Aktif di media sosial seperti meletakkan kedua kaki kalian pada dua dimensi yang berbeda. Satu dimensi dunia nyata, satu lagi dimensi dunia maya. Meski hanya sebatas dunia maya, menjalani hidup di media sosial tak ubahnya dunia nyata. Di sana ada teman, tetangga, ataupun komunitas yang tiap hari bisa kalian sapa untuk sekadar ‘say hello’ hingga mencari target market untuk berbisnis.
Selain memberi kesempatan untuk saling merekatkan tali silaturahmi, media sosial ternyata membuka lebar-lebar kesempatan untuk saling berkonflik. Konflik ini tak jarang berlanjut lintas dimensi hingga mengusik kehidupan dunia nyata. Nah, agar kalian tetap bisa merasakan comfort live di media sosial, mari kita perhatikan poin berikut.
Ini media sosial, bukan dinas sosial
Tulislah apa yang kalian inginkan. Bukan yang mereka inginkan. Tidak perlu menghabiskan banyak energi untuk membuat postingan yang bakal mendapat banyak like atau apresiasi positif dari teman atau followers. Kecuali akun media sosial kalian memang dibuat dengan tujuan online shop atau tujuan komersial lainnya. Posting saja apa yang memang benar-benar ingin diposting. Karena apapun postingan itu tidak akan membuat semua orang suka ataupun sebaliknya.
Begitu pula jika kalian tidak suka dengan postingan orang lain, tidak perlu banyak energi untuk marah-marah dan uring-uringan tidak jelas. Lalu menganggap postingan itu ditujukan buat kalian dan lain sebagainya. Karena belum tentu juga postingan itu dia buat sengaja ditujukan untuk kalian. Tidak perlu membuang energi dan emosi hanya untuk menanggapi postingan orang lain. Kalau merasa tidak suka atau terganggu, mudah saja. Tinggal klik tombol unfriend, unfollow, blokir, dan lain sebagainya. Media sosial memberikan beberapa fitur itu bukan tanpa alasan, manfaatkan. Memutuskan pertemanan di sosmed bukan berarti memutus tali silaturahmi.
Kalau tidak bisa mengubah arah angin, ubahlah arah sayap
Kalian tidak akan pernah bisa meminta semua teman sosmed untuk mengunggah atau menulis apa yang kalian inginkan. Mereka bebas melakukan atau mengunggah apa pun yang mereka inginkan pada akun mereka. Inilah yang dinamakan arah mata angin. Setidak suka apapun yang kalian rasakan atas postingannya, kalian tetap tidak berhak meminta mereka menghapus postingannya. Terlebih lagi jika tidak ada indikasi melanggar undang-undang ITE.
Tapi jangan khawatir. Meski tidak bisa mengubah arah mata angin, kalian tetap bisa mengubah arah sayap atau mengubah sikap. Bagaimana caranya? Mudah. Tinggal putuskan pertemanan dengannya. Unfriend, unfollow, blokir, dan lain sebagainya.
Tidak ada salahnya pilih-pilih teman
Mau tidak mau, ketika bermain media sosial, kalian akan berinteraksi dengan banyak teman. Dari sinilah penting bagi kalian untuk tidak asal menerima pertemanan. Pilihlah teman atau followers yang dekat dan terpercaya saja. Membatasi quota followers atau pertemanan ini bertujuan untuk menyaring berita, isu, potingan atau konten-konten yang bisa mengganggu kesehatan mental di media sosial.
Jika masih menemukan postingan atau konten yang mengganggu emosi, jangan langsung menegur atau bahkan marah-marah. Itu bukan cara yang berkelas. Karena bisa jadi postingan itu bukan ditujukan untuk kalian. Jangan mempermalukan diri sendiri dengan uring-uringan tidak jelas.
Kalian tetap bisa menyaring apa yang kalian mau lihat atau yang tidak mau dilihat. Dengan cara apa? Tinggal pilih mute, unfollow, unfriend, blok ataupun langkah memutuskan hubungan pertemanan di media sosial lainnya. Ini adalah langkah paling ampuh untuk menjaga kestabilan emosi atas ulah orang lain di media sosial.
Sekali lagi, memblokirnya bukan berarti memutuskan tali silaturahmi. