• Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
  • Login
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Home
    • Mojok.co
  • NusantaraHOT
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Sapa Mantan
    • Gadget
    • Personality
  • Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Politik
  • Profesi
  • Home
    • Mojok.co
  • NusantaraHOT
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Sapa Mantan
    • Gadget
    • Personality
  • Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Politik
  • Profesi
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Gaya Hidup
  • Pojok Tubir
  • Kampus
  • Hiburan
  • Tiktok
  • Politik
  • Kesehatan
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Kunjungi MOJOK.CO
ADVERTISEMENT
Home Artikel

UGM Punya Fakultas Filsafat, IAIN Kediri Punya Fakultas Ushuluddin dan Dakwah yang Lulusannya Sukses di Segala Bidang

Mubaidi Sulaeman oleh Mubaidi Sulaeman
23 Juli 2020
A A
Fakultas Ushuluddin dan Dakwah IAIN Kediri UGM Fakultas Filsafat MOJOK.CO

Fakultas Ushuluddin dan Dakwah IAIN Kediri UGM Fakultas Filsafat MOJOK.CO

Share on FacebookShare on Twitter

Fakultas Ushuluddin dan Dakwah IAIN Kediri juga punya “kegelisahan” yang sama dengan Fakultas Filsafat UGM. Namun, tentunya dengan standar yang berbeda.

Ketika melihat film “Tarre Zameen Par” karya Ammir Khan, kebanyakan dari kita akan menyadari bahwa setiap anak memiliki keistimewaan tersendiri. Selain berbakat di bidang seni atau sains, sebetulnya bukan hal aneh ketika anak juga berbakat di bidang humaniora, contohnya ilmu agama.

Celakanya, di Indonesia, ketrampilan ilmu agama tidak dianggap suatu bakat, tetapi kewajiban. Jadi, kalau si anak punya minat di bidang ilmu agama, tidak dianggap “bakat”, tapi memang “wajar” supaya tidak tersesat dunia dan akhirat.

Padahal apabila kita mau teliti, tidak semua keturunan kiai dan ahli agama memiliki bakat yang sama. Ada berapa banyak anak dosen UIN, IAIN, dan STAIN yang meneruskan keahlian orang tuanya? Misalnya ada, biasanya masuk karena “jalan pintas” dan keahliannya tidak sebanding dengan yang dimiliki orang tuanya.

Sebaliknya, sebenarnya banyak orang bukan berasal dari keturunan kiai dan pondok pesantren punya minat dan bakat di bidang ilmu agama. Namun, mereka terlalu “cepat tenggelam” karena hierarki keturunannya tidak memiliki legitimasi, baik di masyarakat maupun institusi keagamaan yang lain.

Sehingga keahlian di bidang agama dianggap sebagai sesuatu yang hanya dimiliki oleh orang-orang yang bernasab kiai dengan dalih ketersambungan sanad (rantai) keilmuannya. Meskipun ketersambungan sanad ilmu sebenarnya lebih ditekankan pada gurunya.

Oleh karena itu, banyak lulusan Fakultas Ushuluddin dan Dakwah di IAIN Kediri, meskipun memiliki keahlian di bidang agama, keberadaannya tidak terlalu diperhitungkan oleh instasi keagamaan dan masyarakat. Mereka dianggap tidak memiliki nasab yang melegitimasi keahliannya.

Padahal, mahasiswa Fakultas Ushuluddin dan Dakwah dipersiapkan menjadi penyuluh agama, tenaga adminitrasi keagamaan di Kementerian Agama, dan keahlian di bidang keagamaan yang lainnya. Faktanya, lulusan Fakultas Ushuluddin dan Dakwah IAIN Kediri ini banyak yang banting setir menggeluti bidang lain di luar keahliannya.

Ketika membaca tulisan Made Supriatma berjudul “Mengapa Lulusan Fakultas Filsafat UGM bisa Sukses Nyaris di Segala Bidang?” hati saya berdesir mengingat teman-teman saya yang hampir sama nasibnya dengan isi artikel tersebut. Tetapi tentunya saya menggunakan kriteria yang berbeda untuk ukuran suksesnya.

Made Supriatma menggunakan kriteria suksesnya dengan menyebut nama-nama alumni Fakultas Filsafat UGM yang telah memiliki “nama besar” di bidangnya masing-masing. Saya menggunakan kriteria kemanfaatan dan penyerapan kerja lulusan Fakultas Ushuluddin dan Dakwah di lingkungan masyarakat. Seperti setiap anak memiliki keistimewaan tersendiri dalam film “Taree Zameen Par”, kesuksesan pun memiliki kriteria tersendiri bagi lulusan IAIN Kediri.

Kampus sebesar UGM pasti memiliki standar tinggi untuk menilai lulusannya dikatakan sukses atau tidak. Misalnya, lulusan UGM yang sukses itu seperti Kepala Suku Mojok, Putut Ea, alumni UGM banyak yang menjadi menteri, bahkan ada yang menjadi presiden.

