Beli Toyota Agya bekas bukan sebuah kesalahan. Justru itu adalah pilihan terbaik bagi para pemula!
Memiliki sesuatu untuk pertama kali tentu bikin kita merasa sayang banget sama benda itu, kan? Apalagi kalau benda yang kita miliki itu adalah mobil. Rasanya pasti seneng banget walaupun seonggok mobil itu adalah LCGC bernama Toyota Agya, bekas pula.
Di kalangan pencinta otomotif, mobil satu ini kerap disepelekan. Katanya, plat bodi mobil ini setipis tisu, kekedapan kabinnya buruk, dasbor seadanya, bahkan visualnya turut dibicarakan karena nggak pamer-able walau sekadar buat story WA. Oooh, bikin rasa syukur berubah jadi kufur aja.
Akan tetapi terlepas dari seabrek kekurangan Toyota Agya, nggak bisa dimungkiri bahwa mobil ini adalah mobil yang tepat bagi para Pengemudi Pemula yang sedang mencari mobil pertama. Jadi, nggak usah galau, nggak usah resah, sebab memilih Toyota Agya bekas adalah sebaik-baiknya pilihan. Nih, saya kasih alasannya.
Harga Toyota Agya bekas relatif murah
Harga menjadi hal krusial yang patut kita pertimbangkan sebelum memutuskan untuk membeli mobil pertama kalinya. Apalagi kalau saldo di rekening kita nggak luweh-luweh kayak saldo rekening pejabat yang pada korupsi itu. Hih. Dengan harga nggak lebih dari Rp100 juta, satu unit Toyota Agya bekas dengan umur relatif muda sudah bisa nangkring di pekarangan rumah kita.
Persetan dengan bodi kaleng tipis, peredam kabin yang ampas, serta kenyamanan suspensi setara gerobak yang nggak bisa diandalkan itu. Saya bisa menerima itu semua. Rasanya kok kekurangan-kekurangan itu masih bisa ketutup sama biaya perawatannya yang juga murah. Merawat Toyota Agya bekas masih ramah di kantong UMR. Selain itu, karena menyandang nama depan Toyota, pilihan sparepart yang melimpah “bisa” menyesuaikan bujet kita. Ini adalah sebuah privilese yang patut disyukuri.
Contohnya aja nih, harga sebiji filter oli dan satu busi masing-masing nggak sampai Rp30 ribu. Harga kampas rem belakangnya Rp180 ribu, sementara kampas rem depan dihargai lebih, yakni Rp500 ribu. Sementara untuk oli, siapkan uang sekitar Rp700 ribuan dengan periode penggantian 3-4 bulan. Kalau mobil jarang dipakai, malah bisa lebih lama ganti olinya yang mana hitungannya bakal lebih murah. Gimana? Murah tho untuk ukuran mobil?
Harga itu menurut saya masih masuk akal, apalagi untuk ukuran mobil pertama yang boleh dibilang masa-masa awal mengenal mobil. Nggak kebayang kalau mobil pertama yang kita miliki adalah Mercy yang apa-apa serba mahal. Dengan pendapatan yang mengkis-mengkis, susah Bos, maintenance-nya.
Pajaknya juga murah
Alasan berikutnya yang bikin Toyota Agya bekas adalah pilihan tepat untuk dijadikan mobil pertama adalah pajaknya yang masih terjangkau. Mari kita hilangkan dulu persepsi “ngapain bayar pajak, toh ending-nya dikorupsi” yang kerap beredar itu. Anggaplah kita ini adalah orang-orang baik. Dan indikasi pertama biar menjadi “orang baik” adalah taat pajak.
Maka memilih Toyota Agya bekas sudah sangat tepat, sebab pajak murah itu adalah kunci biar nggak terlalu nyesek. Untuk ukuran mobil dengan kapasitas mesin 1000 CC lebih dikit, kita cukup menyiapkan uang tak lebih dari Rp1,5 juta tiap tahun. Mobil yang desainnya timeless serta perawatannya mudah dan murah ini jadi terasa sangat worth to buy.
Yah, ketimbang memaksa beli mobil yang lebih mahal, salah-salah jadi serba memberatkan. Makanya sekali lagi saya katakan, membeli Toyota Agya bekas adalah pilihan tepat bagi pemula yang mencari mobil pertama.
Irit
Soal konsumsi bahan bakar, Toyota Agya bekas adalah mobil yang bisa diacungi jempol. Iritnya pakai banget. Sebab, pemakaian mesin kapasitas 1000 CC 3-silinder plus bobot mobil ini cukup ringan membuat kinerja mesin jadi ringan juga. Mesin kecilnya nggak perlu meraung terlalu tinggi untuk membuat sebiji Agya melaju di jalan. Supra bapak aja kalah irit, kok.
Inilah Toyota Agya dengan segala kekurangan dan kelebihannya. Sekali lagi saya tegaskan, mobil ini adalah pilihan tepat buat kita yang sedang mencari mobil pertama. Bener begitu kan, Sobat Agya?
Penulis: Budi
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA 4 Mobil Bekas Paling Laku di Pasaran dari Pengalaman Saya Jadi Penjual.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.