Membahas soal Transjakarta seolah nggak ada habisnya. Maklum, banyak sekali cerita dari para pengguna transportasi yang sudah ada di Jakarta sejak tahun 2004 ini. Mulai dari jam kedatangan bus yang kerap terlambat, bus yang tetap ikut macet-macetan bersama pengguna jalan lain, kebijakan pihak TJ yang kadang menuai kritik, hingga kasus pencurian dan pelecehan dalam bus kerap kita dengar. Kali ini, saya akan membagikan sedikit cerita dari Transjakarta Koridor 10 yang melayani trayek PGC 2-Tanjung Priok.
Transjakarta Koridor 10, penghubung daerah timur dan utara Jakarta
Buat teman-teman yang belum tahu, Koridor 10 adalah salah satu koridor Transjakarta yang bertugas menghubungkan daerah timur Jakarta dengan daerah pesisir Jakarta nun jauh di utara. Dimulai dari Halte PGC 2 (Pusat Grosir Cililitan) di Jakarta Timur, kemudian melewati Jatinegara, Cempaka Putih, Sunter, dan berakhir di Terminal Tanjung Priok (berlaku sebaliknya alias PP).
Siapa sih yang nggak kenal Tanjung Priok? Wilayah pelabuhan besar di utara kota ini juga dikenal sebagai daerah keras. Walau mendapat julukan sebagai daerah keras, nyatanya banyak orang dari luar Priok yang bekerja di daerah ini. Salah satu transportasi umum andalan yang dapat mengantarkan para pekerja ini adalah Transjakarta Koridor 10.
Sebenarnya nggak semua pengguna Transjakarta Koridor 10 memiliki tujuan ke Tanjung Priok, sih, mengingat rute koridor ini bertemu dengan rute koridor lain seperti koridor 11, 4, dan 2, maka tujuan para penumpang beragam. Akan tetapi yang pasti, salah satu dari tujuan tersebut adalah Universitas Negeri Jakarta (UNJ) di Rawamangun. Hal ini dikarenakan banyak mahasiswa UNJ yang menggunakan bus Transjakarta untuk menuju ke kampus, dan pertemuan rute koridor 10 dengan koridor 4 itulah yang mendasari para mahasiswa pergi pulang dari kampus naik TJ.
Baca halaman selanjutnya: Jalannya lurus-lurus aja…