 juta hingga Rp12 juta, berlaku di kampus negeri. Jadi, selain biaya kuliah dan biaya hidup, perlu dipersiapkan juga entrance exam buat camaba S1 dan sertifikat bahasa Inggris (kalau mau ambil program internasional).
#2 Studi di Romania masih underrated, padahal UKT-nya cukup ramah di kantong
Negara ini termasuk underrated dan belum banyak direkomendasikan karena orang yang pernah kuliah di sana masih sedikit. Institusi pendidikannya juga terbilang masih terbatas jumlahnya. Namun, salah satu kampus yang ada di ibukota, yaitu University of Bucharest, peringkatnya sudah setara UGM lho.
Rata-rata UKT per semester di kampus-kampus di Romania sebesar Rp21 juta sampai Rp25 juta. Biasanya, UKT untuk kelas berbahasa Romania dan berbahasa Inggris itu sama. Namun, ada beberapa jurusan dengan bahasa pengantar bahasa Inggris yang UKT-nya mencapai Rp30 juta per semester. Meskipun begitu, ada juga jurusan berbahasa Inggris yang UKT-nya malah cuma Rp17 juta per semester.
Kampus-kampus di Romania biasanya menyediakan asrama. Ada yang asramanya gratis, ada yang subsidi 50 persen, ada juga yang bayar. Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Romania menyebut biaya hidup di sana nggak beda jauh dengan Indonesia kok. Dengan dana Rp3 juta sudah cukup untuk hidup per bulannya. Ditambah lagi, ada diskon tarif transportasi umum buat mahasiswa.
#3 Pilih Thailand kalau nggak mau jauh-jauh dari Indonesia
Nggak mau jauh-jauh dari Indonesia, tapi pengin kuliah ke luar negeri? Pilih Thailand aja, deh! Jangan dibayangkan kuliahnya bakal fafifu wasweswos pakai Thai. Di sana sudah ada banyak banget kampus yang menyediakan kelas internasional dengan bahasa Inggris. Dosennya pun bukan orang Thailand, sehingga nggak perlu khawatir bingung dengan aksennya.
Pemilik akun @AdhitraAndris di X menyebutkan, kita sudah bisa mencicipi bangku perkuliahan di Thailand berbekal Rp17 juta sampai Rp18 juta. Biaya itu untuk UKT per semester, tanpa ada uang pangkal. Di beberapa kampus, proses pendaftarannya sangat satset dan mudah. Tinggal isi formulir, kirim rapor, wawancara daring, dan langsung deh diterima. Biaya hidup di Bangkok pun nggak beda jauh dari Jakarta.
Asal tahu saja, ranking kampus di Thailand cukup bagus, lho. Chulalongkorn University, kampus yang toganya cakep banget itu, duduk di peringkat 601-800. Kalau nggak mau kuliah di Bangkok, ada juga pilihan kampus di daerah lain, seperti Mae Fah Luang University di Chiang Rai yang bertengger di peringkat 1001-1200 yang setara UGM. Enaknya lagi nih, ada kampus yang nggak mewajibkan skripsi.
Sarjana di Thailand juga jauh lebih dihargai dibandingkan di Indonesia. Selepas lulus bisa langsung kerja di perusahaan multinasional yang gajinya lebih besar daripada di Indonesia.
#4 Kampus-kampus di Malaysia punya peringkat lebih mentereng
Kualitas pendidikan tinggi di Malaysia lebih bagus daripada di Indonesia. Peringkat kampus-kampus di Malaysia jauh di atas Indonesia. University of Malaya, kampus paling top di sana, ada di peringkat 251-300. Setelah lulus, gaji yang didapatkan oleh fresh graduate juga lebih manusiawi dibandingkan kerja di Indonesia. Lebih enaknya lagi, transportasi umum lebih terintegrasi sehingga bisa menekan pengeluaran sehari-hari.
Rata-rata biaya kuliah di kampus Malaysia sebesar Rp25juta sampai Rp30 juta per semester. Biaya ini setara dengan kuliah di IUP UGM atau KKI UI. Semua itu tanpa uang pangkal. Biaya hidup di sana sekitar Rp5 juta per bulan kalau tinggalnya di Kuala Lumpur.
Soal bahasa kayaknya nggak perlu begitu khawatir ya. Orang Malaysia sudah banyak yang fasih berbahasa Inggris. Kita juga paham dengan bahasa Melayu karena bahasa Indonesia juga akarnya dari bahasa sana. Kalau sudah sering nonton Upin Ipin pasti khatam bahasa Melayu.
#5 UKT di Korea Selatan setara kelas internasional kampus Indonesia
Setelah ada banyak influencer kuliah di Korea Selatan, ditambah dengan reality show University War, pasti makin bejibun orang Indonesia pengin lanjut belajar ke sana. Soal ranking, jangan ditanya. Kampus-kampus Korea peringkatnya sudah tinggi. Seoul National University, kampus nomor satu di Korea yang jadi incaran mahasiswa domestik maupun internasional, menduduki peringkat 62 dunia.
Nyatanya biaya kuliah ke Korea Selatan nggak lebih mahal kalau dibandingin IUP UGM atau KKI UI, berkisar Rp25 juta sampai Rp30 juta. Biaya hidup masih bisa diakali agar murah, asal nggak jajan street food viral tiap malem ya. Tantangan terbesarnya, mahasiswa harus persiapan ujian TOPIK untuk seleksi masuk kampusnya.
Kalau UKT yang sudah saya sebutkan di atas masih terlampau mahal, coba daftar ke University of Seoul. Ranking-nya ada di range 801-1000, setara dengan UI. Kampus ini UKT-nya murah dan punya banyak program beasiswa bagi mahasiswanya. Bahkan, kata mahasiswa kampus itu, orang bodoh di University of Seoul bukan yang IPK-nya rendah, tapi mereka yang kuliah di kampus tersebut dengan uang pribadi.
UKT PTN di Indonesia lagi gila-gilanya. Wajar saja kalau banyak yang membanding-bandingkan kuliah di dalam negeri dengan di luar negeri. Kalau kalian memang sudah siap kuliah ke luar negeri, baik dari segi materi dan mental, serta punya orientasi untuk bekerja di sana, gas aja sih!
Penulis: Noor Annisa Falachul Firdausi
Editor: Kenia Intan
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.