Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Pojok Tubir

Toilet Sekolah, Tempat Paling Menjijikkan di Sekolah dan Bikin Trauma

Siti Halwah oleh Siti Halwah
1 Februari 2024
A A
Toilet Sekolah, Tempat Paling Menjijikkan di Sekolah dan Bikin Trauma

Toilet Sekolah, Tempat Paling Menjijikkan di Sekolah dan Bikin Trauma (Pixabay.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Saya yakin, kalian semua pasti punya ingatan yang buruk tentang toilet sekolah kalian.

Saya sebenarnya heran. Toilet adalah sarana penting, tapi sering kali dianggap sepele, khususnya di institusi pendidikan seperti sekolah dan universitas. Sejak saya menempuh pendidikan sekolah dasar hingga kuliah, toiletnya pasti buruk.

Hal ini jugalah yang membuat saya secara konsisten membenci toilet sekolah, sejak SD hingga kuliah.

Pengalaman pakai toilet di SD

Saat menempuh pendidikan sekolah dasar dulu, saya selalu merasa khawatir jika di pagi hari belum buang air besar. Sebab, besar kemungkinan saya ingin BAB pas di sekolah. Sumpah, ini mengerikan.

Bagi sebagian orang, mungkin BAB di sekolah itu hal biasa, namun bagi saya itu menjadi hal yang luar biasa. Bukan karena saya tipe orang ribet yang harus BAB di rumah, melainkan karena sekolah saya nggak memiliki toilet yang memadai.

Saat SD, ketika benar-benar kebelet dan saya yakin nggak akan bertahan sampai ke rumah, saya harus numpang ke rumah orang yang letaknya di samping sekolah. Seingat saya, saat itu hampir nggak ada fasilitas toilet untuk siswa, hanya ada untuk guru saja.

Bayangin, nggak ada toilet untuk siswa. Mikir apa sebenarnya.

Pengalaman pakai toilet sekolah sewaktu SMP

Kejadiaan nahas tersebut berlangsung hingga saya menempuh pendidikan SMP. Di SMP, hanya tersedia satu toilet untuk seluruh siswa dari kelas 7 (4 kelas), kelas 8 (4 kelas), dan kelas 9 (4 kelas). Kondisinya lumayan memadai karena toilet sekolah tersebut juga digunakan oleh keluarga penjaga sekolah untuk mandi dan mencuci. Iya, kami siswa-siswi SMP ini masih harus berbagi juga.

Baca Juga:

Menyesal Kuliah Jurusan Pendidikan, Tiga Tahun Mengajar di Sekolah Nggak Kuat, Sekolah Menjadi Ladang Bisnis Berkedok Agama

Korupsi dan Krisis Integritas Adalah Luka Lama Banten yang Belum Pulih

Sebenarnya ada fasilitas toilet lain di SMP saya ini. Tetapi air kerannya nggak pernah menyala, lantainya kotor, plafonnya penuh sarang laba-laba dan yang paling menyebalkan: bau pesing. Jadi, anak-anak lebih memilih untuk antre di satu toilet sekolah tadi.

SPP mahal, tetep aja nggak memadai

Saya masih memaklumi ketiadaan fasilitas toilet yang memadai semasa SD-SMP dulu karena saya lulus dengan program WAJAR sembilan tahun di kedua sekolah tersebut dengan dana BOS, yang artinya gratis. Tapi, saya sama sekali nggak bisa memaklumi toilet di SMA saya.

Di sana, saya harus membayar SPP mahal setiap bulan hanya untuk dapat fasilitas toilet sekolah memprihatinkan? Yang benar saja, rudi gong!

Toilet di SMA saya tersebut dulu hanya terdapat beberapa saja, bisa dihitung pakai jari di satu tangan. Saat pergantian kepala sekolah, beberapa sarana diperbarui salah satunya adalah toilet tersebut. Namun, tetap saja kalah wangi dan bersih dengan toilet milik guru dan petugas TU.

Di kampus pun nggak berbeda

Saat kuliah, drama seputar dunia pertoiletan ini justru semakin parah. Rata-rata fasilitas toilet yang saya temui baik di masjid, rektorat, gedung belajar, semuanya memprihatinkan. Lembab, becek, bau pesing sampai pintu yang rusak, jadi harus dijaga secara manual agar nggak dibuka sama orang lain.

Intinya rata-rata toilet di kampus saya dulu jorok banget. Hal ini tentu bikin saya malas harus berurusan dengannya dan lebih memilih balik kos kalau nggak sedang kepepet.

Toilet yang bersih adalah hak semua orang

Mungkin banyak yang nggak tahu, tapi toilet yang bersih adalah hak semua orang, termasuk anak-anak. Anak-anak SD sampai SMA membutuhkan toilet sekolah yang bersih bukan hanya untuk kegiatan BAK-BAB, namun juga untuk kegiatan ganti baju.

Saat pelajaran olahraga dulu, saya selalu merasa kesulitan dan khawatir bagaimana caranya ganti baju olahraga ke seragam sekolah. Hal ini tentu saja karena nggak adanya fasilitas toilet yang memadai dan menjamin privasi anak-anak perempuan.

