Tuban kurang pick me ke media
Tuban ini bisa saya bilang daerah yang kurang nyari perhatian media, alias kurang pickme. Biar dapat brandingan yang melekat di kepala warga non-lokal, jadi pickme itu perlu, supaya ada yang membuat orang mengenal daerah tersebut.
Nah Tuban daerah yang kalau diibaratkan seperti tipe orang plegmatis yang ikutin arus aja. Jalani apa yang dipunya aja gitu. Pasalnya, kabupaten ini jarang menjadi headline media nasional kecuali saat ada isu besar (proyek nasional, konflik agraria, atau bencana). Hal berbeda dengan Lamongan atau Gresik yang rutin diberitakan karena prestasi olahraga, wisata, atau industri UMKM-nya.
Destinasi wisata Tuban yang kurang inovasi
Meskipun di awal tulisan saya memuji perkembangan wisata Tuban, tapi terus terang aja, destinasi di Tuban itu kurang inovasi. Kebanyakan ya pantai cuma gitu-gitu aja. Wahana bermain pun mereplikasi daerah lain tanpa diberikan sentuhan keunikan khas dari Tuban, sehingga daya tariknya pun kebanyakan dari wisatawan lokal, alih-alih dari luar daerah. Hal itu yang membuat Tuban pun jadi nggak terlalu terkenal.
Ketutup sama Gresik dan Surabaya
Nggak bisa dimungkiri, keberadaannya yang sejalur dengan Gresik dan Surabaya itu bikin Tuban jadi agak ketutup keberadaannya. Misalnya kalau ada kegiatan marathon, lebih banyak di Surabaya-Gresik. Kemudian agenda macam PON pun lebih banyak ditempatkan di kedua daerah tersebut.
Acara besar yang menarik pengunjung luar daerah seperti expo, carnival, dan festival kuliner pun lebih banyak di Surabaya, sehingga Tuban tuh ya kayak kelewat aja gitu. Hal itu menambah suram Tuban sehingga nggak banyak yang familiar dengan daerah satu ini.
Itulah beberapa alasan mengapa Tuban belum jadi terkenal. Tapi ya sudahlah, boleh jadi Tuban diposisikan seperti siswa biasa di kelas. Meski mungkin saja, dia diam-diam tumbuh dan berkembang dengan perlahan tanpa banyak suara. Siapa sangka, suatu saat nanti, Tuban tiba-tiba dikenal karena inovasinya. Kalau nggak kunjung datang kondisi itu, ya nggak apa-apalah, setidaknya bisa jadi tempat yang asik buat duduk di alun-alunnya sambil minum susu kaleng.
Penulis: Muhamad Iqbal Haqiqi
Editor: Rizky Prasetya




















