Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Media Sosial

Tren Couple Goals: Hubungan dan Kemesraan yang Selalu Dipamerkan

Seto Wicaksono oleh Seto Wicaksono
13 Agustus 2019
A A
couple goals

couple goals

Share on FacebookShare on Twitter

Bicara soal couple goals, bagi saya sebetulnya tidak ada yang pasti akan hal tersebut—sebagaimana cinta yang dinamis, tidak stagnan. Bagi saya lagi, jika bicara soal cinta biasanya akan berujung kepada subjektivitas, bergantung pada seseorang dan tidak bisa dipaksakan antara yang satu dengan yang lain, baik dari rasa juga pengertiannya.

Lagipula, istilah couple goals itu mulai ada pada tahun berapa, sih? Rasa-rasanya tidak pernah sekali pun orang tua saya menyebut istilah itu saat menceritakan masa mereka berpacaran semasa muda dulu. Saya yang sudah mengenal pacaran sejak SMA kisaran tahun 2006 sampai 2009 pun istilah couple goals belum berlebihan dalam penggunaannya seperti saat ini.

Jika saya sedikit telusuri, harus diakui jika istilah couple goals ini tidak terlepas dari peranan beberapa sosok idola yang sering menampilkan diri serta bagaimana cara mereka menjalani hubungan dengan pasangannya pada akun media sosialnya masing-masing. Sederhananya sih, bagi pasangan yang sering pamer kemesraan, bagaimana indahnya hubungan yang dijalani, akan dengan mudah mendapat label couple goals—meski tidak ada sesuatu yang pasti bagaimana cara mengukurnya.

Selama sering tampil bersama, bermesraan, seringkali liburan dan menjalani segala aktivitas berdua, termasuk dengan panggilan sayang masing-masing yang diperlihatkan pada kolom reply di media sosial, ya itu couple goals yang diinginkan oleh sekelompok bahkan banyak remaja.

Dari pasangan Raisa-Hamish yang mesra meski terlihat kalem, lalu mereka yang selalu memberi kejutan atau kado, sampai dengan dua sejoli yang memanggil satu sama lain dengan sebutan kasar sekali pun, semua dikategorikan couple goals oleh banyak orang. Jadi, standar minimal agar dapat dikatakan couple goals itu apa, sih?

Kemudian mereka yang berpacaran lama sampai dengan menikah, atau baru mengenal sebentar lalu menikah, bahkan yang sudah berpacaran lama lalu putus dan masih berteman baik pun dikatakan couple goals oleh mereka yang terlalu berlebihan dalam menggunakan kata tersebut. Saya curiga sebuah penolakan pun lama-lama akan diberi label sebagai couple goals—tidak ada yang pasti akan hal ini.

Kemudian saya menyadari, kian lama penggunaan couple goals ini semakin menyebalkan, kalau bahasa Jaksel-nya, sih, overuse—terlalu sering digunakan—sedikit-sedikit couple goals. Ramashooook!!1!1!!

Pada dasarnya, suatu hubungan itu tidak ada yang sempurna, apa yang kita lihat dan ditampilkan di media sosial, bagi saya, itu semua hanya pencitraan. Banyak orang cenderung memperlihatkan segala hal yang baik di setiap foto atau story yang diposting, termasuk bagaimana saat mereka berpacaran atau menjalin hubungan. Tanpa kita tahu hal apa yang sudah dilalui bersama oleh banyak pasangan dengan segala kesulitannya.

Baca Juga:

Drama Cina: Ending Gitu-gitu Aja, tapi Saya Nggak Pernah Skip Menontonnya

Konten “5 Ribu di Tangan Istri yang Tepat” Adalah Bentuk Pembodohan

Dan kini, banyak orang cenderung memamerkan kemesraannya di setiap platform media sosial, sehingga timbul kesan hubungan yang dijalani menyenangkan dan dampaknya banyak orang lain yang iri akan hal tersebut. Sialnya, saya pernah ada dalam posisi itu. Apa yang saya ingin perlihatkan kepada followers di akun Instagram—yang tidak seberapa jumlahnya—adalah hanya soal kemesraan dengan pacar.

Saya pun pernah diberi komentar baik di media sosial pun secara langsung oleh beberapa teman bahwa, hubungan saya dengan pacar saat itu terlihat menyenangkan. Bahkan ada yang sampai menyebut bahwa saya adalah panutan dalam berpacaran. Sepertinya teman saya terlalu berlebihan dalam menilai kemesraan hanya berdasarkan postingan.

