Beberapa waktu lalu sempat heboh di Bekasi tentang biaya pembangunan toilet sekolah yang memakan dana sampai ratusan juta. Banyak netizen yang merasa dana pemerintah terbuang begitu banyak hanya untuk toilet sekolah. Terlepas dari biayanya, sebenarnya hasil pembangunan toilet tersebut cukup bagus. Bahkan dapat dikatakan sangat bagus bila dibandingkan toilet di SD saya.
Terus terang, saya sangat sepakat dengan pembangunan toilet yang memadai di sekolah. Sebelum kamu dan netizen lain menghakimi opini saya, biarkan saya menjelaskan latar belakang dari opini tersebut.
Daftar Isi
Mengurangi kejadian siswa berak di celana
Sejak SD-SMA selalu ada kejadian siswa berak di celana pada tempat saya mencari ilmu. Saya cukup yakin kejadian serupa juga pernah terjadi sewaktu kamu sekolah. Entah teman kamu yang menjadi pelaku dari kejadian tersebut. Atau, kamu sendiri yang menjadi pelakunya.
Mayoritas teman saya saat sekolah yang berak di celana mesti berawal dari mules yang ditahan. Rasa mules yang ditahan bukan tanpa alasan. Pasalnya, toilet sekolah saya hampir selalu busuk. Baunya tidak enak, banyak coretan tak senonoh, dan sangat kotor. Belum lagi airnya yang tak selalu mengalir menambah keengganan siswa untuk buang air di sana.
Supaya nggak ada orang yang trauma dengan toilet sekolah
Saking busuknya toilet sekolah, tak sedikit siswa yang trauma ke sana. Sampai-sampai teman SD saya yang rumahnya di sekitar sekolah lebih memilih pulang hanya untuk buang air saja.
Jika saya di sekolah, saya selalu ke toilet dengan rasa terpaksa. Saya hanya akan mendatangi tempat jahanam itu apabila rasa buang air saya sudah di ujung tanduk. Andai waktu tempuh dari sekolah saya ke rumah di bawah 10 menit, hampir pasti saya memilih pulang ke rumah untuk buang air. Layaknya yang dilakukan teman-teman saya yang lain.
Agar tak ada hukuman membersihkan toilet sekolah yang super kotor
Selain dikeluarkan sekolah dan diskors, menurut saya, membersihkan toilet sekolah merupakan hukuman paling berat. Mengingat susahnya membersihkan tempat terkutuk tersebut. Saya rasa jasa kebersihan mana pun bakal kepayahan jika dapat job membersihkan toilet. Terlebih kalau jumlah toiletnya banyak.
Sekali pun nggak pernah dapat hukuman membersihkan toilet selama sekolah, saya salut banget sama teman atau siswa lain yang dapat menuntaskan hukuman tersebut. Mereka mampu menahan pesingnya toilet. Mereka juga sangat tangguh membereskan sisa kotoran orang lain yang kadang menempel di kloset.
Melenyapkan kisah horor toilet sekolah
Konon tempat yang kotor adalah tempat tinggal favorit makhluk gaib. Tak terkecuali toilet sekolah yang super jorok. Makanya, banyak kisah horor terkait toilet di sekolah. Sewaktu masih SMA dulu, seingat saya, toilet putri yang terkenal cukup angker. Banyak kejadian siswi kesurupan di sana.
Kalau toiletnya bagus dan resik, saya rasa kisah horor tentang hantu yang bersemayam di toilet sekolah bakal lenyap. Terutama kisah hantu Mr. Gepeng, setan yang mati dengan kondisi kepala gepeng gara-gara lift atau terlindas kendaraan. Bagi saya, Mr. Gepeng ini setan yang aneh, matinya di jalan atau lift tapi gentayangannya sampai sekolah. Dasar setan kurang kerjaan!
Mengurangi faktor bullying di sekolah
Bullying bukan hanya dalam bentuk fisik saja. Ada juga bullying dalam bentuk verbal. Salah satu bullying verbal yang pernah terjadi di sekolah saya adalah ngatain anak yang berak atau kencing di celana.
Jikalau toilet bagus dan bersih, dapat dipastikan siswa bakal mau buang air di sana. Sehingga dapat mengurangi kejadian berak di celana yang dapat menjadi bahan bully. Sepenting itu lho keberadaan toilet bersih di sekolah.
Mencegah kerjaan tambahan guru
Dalam buku Diary Teacher Keder karya Edot Herjunot, saya menemukan fakta bahwa tak semua guru SD mampu menangani kejadian siswa berak di celana dengan baik. Salah satunya sang penulis yang kerap kikuk menghadapi kejadian tersebut. Pasti mual sekaligus enek melihat kotoran anak orang lain.
Apabila toilet sekolah resik, saya yakin kejadian siswa berak di celana akan menurun drastis. Para guru pun dapat dengan tenang menunaikan tugas utamanya. Tanpa ada tugas tambahan unik macam membersihkan feses siswanya.
Begitu sekiranya latar belakang saya sepakat dengan pembangunan toilet yang memadai. Tentu dengan memperhatikan efisiensi anggaran. Dan yang terpenting adalah, jangan dikorupsi.
Penulis: Ahmad Arief Widodo
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA 5 Dosa Tak Terampuni Ketika Membangun Toilet Umum