Ibarat rumah, selalu ada alasan untuk kembali pulang ke Twitter. Entah ada angin apa, tiba-tiba media sosial yang satu ini kembali ramai. Warga Instagram berbondong-bondong balik lagi ke Twitter. Setelah Twitter kembali ramai, lucunya skrinsyut-an twit lucu menjadi konten di Instagram. Bisa jadi itu juga adalah salah satu alasan warga Instagram yang belum pernah bikin akun Twitter akhirnya menjajal Twitter karena bosan saat mengusap linimasa di IG, kebanyakan berisi komuk, komuk dan komuk lagi, Hahaha. Dan duaarrr! Kini Twitter kembali ramai.
Dikutip dari website kominfo.go.id, menurut data dari PT Bakrie Telecom, di tahun 2013 pengguna Twitter di Indonesia mencapai 19,5 juta pengguna dari 500 juta pengguna secara global. Tentu jumlah ini sudah tidak relevan lagi di tahun ini. Ini udah 2019 Sob! Bisa jadi setelah 6 tahun berlalu jumlah penggunanya terus naik. Bisa jadi.
Twitter kini tidak hanya digunakan untuk bertukar informasi, melihat twitwar antar politisi, melihat meme atau video lucu, hingga sambat pun bisa dilakukan di media sosial yang satu ini. Belakangan ini Twitter bisa juga digunakan untuk magic lho. Hah? Magic? Magic tersebut tentu bukan sembarang mantra. Tentu mesti ada mantra yang dituliskan seperti abracadabra gitu deh. Mantra dari magic di Twitter tersebut adalah “Twitter, please do your magic”. Banyak dari pengguna Twitter yang menggunakan mantra “Twitter, please do your magic” untuk mencari bantuan, berpomosi dan lain sebagainya.
Saya pernah saat sedang asyik scroll linimasa Twitter, melihat teman saya ngetwit “Twitter, please do your magic” saat ia kehilangan kakeknya. Saya lupa bagaimana kalimat lengkap di twitnya. Seingat saya diawali dengan “Twitter, please do your magic” dan diakhiri dengan “kalo menemukan kakek saya tolong DM atau hubungi ke nomor +62*******, kakek saya terakhir terlihat berada di daerah ini. Ya, kira-kira seperti itu.
Tak lama setelah dia ngetwit begitu sontak saja twitnya dia diretweet banyak orang, hingga ribuan orang turut menyebarkan berita orang hilang tersebut. Banyak yang simpati atas berita kehilangan tersebut. Dari kejadian ini saya baru sadar ternyata untuk mencari orang hilang tidak hanya bisa dilakukan dengan menyebarkan beritanya di suratkabar atau televisi. Lewat medial sosial seperti Twitter pun bisa.
Kembali ke kelanjutan cerita tadi. Singkat cerita, teman saya akhirnya kembali menemukan kakeknya dan ia berterimakasih kepada netizen Twitter atas perhatiannya membantu me-retweet kabar tersebut. Entah ditemukannya sang kakek teman saya tadi berkat bantuan netizen Twitter atau keluarga teman saya sendiri yang mencari. Saya tidak bertanya lebih lanjut. Yang jelas, lewat Twitter, teman saya sudah berusaha selain tentunya dengan mencari langsung si kakek.
Mantra “Twitter, please do your magic” bukan hanya digunakan untuk mencari orang hilang. Setau saya banyak yang menggunakan mantra yang satu ini untuk hal lain. Misalnya seperti mempromosikan sebuah usaha. Saya pernah lihat twit seorang wanita dengan calon suaminya membuka usaha kedai kopi untuk modal menikah. Twit tersebut berisi foto-foto kedai kopi miliknya dan dibumbui cerita-cerita dramatis yang membuat netizen merasa harus segera menekan tombol retweet. Dan akhirnya viral lah twit tersebut.
Setelah twit tersebut viral, kedai kopi milik wanita tersebut kian ramai. Hal tersebut terlihat dari foto yang dibagikan si wanita pemilik kedai kopi tadi di Twitter setelah dampak dari viralnya twit yang ia bagikan. Ternyata “Twitter, please do your magic”” benar-benar magic.
Saat scroll lini masa Twitter, saya juga pernah lihat seseorang wanita yang mahir gambar membuka jasa gambar bergaya realis. Dalam twitnya, ia mengaku uang hasil jasanya tersebut akan digunakan untuk membayar pengobatan sang bapak yang sedang sakit. Dan sontak saja twit tersebut viral. Banyak netizen Twitter yang akhirnya memesan gambar dari wanita tersebut. Bahkan si wanita yang mahir gambar ini sampai kewalahan karena banyaknya jumlah pemesan. Tentu ia cukup terbantu dengan banyaknya pesanan dari netizen Twitter yang memesan gambar darinya. Sekali lagi saya menyaksikan twitter ternyata bisa melakukan magic. Dan tentu masih banyak lagi kisah-kisah “Twitter, please do your magic” lainnya yang menyentuh dan inspiratif.
Di balik kehebohan “Twitter, please do your magic””, semoga tidak ada pihak yang menyalahgunakannya untuk hal-hal yang tidak baik. Dan semoga mantra tersebut dipakai secara bijak dan jujur. Saya sebeneranya ingin mencoba mantra ini tapi kok yaa belum tau mau digunakan untuk apa. Ah, sudahlah, mending saya kembali scroll linimasa Twitter saja.