Tanpa mereka tahu, ada saja konflik yang harus diselesaikan. Di luar dugaan, alih-alih pacar saya merasa senang karena selalu saya “pamerkan” perihal keceriaan kami yang terpampang di media sosial, dia malah tidak suka dan berkata bahwa saya hanya pencitraan dan terlalu fokus dengan pujian di dunia maya dibanding kebahagiaan dan keceriaan bersama di dunia nyata.

Itu kenapa bagi saya, couple goals hanya sesuatu yang fana. Tidak ada goals secara objektif dan bersifat mutlak, yang ada hanyalah kebahagiaan bersama dan sifatnya subjektif—personal. Sebab, kebahagiaan tidak bisa dipaksakan dan disama ratakan satu dengan yang lain. Apa pun yang dilakukan demi tercapainya tujuan, baiknya tidak perlu fokus terhadap kebahagiaan orang lain.

Dan tentunya, kita semua memiliki cara masing-masing dalam menciptakan kemesraan sekaligus keceriaan dengan pasangan tanpa perlu selalu dipamerkan. (*)

 

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) yang dibikin untuk mewadahi sobat julid dan (((insan kreatif))) untuk menulis tentang apa pun. Jadi, kalau kamu punya ide yang mengendap di kepala, cerita unik yang ingin disampaikan kepada publik, nyinyiran yang menuntut untuk dighibahkan bersama khalayak, segera kirim naskah tulisanmu pakai cara ini.

Terakhir diperbarui pada 4 Februari 2022 oleh

Tags: couple goalskekinianKritik SosialMedia Sosialviral
Seto Wicaksono

Seto Wicaksono

Kelahiran 20 Juli. Fans Liverpool FC. Lulusan Psikologi Universitas Gunadarma. Seorang Suami, Ayah, dan Recruiter di suatu perusahaan.

ArtikelTerkait

Buzzer Skincare: Udah Bikin Rugi Konsumen, Jatuhin Brand Lagi! Terminal Mojok.co

Buzzer Skincare: Udah Bikin Rugi Konsumen, Jatuhin Brand Lagi!

2 Maret 2022
tukang parkir

Beberapa Jenis Tukang Parkir yang Menyebalkan

19 Juni 2019
Orang Posting Status Screenshot WhatsApp Itu Motiavasinya Apa sih?! mojok.co/terminal

Mengapa Sebagian Orang Menolak Beri Like pada Foto Sendiri di Instagram?

19 Februari 2020
Cara Memilih Medsos buat Olshop yang Pengin Ngadain Giveaway giveaway menang cara tips Pengalaman Menang Giveaway dan Tips untuk Memenangkannya

Cara Memilih Medsos buat Olshop yang Pengin Ngadain Giveaway

3 Juni 2020
twitter

Twitter itu (Sedikit) Menyebalkan

27 Juli 2019
toleransi kebahagiaan

Toleransi Terhadap Perbedaan Kadar Kebahagiaan

5 Juni 2019
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Tidak seperti Dahulu, Jalanan di Solo Kini Menyebalkan karena Semakin Banyak Pengendara Nggak Peka Mojok.co

Tidak seperti Dahulu, Jalanan di Solo Kini Menyebalkan karena Semakin Banyak Pengendara Nggak Peka

1 Desember 2025
8 Alasan Kebumen Pantas Jadi Kiblat Slow Living di Jawa Tengah (Unsplash)

8 Alasan Kebumen Pantas Jadi Kiblat Slow Living di Jawa Tengah

3 Desember 2025
Malang Nyaman untuk Hidup tapi Bikin Sesak Buat Bertahan Hidup (Unsplash)

Ironi Pembangunan Kota Malang: Sukses Meniru Jakarta dalam Transportasi, tapi Gagal Menghindari Banjir

5 Desember 2025
Bukan Hanya Perpustakaan Daerah, Semua Pelayanan Publik Itu Jam Operasionalnya Kacau Semua!

Bukan Hanya Perpustakaan Daerah, Semua Pelayanan Publik Itu Jam Operasionalnya Kacau Semua!

1 Desember 2025
Video Tukang Parkir Geledah Dasbor Motor di Parkiran Matos Malang Adalah Contoh Terbaik Betapa Problematik Profesi Ini parkir kampus tukang parkir resmi mawar preman pensiun tukang parkir kafe di malang surabaya, tukang parkir liar lahan parkir

Rebutan Lahan Parkir Itu Sama Tuanya dengan Umur Peradaban, dan Mungkin Akan Tetap Ada Hingga Kiamat

2 Desember 2025
7 Fakta Surabaya yang Bikin Kota Lain Cuma Bisa Gigit Jari

7 Fakta Surabaya yang Bikin Kota Lain Cuma Bisa Gigit Jari

30 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.