Daftar Isi
Makanan keburu dingin coy
Jujur, ngatur-ngatur brief buat joget velocity itu nggak sebentar. Mulai dari memilih sound yang mana, sampai bagaimana jogetnya, belum lagi kalau salah di tengah jalan. Kagak cukup 5 menit itu buat ngatur-ngaturnya. Makanan kita keburu dingin, coy. Nanti pas mau makan duluan, dianggap cari-cari alasan karena kenyang abis makan.
Astagfirullah, namanya buka puasa ya makan dan minum dongggg. Joget nggak membatalkan puasamu.
Nggak semuanya yang datang bukber itu akrab
Namanya bukber, nggak cuma teman terdekat saja. Terkadang kantor atau organisasi mengadakan juga. Namanya institusi yang mengadakan, tolonglah ide velocity itu tidak perlu disampaikan. Nggak semuanya akrab kan, jadi canggung rasanya harus joget bersama orang yang di kehidupan sehari-hari saja jarang ngobrol. Kalau mau akrab, dimulai dari ngobrol dulu nggak, sih?
Masa kesan pertama ketemu orang lain yang nggak akrab adalah joget-joget terus menerus itu. Aduh, nggak banget deh.
Untukmu jogetmu, untukku diamku
Sekali lagi, tulisan ini bukan bermaksud pick me dengan melawan arus joget velocity yang sedang melanda hebat kalangan Gen Z. Nggak bermaksud begitu, sumpah. Cuma mau menyampaikan, kalau jangan sampai ada pemaksaan saja. Kalau mau melakukan silakan, tapi jangan sampai semuanya dipaksa ikutan. Biarkan yang mau fokus bukber dan makan. Jangan sampai malah ribut perkara velocity.
Velocity hanya beberapa waktu saja, hanya sekadar tren yang sedang lewat. Sisanya tetap silaturahmi dan mengobrol. Berteman kan jauh sebelum ada joget trending itu. Jadi, untukmu jogetmu, untukku diamku. Udah, sana lanjut joget dan biarkan aku habiskan takjil yang kau tak makan itu.
Penulis: Nasrulloh Alif Suherman
Editor: Rizky Prasetya