• Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
  • Login
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Home
    • Mojok.co
  • NusantaraHOT
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Sapa Mantan
    • Gadget
    • Personality
  • Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Politik
  • Profesi
  • Home
    • Mojok.co
  • NusantaraHOT
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Sapa Mantan
    • Gadget
    • Personality
  • Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Politik
  • Profesi
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Gaya Hidup
  • Pojok Tubir
  • Kampus
  • Hiburan
  • Tiktok
  • Politik
  • Kesehatan
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

UEFA: Gercep Perkara Duit, Lambat Perkara Rasisme

Rizky Prasetya oleh Rizky Prasetya
22 April 2021
A A
UEFA uang rasisme mojok

UEFA uang rasisme mojok

Share on FacebookShare on Twitter

European Super League akhirnya menemui ujung takdir ketika mayoritas tim memilih mundur. Praktis, tinggal Barcelona, Real Madrid, dan Juventus yang masih bertahan. Banyak yang bilang ini kemenangan sepak bola. Banyak juga yang berkata, fans lah yang menang.

Tapi, benarkah begitu? Saya sih, nggak yakin.

Soalnya begini, dari awal ontran-ontran ini berputar di masalah hak siar doang, alias uang. UEFA, sebagai regulator, ngamuk dan memberikan ancaman terhadap tim European Super League, tapi tidak pernah memberi energi yang sama dengan kasus rasisme yang ironisnya terjadi dalam waktu yang berdekatan.

Dalam waktu dua bulan saja, ada banyak kasus rasisme yang penyelesaiannya jauh dari kata memuaskan. Kita mengapresiasi langkah berani Lacazette yang membawa timnya untuk berlutut melawan rasisme. Tapi, tim yang pemainnya melakukan tindakan rasisme dengan enteng mengatakan bahwa tidak ada tindak rasisme yang mereka lakukan, and they walk away with it.

Cadiz, tim yang semalam dibantai Real Madrid, bisa-bisanya diapresiasi karena mengejek European Super League, padahal Cadiz belum lama ini bermasalah dengan tindakan rasisme. Dan yang dikenang justru tindakan populis mereka, bukan dosa yang harusnya segera ditindak.

Javier Tebas, Presiden La Liga, berteriak begitu kencang terhadap Perez, Laporta, dan presiden Super League lainnya. Tapi, dia tak punya nyali yang sama ketika pemain Valencia terkena rasisme. Ini saya baru ngomongin kasus di La Liga, belum yang di EPL.

Dari contoh kasus itu saja, keliatan bahwa selama itu tidak mengganggu hak siar dan uang yang berputar, UEFA (dan FIFA) akan memalingkan muka.

Disclaimer dulu, saya nggak dukung European Super League sama sekali. Tapi, rasanya kok polos amat percaya kalau amukan UEFA dan FIFA kemarin adalah usaha menyelamatkan sepak bola. Bilang ini terjadi karena kekuatan fans yaaa nggak juga. Ini cuma perkara segelintir orang rebutan uang yang mengalir.

Perez berkali-kali bilang bahwa ESL adalah sebuah upaya untuk menyelamatkan tim besar dari kebangkrutan. Uang yang besar ini mereka butuhkan agar mereka bisa menjaga kekuatan tim. Tim besar yang tetap kuat akan membawa uang yang besar juga dari hak siar. Tapi, uang yang dihasilkan oleh tim besar itu tak dibagi secara merata.

Perez bener dong perkara ini, kalau tim besar adalah atraksi utama hak siar. Memangnya para pembeli hak siar itu berani bayar gede karena tim macam Brighton itu punya basis fans yang gede? Kau pikir Liga Champions itu hak siarnya mahal karena ada RC Genk? Ya nggak laaah.

Perez sih jujur, ini perkara uang. Ada bumbunya, tapi jelas lah yang disampaikan.

Kalau sampe ESL terjadi, otomatis media lebih tertarik kepada liga tersebut, yang berarti uang akan menuju ke sana. Nah, UEFA ngamuknya di sini, potensi uangnya diambil sama ESL. Itu doang. Nggak ada menyelamatkan sepak bola tai kucing.

Lha kalau memang beneran menyelamatkan sepak bola, pemain nggak harus bikin campaign di media sosial tiap kali ada pemain dirundung karena rasnya. UEFA udah gerak sendiri, bakal hukum tim atau pemain atau suporter yang melakukan hal tersebut. Solidaritas pemain ketika ada pemain yang terkena tindakan rasisme memang indah, tapi semu, soalnya yang ngawasin aja diem-diem bae. Baru perkara duit mereka mencak-mencak.

Kenapa dari tadi saya bawa-bawa rasisme sebagai contoh betapa hipokritnya UEFA?

Sebab, rasisme adalah masalah besar yang terjadi berulang-ulang. Korbannya jelas, buktinya ada, namun UEFA memalingkan muka ketika hal tersebut terjadi. Masalah sebesar ini dibiarkan berlarut-larut, bahkan bikin suasana amat tidak menyenangkan. Dan energi yang dikeluarkan regulatornya tak sebanding ketika ada masalah yang berurusan dengan uang.

