Zaman saya sekolah, banyak sekali perempuan yang tergila-gila dengan aplikasi Wattpad. Mungkin karena banyak cerita-cerita yang menarik dan seru. Atau, karena ada karakter bad boy romantis. Atau juga karena CEO ganteng yang galak, tapi suka bikin aksi yang melelehkan hati.
Saat sedang hingar bingarnya aplikasi baca-tulis itu, saya menjadi salah satu penulis aktif yang membuat kumpulan cerpen dan puisi. Namun, saya enggan membaca berbagai cerita di aplikasi Wattpad karena beberapa alasan. Meski, sebenarnya banyak banget cerita-cerita bagus yang inspiratif juga layak jual.
Sejak sekolah saya dibiasakan menulis dengan ejaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Maka, setiap tulisan saya di aplikasi Wattpad, begitu saya perhatikan dengan teliti sebelum dipublikasikan. Namun, ketika saya mencoba membaca-baca beberapa cerita yang ada, mata sipit saya langsung melotot, urat saya menegang, darah saya mendidih, dan jantung saya berdebar melihat tulisan yang, aduh saya nggak mau ngomong kasar.
Salah satu cerita yang saya baca memiliki pembaca yang buanyak banget. Mungkin kalau dikumpulin bisa buat kampanye pemilihan kepala desa. Namun, pola penulisan sampai ejaan yang ditulis itu seperti pemerintah saat ini, carut marut. Prefiks dan sufiks yang tidak sesuai tempatnya, huruf kapital yang ditulis tidak sesuai kaidahnya, dan lain sebagainya. Akan tetapi, ia banyak pembacanya.
Saya tidak membaca lebih lanjut soal cerita itu. Tapi, saya langsung menduga bahwa alur cerita dan tema yang ditawarkan sang penulis sangat menarik sehingga membuat pembaca rela mengorbankan kecerdasan berbahasanya demi membaca cerita itu. Meskipun, saya yakin ada cerita-cerita yang menarik serta ditulis dengan baik dan benar.
Tentunya, jika masalah ini terus berlanjut, akan menambah krisis berbahasa bagi kaum milenial yang terkenal kedekatannya dengan internet itu. Masalah seperti kata “di” untuk tempat dan “di-” untuk kata kerja memang sepele. Akan tetapi, apakah generasi muda akan terus-terusan salah dalam menulis dan membaca? Miris, nggak? Miris, nggak? Miris dong, masa nggak!
Masalah yang terus-terusan berlanjut tanpa ada perubahan ini yang membuat saya hilang hasrat menulis di aplikasi Wattpad. Apalagi membaca cerita yang ada di dalamnya. Masih lebih baik pinjam novel di Aplikasi iPusnas atau beli buku digital di PlayBook. Selain menghibur, ya sedikit-sedikit belajar cara menulis yang benar.
Maka, saya menyarankan agar Wattpad bisa merekrut editor dari berbagai negara penulis untuk bisa mengedit tulisan-tulisan yang masuk. Walaupun pastinya nambah duit lagi, tapi Wattpad bisa menjadi crowdsourcing yang menggaet editor naskah muda yang berbakat di seluruh dunia. Dan, membayarnya dengan biaya terjangkau. Meskipun, lebih enak merekrut, sih.
Dengan adanya editor bahasa di Wattpad. Para penulis akan dituntut bukan hanya menulis cerita yang menarik pembaca, tapi juga mengedukasi dan melestarikan bahasa sendiri. Hal ini tentu bakal banyak memberikan keuntungan bagi para penulis. Secara tidak langsung mereka akan mulai belajar bahasa Indonesia yang benar. Bahkan, buat bekal ketika sudah menelurkan buku. Hebat, kan!
Tapi, kita tahu sendiri, kesadaran kaum milenial dalam menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam menulis sebuah karya sangat minim. Termasuk ketika sekolah, kesalahan-kesalahan kecil ketika mencatat pelajaran di buku pun bisa jadi masalah kalau terus-terusan dibiasakan. Nah, gimana mau membela negara sendiri, kalau masih krisis bahasa?
Krisis bahasa mungkin efek para kaum muda yang nggak suka baca. Sukanya baca status romantis, status bucin, atau yang lain sebagainya. Hal itu tidak salah, selama kita mengimbanginya dengan bacaan yang informatif dan mendidik. Jangan cuma di medsos doang teriak butuh hiburan mendidik, dirinya sendiri nggak mau dididik, atau inisiatif untuk mendidik diri sendiri. Kan, edan!
Oleh karena itu, cobalah para penulis cerita di Wattpad untuk mulai sadar bahasa. Kalian semua berbakat membuat cerita menarik dan seru. Namun, harus ingat bahwa karya kalian dibaca banyak orang, termasuk adik-adik yang akan jadi penerus.
Jadi, Wattpad mohon dipertimbangkan lagi agar bisa merekrut editor bahasa. Pastinya kualitas tulisan yang bagus akan menambah kualitas platform kalian juga.
BACA JUGA Wattpad Menunjukan Betapa Menyedihkan Selera Kebanyakan Pembacanya dan tulisan Muhammad Afsal Fauzan S. lainnya.