Lain halnya dengan dengan IAIN Kediri. Lulusan IAIN Kediri tidak memiliki standar setinggi UGM. Lulusannya bisa bekerja di instasi pemerintahan (menjadi PNS) atau menjadi dosen di almamaternya saja sudah prestasi. Bahkan terkesan asal tidak menganggur itu juga sebuah kesuksesan.

Terlebih Fakultas Ushuluddin dan Dakwah, yang prodinya, seperti Studi Agama-agama, Ilmu Hadis, Ilmu Al-Quran dan Tafsir, Komunikasi Penyiaran Islam, Psikoterapi Tasawuf, Sosiologi Agama dan Psikologi Islam, tidak memiliki keahlian khusus untuk diserap di bidang industri. Kecuali prodi Psikologi Islam dan Komunikasi Penyiaran Islam.

Apakah hal itu jadi kelemahan? Saya sempat mengira begitu. Tetapi, ternyata ketika saya melihat lebih dalam, justru di Fakultas Ushuluddin dan Dakwah IAIN Kediri, kita bertemu dengan berbagai hal pemikiran yang nyeleneh dan membuat lebih siap menghadapi kehidupan dunia nyata.

Memang banyak alumni fakultas ini menjadi pegawai Kemenag. Ya karena satu-satu instasi yang dapat menyerap pekerjaan lulusan fakultas ini, sih. Namun, fakta tersebut hanya terjadi di era 90an, di mana lapangan pekerjaan di bidang keagamaan di Kemenag masih terbuka lebar.

Ketika memasuki era milenum baru, pengaruh fakultas ini mulai pudar. Bahkan, penyerapan alumni untuk diterima kerja di lingkungan Kemenag sangat kecil. Jumlah lulusan dan kebutuhan tenaga Kemenag tidak seimbang.

Seperti kegelisahan Made, yang mengatakan bahwa memang negara kita tidak menyediakan ruang (baca: lapangan kerja) bagi lulusan “fakultas yang kerjaannya cuma bisa mikir”, maka kehidupan rimba masyarakat yang membuat lulusan Fakultas Ushuluudin dan Dakwah mampu bertahan.

Ada yang menjadi novelis seperti Dr. Irmawan Jauhari, lulusan prodi Studi Agama-agama. Beliau survive dengan menempuh S2 di IAIN Tulungagung, prodi Manajemen Pendidikan Islam dan mendapat gelar doktor di Universitas Islam Malang dengan konsentrasi PAI multikultural, hingga menghasilkan karya seperti Tanah Pejuang (2020), Pada Sebuah Episode (2019), Perjalanan Musafir (2019), dan beberapa karya yang lain.

Ada juga Moh. Ali Maksum yang menjadi Kepala Desa Ngumpul, kabupaten Nganjuk selama dua periode 2013-2019 dan 2019-2025. Masih banyak lulusan Fakultas Ushuluddin dan Dakwah IAIN Kediri yang punya “takaran kesuksesan” bermacam-macam. Misalnya, menjadi Pendamping PKH (Kemensos), pendamping desa (Kemendes), guru TK, SD, SMK, dan tidak sedikit yang sukses menjadi entrepreneur menciptakan lapangan pekerjaan bagi orang lain.

Saya ingin mengutip kata-kata Sujiwo Tejo yang laris dijadikan meme. “Kamu bisa memilih ingin menikahi siapa saja, tetapi kamu tidak bisa memilih kepada siapa untuk jatuh cinta.” Untuk kasus lulusan Fakultas Ushuluddin dan Dakwah IAIN Kediri, saya menggubahnya menjadi: “Kamu bisa memilih prodi apa saja untuk ditempuh, tetapi kamu tidak bisa memilih pekerjaan apa yang akan kamu dapatkan ketika lulus nanti.”

Mungkin hingga sekarang, Fakultas Ushuluddin dan Dakwah IAIN Kediri, yang dapat menjawab keresahan Prof. Ariel Heryanto di Twitter beberapa waktu yang lalu.

“Mahasiswa tahun 90-an kita dulu kuliah tidak terbebani memikirkan akan menjadi apa nantinya (baca :pekerjaan), tetapi sok-sokan ingin merombak dunia dan akhirnya banyak yang sukses. Sedangkan anak zaman sekarang sebelum kuliah sudah terbebani setelah lulus mau kerja apa hingga akhirnya stress dan kacau kehidupanya karena didesak kebutuhan yang banyak”. Bravo.

Sumber gambar: iainkediri.ac.id.

