Pas denger heboh-heboh Token ASIX dilarang, saya auto bilang, “Ngawur!” Lha gimana nggak, menurut saya Token ASIX milik Anang Hermansyah itu punya prospek yang lumayan menjanjikan. Maka dari itu, pas akun Twitter Bappebti ngetwit kalo Token ASIX dilarang, saya mikir dua hal. Pertama, mbuh gimana Bappebti nggak bisa lihat prospek ekosistem ASIX. Dan kedua, admin Twitternya nggak mudeng yang dia ketik.
Dan ternyata dugaan kedua saya yang bener. Setelah heboh di mana-mana, bahkan membuat harga token anjlok parah, akhirnya Bappebti mengkonfirmasi kalo token ASIX bukannya dilarang, tapi hanya belum didaftarkan ke Bappebti. Klarifikasi itu dilakukan di akun Twitter @infoBappebti yang sebelumnya bilang ASIX dilarang. Terkesan mencla-mencle? Jangan kaget, pasti yang ngetwit udah beda lagi adminnya.
Intinya token tersebut bukannya dilarang, tetapi belum terdaftar di Bappebti karena emang lagi proses. Pun token tersebut belum bisa dibeli di exchange resmi yang ada di Indonesia seperti Indodax. Lah, terus belinya di mana? Kok bisa orang-orang pada beli token ASIX padahal belum ada di exchange?
Ya elah, gitu aja bingung. Jawabannya ya beli langsung pake dompet kripto. Orang-orang kalo pingin dapet akses ke banyak token kripto biasanya langsung beli di dompet kripto seperti MetaMask, Trust Wallet, atau yang lainnya. Alternatif lainnya ya pake exchange global seperti Binance. Kalo nunggu token melantai di Indodax atau Toko Crypto ya pasti dapet harga yang jauh lebih mahal. Apalagi kalo beli Pluang atau Ajaib. Hash, bakal lebih lama, mahal, dan mending rasah tuku!
Mari kembali ke token ASIX. Emangnya apa bagusnya token milik juri Indonesian Idol satu ini? Kalo bagusnya di mana, ya sebenarnya biasa-biasa aja. Yang bikin menarik adalah proyek di mana token tersebut akan digunakan. Salah satu alasan kenapa kita harus membeli token kripto adalah kita harus tahu apakah token tersebut benar-benar digunakan untuk bertransaksi atau tidak. Atau sebatas token tersebut digunakan pada sebuah ekosistem yang aktif atau tidak. Kalau jawabannya tidak, ya berarti token tersebut nggak memiliki prospek di kemudian hari.
Makanya gini lho, kalian ini kalo mau beli token kripto itu ya mbok mikir, jangan ikut-ikutan dan asal beli. Iya sih, saya tau kalian pernah cuan ratusan bahkan ribuan persen bermodal ikut-ikutan, tapi ya itu cuma tren sesaat. Kalo mendadak token tersebut bermasalah karena nggak punya prospek yang bener, terus mendadak harganya anjlok, kan nangis kalian! Nek beli itu ya seenggaknya tau token kripto itu bakal beneran dipake buat transaksi nggak. Nek nggak, mending jauhi daripada kalian nangis gaji sebulan ludes dalam sehari. Wis, tobato, Su! Mbok riset sik.
Terus gimana dengan ASIX? Silakan akses asixtoken.com untuk melihat proyek apa saja yang tengah digarap oleh timnya Mas Anang. Juri Indonesian Idol yang baru saja transplantasi rambut dan jadi mirip Eminem itu tengah membuat ekosistem yang menarik. Di website resmi, terlihat beberapa proyek seperti game Congklak, di mana kita bisa dapet token dengan memainkan permainan tersebut. Itu adalah langkah pintar menurut saya, karena sebuah game adalah sarana paling masuk akal untuk mentransaksikan sebuah token.
Analogi paling sederhananya adalah seperti ini. Ada sebuah perusahaan yang mengembangkan sebuah game teka-teki berbasis blockchain. Jika kita memecahkan sebuah teka-teki, kita mendapat reward berupa token kripto yang juga diciptakan sendiri oleh perusahaan itu. Suatu ketika, ketika kita mendapatkan teka-teki yang teramat sulit, muncul pilihan untuk melihat petunjuk. Untuk melihat petunjuk, kita harus membayar sekian token kripto. Dengan begitu, token kripto milik perusahaan tersebut diperdagangkan secara langsung. Atau hebatnya lagi, perusahaan game tersebut menjual item game berupa NFT di marketplace.
Jika seseorang membeli NFT tersebut, dia memiliki akses untuk membuka lebih banyak petunjuk di permainan teka-teki milik perusahaan tersebut. Atau, NFT tersebut justru membuka area-area baru yang penuh teka-teki yang sebelumnya tidak bisa diakses tanpa NFT. Dengan begitu, perusahaan akan semakin untung dari penjualan NFT dan perdagangan token kripto. Semuanya bisa didapatkan dengan menciptakan satu game berbasis blockchain yang diminati banyak orang.
Seperti itu pula ekosistem yang ingin dikembangkan oleh Mas Anang. Game Congklak bikinannya—ya bukan dia juga sih yang bikin, dia paling cuma bilang ‘Aku sih yess’ saat tim pengembang memberikan ide oke—akan menjadi sarana pertama transaksi token ASIX. Di sisi lain, Mas Anang juga bakal mengembangkan marketplacenya tersendiri. Memang masih dalam tahap pengembangan atau tim pengembang bahkan belum mendapat “aku sih yesss” dari Mas Anang. Tetapi, jika marketplace nanti sudah meluncur dan banyak NFT yang bisa diperdagangkan di sana, rasanya proyek tersebut akan semakin besar.
Di sisi lain, Mas Anang juga mau bikin metaverse yang diberi nama Nusantaraverse. Mbuh bakal kayak apa proyek itu, yang jelas jika proyek itu jadi dan bisa diakses, prospek Token ASIX beneran asik dan nggak maen-maen. Ya gimana, sudah pasti mata uang kripto di Nusantaraverse bakalan pake ASIX dong. Dah gitu, semua asset digital di Nusantaraverse juga berupa NFT yang bisa dijualbeli, dijadikan sarana investasi, dan tentu saja bakal bikin Token ASIX melambung tinggi dong.
Good Job, Mas Anang. Kamu dapet yess dari saya!
Apakah berarti token Mas Anang itu aman dan punya potensi untung? Saya kasih tahu ya, yang namanya spekulasi itu ya adanya untung apa nggak. Untung sih bisa. Tapi, rugi juga pasti bisa. Jadi, sebelum beli, mending nih kalian belajar dikit-dikit. Jangan FOMO. Nggak semua bakal sesukses ETH atau Bitcoin.
Penulis: Riyanto
Editor: Rizky Prasetya