Dalam transaksi jual beli, pasti ada yang namanya saat di mana penjual wajib memberi uang kembalian pada pembeli. Suatu hal yang lumrah dan wajib penjual penuhi untuk pelayanan yang lebih baik. Dari sisi manapun, penjual baiknya memang harus menyediakan uang pecahan untuk kembalian. Biarpun baru buka, dari awal penjual seharusnya sudah menyiapkan dulu uang kembalian, bukan menunggu uang pembeli untuk jadi kembalian. Anggap saja uang awal itu tadi adalah uang modal.
Saya sendiri melakukan hal serupa. Ketika toko buka, di kasir pasti sudah ada persediaan uang dibawa untuk berbagai transaksi. Selain untuk jaga-jaga kembalian, uang tersebut bisa untuk bayar ongkos kirim GoSend maupun ekspedisi dan apa pun yang berhubungan dengan toko.
Begitu pula saat jualan di Car Free Day. Biasanya saat CFD, saya sudah membawa uang pecahan yang wajib hukumnya. Akan tetapi, sering juga saya menjumpai hal yang menjengkelkan. Yakni ketika ada orang yang berbelanja sekalian untuk menukarkan uang padahal nominal belanjaannya nggak seberapa.
Daftar Isi
Belanja cuma 5 ribu uangnya 100 ribu
Memang penjual wajib menyediakan uang kembalian untuk pembeli yang datang. Tapi, bukankah pembeli juga seharusnya tahu diri? Masa belanja 5 ribu, uangnya 100 ribu? Atau beli cuma 3 ribu, bayarnya pakai 50 ribu?
Inilah yang bikin saya jengkel lantaran beberapa pembeli yang datang niatnya belanja cuma sambil tukar uang biar uangnya jadi pecahan juga. Beberapa kali saya menjumpai pembeli yang mungkin nggak sabar melihat saya kelimpungan mencari uang kembalian, terus akhirnya memberi saya uang pecahan lebih kecil. Kalau sudah begitu saya cuma bisa menghela napas lega dan bilang terima kasih.
Nggak cuma satu dua orang pembeli yang begitu, lho. Masalahnya ketika saya mintai uang pecahan lebih kecil atau uang pas, bilangnya nggak ada. Tapi waktu terdesak, akhirnya keluarin uang kecil juga. Atau kalau memang pembeli beneran nggak punya uang kecil, biasanya saya menawarkan bayar pakai QRIS. Saking banyaknya yang bayar pakai uang pecahan besar, saya sampai sungkan ke penjual lain karena minta tolong untuk tukaran uang karena mereka juga sama-sama butuh.
Uang kembalian dengan nominal kecil yang lama-lama habis
Kalau di Car Free Day, apa yang saya jual memang nggak bisa terlalu mahal. Justru kadang saya memberikan promo dengan barang-barang mulai dari seribuan. Makanya beberapa pelanggan yang datang pun kadang belanjanya nggak seberapa, tapi ada banyak orang.
Ini sudah sering saya alami. Bukannya saya nggak menyiapkan uang kembalian, tapi karena saking banyaknya orang yang berbelanja dengan uang pecahan besar, uang kembalian saya jadi habis berganti uang 50 dan 100 ribu. Kalau misalnya banyak pembeli yang belanja sampai 30 atau 40 ribu sih saya legowo, ya. Yang menyebalkan ya itu tadi, belanjanya cuma 5 ribu, eh, bayarnya pakai uang 100 ribu.
Saya mencoba mengantisipasi masalah ini dengan menyediakan lebih banyak nominal dan ragam pecahan. Tapi, pembeli yang begitu ya masih ada saja. Bukan berarti saya harus marah-marah saat itu juga, biasanya saya akan mencoba cari uang pecahan kecil di dompet pribadi, tukar ke penjual lain, atau menawarkan bayar pakai QRIS seumpama uang pecahan kembali habis. Intinya, sebisa mungkin saya carikan solusinya sebagai kewajiban saya selaku penjual, kok.
Sama-sama mengerti dan coba sungkan sedikit juga sama penjual
Buat orang-orang yang memang berniat cuma mencari uang pecahan saja, tolonglah sungkan sedikit sama penjual seperti kami. Kalau niatnya memang gitu, minimal banyakin nominal belanjaan kalian. Atau cari dulu penjual lain yang dagangannya dijual dengan nominal lebih besar. Pembeli memang raja, tapi ya nggak begini juga. Kami ini pedagang, bukan tempat tukaran uang.
Kadang saya sampai bingung harus menanggapi gimana. Nanti dikiranya penjual nggak ramah dan nggak mengentaskan tugas karena nggak menyediakan uang kembalian. Padahal kalau banyak yang belanja cuma untuk cari uang pecahan, lama-lama habis juga uang kembalian yang sudah disiapkan.
Penulis: Arsyanisa Zelina
Editor: Intan Ekapratiwi
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.