BACA JUGA Mengapa Lulusan Fakultas Filsafat UGM Bisa Sukses Nyaris di Segala Bidang? dan tulisan Mubaidi Sulaeman lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 23 Juli 2020 oleh

Tags: fakultas filsafatFakultas Ushuluddin dan DakwahIAIN Kediriilmu agamaUGM

Mubaidi Sulaeman

Mubaidi Sulaeman

Pura-Pura jadi Peneliti

ArtikelTerkait

4 Website Lowongan Kerja Berbasis Universitas yang Cocok buat Fresh Graduate

4 Website Lowongan Kerja Berbasis Universitas yang Cocok buat Fresh Graduate

4 Juni 2023
Kuliah di Jogja Adalah Perjalanan Hidup yang Paling Saya Syukuri surabaya

Mengurungkan Niat Kuliah di Jogja Adalah Keputusan Terbaik yang Pernah Saya Ambil

9 Februari 2023
3 Rekomendasi Lesehan Sedap di Sekitar UGM dan UNY Terminal Mojok

3 Rekomendasi Lesehan Sedap di Sekitar UGM dan UNY

25 Oktober 2022
5 Rekomendasi Tempat Makan Murah Sekitar UGM dan UNY Jokowi

UGM Justru Goblok kalau Menanggapi Orang Nggak Jelas Lewat Konferensi Pers

11 Oktober 2022
Prilly Latuconsina Jadi Dosen Praktisi UGM, Apa Itu Dosen Praktisi Terminal Mojok

Prilly Latuconsina Jadi Dosen Praktisi UGM, Apa Itu Dosen Praktisi?

29 September 2022
4 Rekomendasi Kos Putri Dekat UGM dan UNY

4 Rekomendasi Kos Putri Dekat UGM dan UNY

16 Juni 2022
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
lingsir wengi ponggol setan hantu tuselak mojok

'Tuselak', Hantu Asal Lombok yang Hampir Punah

skripsi ratusan halaman data skripsi kutipan dalam karya tulis skripsi dibuang mojok

Skripsi Selesai dalam Satu Bulan Itu Mungkin, Saya Kasih Tahu Caranya

Memuji Anak dengan 'Kamu Pintar, Nak!' Adalah Alasan Anak Jadi Mudah Menyerah MOJOK

Memuji Anak dengan 'Kamu Pintar, Nak!' Adalah Alasan Anak Jadi Mudah Menyerah



Terpopuler Sepekan

5 Tips Mudah Mendapatkan Beasiswa Bank Indonesia (Unsplash)

5 Tips Mudah Mendapatkan Beasiswa Bank Indonesia

oleh Izma Failani
2 Juni 2023

Blambangan Ekspres: Kereta Api Banyuwangi-Semarang yang Paling Ditunggu Perantau

Blambangan Ekspres: Kereta Api Banyuwangi-Semarang yang Paling Ditunggu para Perantau

oleh Fareh Hariyanto
5 Juni 2023

Wacana PNS Naik Gaji Jadi Rp9 Juta: Saran yang Perlu Dipertimbangkan agar Tepat Sasaran

Apesnya Jadi PNS, Mau Naik Gaji Aja Kena Hantam Netizen. Memangnya Bayar Tagihan Pakai Tenaga Dalam?

oleh Ahmad Arief Widodo
6 Juni 2023

Susi Pudjiastuti yang dirindukan (Sumber: IG @SusiPudjiastuti115)

Susi Pudjiastuti, Mantan Menteri yang Paling Dirindukan

oleh Ahmad Arief Widodo
3 Juni 2023

Nggak Usah Bikin Tabungan Bersaama sama Pacar, Niatnya sih Baik, Ujungnya Bakal Jadi Konflik

Nggak Usah Bikin Tabungan Bersama sama Pacar, Niatnya sih Baik, Ujungnya Bakal Jadi Konflik

oleh Reni Soengkunie
3 Juni 2023

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=lzHUMXKyXus

DARI MOJOK

    • Tentang
    • Ketentuan Artikel Terminal
    • F.A.Q.
    • Kirim Tulisan
    DMCA.com Protection Status

    © 2023 Mojok.co - All Rights Reserved .

    Tidak Ada Hasil
    Lihat Semua Hasil
    • Login
    • Nusantara
    • Kuliner
    • Gaya Hidup
      • Sapa Mantan
      • Fesyen
      • Gadget
      • Game
      • Hewani
      • Kecantikan
      • Nabati
      • Olahraga
      • Otomotif
      • Personality
    • Pojok Tubir
    • Kampus
      • Ekonomi
      • Loker
      • Pendidikan
    • Hiburan
      • Acara TV
      • Anime
      • Film
      • Musik
      • Serial
      • Sinetron
    • Tiktok
    • Politik
    • Kesehatan
    • Mau Kirim Tulisan?
    • Kunjungi MOJOK.CO

    © 2023 Mojok.co - All Rights Reserved .

    Halo, Gaes!

    atau

    Masuk ke akunmu di bawah ini

    Lupa Password?

    Lupa Password

    Silakan masukkan nama pengguna atau alamat email Anda untuk mengatur ulang kata sandi Anda.

    Masuk!