Anime Tokyo Revengers yang mengudara sejak 11 April 2021 ternyata cukup banyak mendapat atensi di Indonesia. Anime yang diadaptasi dari manga karya Ken Wakui itu ternyata berhasil menyita perhatian di Indonesia, dan beberapa kali sempat trending juga di beberapa media sosial.
Anime yang tokoh utamanya bernama Hanagaki Takemichi mengangkat kisah para berandalan sekolah yang memperebutkan kekuasaan dan wilayah satu sama lain. Agak mirip-mirip dengan komik tetangga sebelah, ya? Hahaha. Namun, nyatanya ada satu hal yang membedakan Tokyo Revengers dengan anime lain, yakni tokoh utamanya yang bisa melakukan perjalanan waktu.
Kekuatan itu ia peroleh ketika mendengarkan berita yang isinya tentang kematian mantan pacarnya, Hinata Tachibana. Kematian pacarnya yang disebabkan oleh geng Tokyo Manji membuat Takemichi sedih. Di saat sedih tersebut ia pergi ke stasiun kereta dan tiba-tiba ada yang mendorong dirinya saat kereta lewat. Bukannya tewas, ia malah kembali ke waktu 12 tahun lalu saat bangku SMP. Perjalanannya pun dimulai.
#1 Tokoh utama dengan modal ceramah no jutsu
Memang, perlu saya akui alur cerita dari Tokyo Revengers itu sangat keren. Jauh sebelum animenya rilis, saya sudah baca manganya dan memang mengakui hal itu. Alur cerita, konflik, serta perjuangan dari Hanagaki Takemichi yang bikin geregetan untuk saya baca terus. Apalagi, karakter sampingan utamanya macam Draken, Sano Manjiro, dan lainnya yang menarik atensi para penonton khususnya yang perempuan. Ada kharisma tersendiri melihat dua karakter tersebut.
Apalagi dengan adanya genre tambahan menjelajah waktu, sudah seperti Steins Gate saja. Namun, saya harus katakan bahwa Tokyo Revengers adalah anime tampol-tampolan dengan cita rasa Naruto Shippuuden. Iya, benar sekali. Lantaran si tokoh utamanya nggak bisa berantem, bonyok terus, dan selalu mengalahkan musuhnya dengan ceramah! Mulai dari Mobius sampai Black Dragon semuanya dikasih ceramah no jutsu. Eh, spoiler alert, hahaha.
Jadi, kalau kisanak sekalian mengharapkan tokoh utama yang keren, bukan anime ini tujuannya. Karakter utamanya payah, hanya modal motivasi dan semangat. Bahkan, Naruto saja yang menjadi pencipta ceramah no jutsu masih bisa berantem. Kalau Hanagaki Takemichi malah bonyok terus, teknik berantem miliknya sangat sampah. Biasanya yang nggak bisa berantem blas kan tokoh sampingan. Lah, ini malah tokoh utamanya sendiri.
#2 Seru tapi jangan banyak ekspektasi
Betul, walaupun saya banyak kritik Tokyo Revengers sedari tadi, tapi saya juga masih membaca manga dan nonton animenya karena menurut saya seru. Kalau nggak seru, ngapain saya lanjut, bukan? Nah, hanya saja untuk kisanak sekalian saya ingatkan sekali lagi. Seperti yang sudah saya katakan di paragraf-paragraf di atas, bahwa Tokyo Revengers ini yang bikin bagus alur ceritanya, bukan kegagahan tokoh utamanya.
Tidak seperti Crows yang tokoh utamanya jago ribut, atau Beelzebub yang tokoh utamanya punya kekuatan iblis untuk menguasai sekolah. Nggak ada gitu-gitu, jangan kebanyakan ekspektasi. Kalau kebanyakan ekspektasi, nanti kalian sendiri yang malah misuh-misuh padahal dah dikasih tahu.
Kalau memang ekspektasinya gitu, mengharap sama Draken atau Mickey saja. Atau, ngarep ke tokoh-tokoh lainnya yang keren. Fokus dalam cerita ini juga kan untuk menyelamatkan masa depan, khususnya masa depan Hinata kekasihnya Hanagaki Takemichi. Jadi, tontonlah dengan cermat dan secukupnya.
Kalau boleh dikasih nilai, Tokyo Revengers ini masih saya kasih nilai 6.5/10. Banyak yang terlalu overrated dari orang-orang yang nonton animenya, padahal kalau ditonton dengan seksama nggak akan setinggi itu. Tapi, ya, masih on-going juga. Jadi, bisa jadi nilai dari saya akan berubah.
Sumber Gambar: YouTube AnimeTV
BACA JUGA Naruto Adalah Tontonan Berguna untuk Memahami Perilaku Pejabat Indonesia dan artikel Nasrulloh Alif Suherman lainnya.