Ketiadaan privasi tersebut bikin saya dan teman-teman saat SMP terpaksa harus pakai baju double. Biar lebih gampang saat ganti baju olahraga dan nggak perlu merasa khawatir kalau diintip siswa laki-laki.

Saat SMA, saya dan teman-teman perempuan lain ganti baju secara bergerombol di musala dan bergantian harus menjaga gorden biar nggak tersingkap. Kami membentuk posisi lingkaran dan harus menguasai teknik ganti baju dengan cepat karena waktunya yang mepet dengan jam pelajaran berikutnya.

Jujur saja, saat itu saya dan teman-teman saya masih belum membutuhkan toilet dengan beda gender. Kami hanya memerlukan toilet dengan jumlah memadai, fasilitas yang bersih dan nyaman untuk dipakai.

Maka dari itu, saya kesal banget ketika ada berita bahwa anggaran untuk toilet sekolah justru dikorupsi. Koruptor tersebut mungkin belum pernah tahu rasanya ketika kebelet BAB dan terpaksa harus menguasai teknik menahan nafas sekian detik karena bau toiletnya bikin semaput.

Semoga koruptor tersebut dihukum buat berak di toilet sekolah yang ambyar tenan kualitasnya itu. Selamanya.

Penulis: Siti Halwah
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Toilet Indomaret dan Alfamart Penyelamat Saat Perjalanan Jarak Jauh

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 1 Februari 2024 oleh

Tags: Korupsimenjijikkantoilet sekolahtrauma
Siti Halwah

Siti Halwah

menulis untuk eksis

ArtikelTerkait

Masa Jabatan Kepala Desa 9 Tahun? Nggak Kapok Punya Pimpinan Nggak Becus?

Masa Jabatan Kepala Desa 9 Tahun? Nggak Kapok Punya Pimpinan Nggak Becus?

19 Januari 2023
terluka

Stop Menganggap Semua Orang Di Muka Bumi Ini Sama, Hanya Karena Kamu Pernah Terluka

19 Juni 2019
Beasiswa KIP Dipotong Massal Tanpa Transparansi yang Jelas dengan Kedok "Berbagi Rezeki", Kelakuan Bejat yang Bikin Setan Aja Minder

Beasiswa KIP Dipotong Massal Tanpa Transparansi yang Jelas dengan Kedok “Berbagi Rezeki”, Kelakuan Bejat yang Bikin Setan Aja Minder

28 Mei 2025
7 Kota dan Provinsi di Indonesia yang Selalu Apes Dapat Pemimpin Korup Terjerat KPK

7 Kota dan Provinsi di Indonesia yang Selalu Apes Dapat Pemimpin Korup Terjerat KPK

28 November 2023
Stasiun Kota Tegal itu Romantis, Sayang Dikorupsi

Stasiun Tegal itu Romantis, Sayang Dikorupsi

26 Mei 2023
kpk dan anti korupsi

KPK dan Masa Depan Anti Korupsi yang di Ujung Tanduk

9 September 2019
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Nestapa Tinggal di Kendal: Saat Kemarau Kepanasan, Saat Hujan Kebanjiran

Nestapa Tinggal di Kendal: Saat Kemarau Kepanasan, Saat Hujan Kebanjiran

22 Desember 2025
Menjajal Becak Listrik Solo: Cocok untuk Liburan, tapi Layanan QRIS-nya Belum Merata Mojok.co

Menjajal Becak Listrik Solo: Cocok untuk Liburan, Sayang Layanan QRIS-nya Belum Merata 

24 Desember 2025
Perpustakaan Harusnya Jadi Contoh Baik, Bukan Mendukung Buku Bajakan

Perpustakaan di Indonesia Memang Nggak Bisa Buka Sampai Malam, apalagi Sampai 24 Jam

26 Desember 2025
Gak Daftar, Saldo Dipotong, Tiba-tiba Jadi Nasabah BRI Life Stres! (Unsplash)

Kaget dan Stres ketika Tiba-tiba Jadi Nasabah BRI Life, Padahal Saya Nggak Pernah Mendaftar

21 Desember 2025
Situbondo, Bondowoso, dan Jember, Tetangga Banyuwangi yang Berisik Nggak Pantas Diberi Respek

Situbondo, Bondowoso, dan Jember, Tetangga Banyuwangi yang Berisik Nggak Pantas Diberi Respek

25 Desember 2025
Banyuwangi: Ditinggal Ngangeni, Ditunggui Bikin Sakit Hati

Banyuwangi: Ditinggal Ngangeni, Ditunggui Bikin Sakit Hati

20 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa
  • Sempat “Ngangong” Saat Pertama Kali Nonton Olahraga Panahan, Ternyata Punya Teropong Sepenting Itu
  • Pantai Bama Baluran Situbondo: Indah tapi Waswas Gangguan Monyet Nakal, Itu karena Ulah Wisatawan Sendiri

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.