Masih ada contoh lain sebenarnya. UEFA yang bodo amat dengan tim yang pemainnya cedera karena jeda internasional, atau FFP yang tebang pilih, dan keanehan-keanehan lain yang dilakukan mereka.

Saya cuma mau bilang, bahwa kalian—fans-fans sepak bola—sebenarnya dianggap tak lebih dari sekadar suara-suara sumbang yang tak akan didengar oleh UEFA. UEFA tidak bertindak untuk kalian, tapi kepentingan mereka sendiri. Selama rasisme masih lestari dan energi untuk menyelesaikannya tidak sama dengan ketika uang berpotensi hilang, maka jangan pernah percaya UEFA bertindak atas nama sepak bola.

Mungkin sih mereka bertindak atas nama sepak bola, tapi yang bikin mereka untung aja.

BACA JUGA European Super League: Persekutuan Jahat para Pencuri Sepak Bola dan artikel Rizky Prasetya lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 22 April 2021 oleh

Tags: ESLrasismeUEFA

Ikuti untuk mendapatkan artikel terbaru dari Terminal Mojok

Unsubscribe

Rizky Prasetya

Rizky Prasetya

Editor yang sudah ahli dalam perkara ditinggal menikah. Bisa ditemukan di Instagram dan Twitter dengan username @rizkyxprasetya

ArtikelTerkait

Percayalah, Hidup Kaum Minoritas Itu Sama Sekali Tidak Enak

Percayalah, Hidup Kaum Minoritas Itu Sama Sekali Tidak Enak

5 Januari 2023
Tetaplah Berdansa, Vinicius Junior! atletico madrid

Tetaplah Berdansa, Vini!

17 September 2022
Karakter Ikonik Diperankan oleh POC, Perjuangan Kesetaraan yang Nanggung

Karakter Ikonik Diperankan oleh POC, Perjuangan Kesetaraan yang Nanggung

15 September 2022
Sisi Gelap Kanada, Negara yang Katanya Bersahabat

Sisi Gelap Kanada, Negara yang Katanya Bersahabat

18 Mei 2022
Perubahan Format Champions League: Demi Kualitas atau Keuntungan?

Perubahan Format Champions League: Demi Kualitas atau Keuntungan?

11 Mei 2022
korea selatan jepang barat tenno heika banzai mojok

Korea Selatan, Jepang Barat, dan Netizen Indonesia yang Kebablasan

3 Agustus 2021
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
pukis bikang tadarus takjil ramadan mojok

Pukis dan Bikang, Menu Berbuka dan Tadarus yang Tak Dianggap. #TakjilanTerminal19

Tips Membedakan Masjid NU dan Muhammadiyah Sebelum Ikut Salat Tarawihnya. #TakjilanTerminal20

Tips Membedakan Masjid NU dan Muhammadiyah Sebelum Ikut Salat Tarawihnya. #TakjilanTerminal20

bangunin sahur jam dua pagi berisik mojok

Orang-orang Bangunin Sahur Jam Dua Itu Mikir Apa sih?



Terpopuler Sepekan

Ibu Kota Jawa Timur Boleh Pindah ke Mana Saja, Asal Nggak ke Lamongan
Nusantara

Ibu Kota Jawa Timur Boleh Pindah ke Mana Saja, Asal Nggak ke Lamongan

oleh Firdaus Ala Illiyyin
25 Maret 2023

Terserah mau pindah ke mana aja, asal nggak ke Lamongan, deh.

Baca selengkapnya
Derita Pemilik Honda CS1, Mulai dari Biaya Servisnya Mahal Sampai Disinisin Montir di Bengkel

Derita Pemilik Honda CS1, dari Biaya Servis yang Mahal Sampai Disinisin Montir di Bengkel

25 Maret 2023
Pengalaman Saya Naik ATR 72, Pesawat Baling-baling yang Katanya Berbahaya

Pengalaman Saya Naik ATR 72, Pesawat Baling-baling yang Katanya Berbahaya

23 Maret 2023
3 Dosa Tempat Kursus Bahasa Inggris di Kampung Inggris Pare yang Bikin Kecewa

3 Dosa Tempat Kursus Bahasa Inggris di Kampung Inggris Pare yang Bikin Kecewa

20 Maret 2023
Tersiksa dari Bali ke Jepang Bersama Maskapai LCC Terbaik di Dunia Bernama AirAsia

Tersiksa dari Bali ke Jepang Bersama Maskapai LCC Terbaik di Dunia Bernama AirAsia

19 Maret 2023

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=_zeY2N8MAE4

Subscribe Newsletter

* indicates required

  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
DMCA.com Protection Status

© 2023 Mojok.co - All Rights Reserved .

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Login
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Gaya Hidup
    • Sapa Mantan
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Hewani
    • Kecantikan
    • Nabati
    • Olahraga
    • Otomotif
    • Personality
  • Pojok Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Acara TV
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Tiktok
  • Politik
  • Kesehatan
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2023 Mojok.co - All Rights Reserved .

Halo, Gaes!

atau

Masuk ke akunmu di bawah ini

Lupa Password?

Lupa Password

Silakan masukkan nama pengguna atau alamat email Anda untuk mengatur ulang kata sandi Anda.

Masuk!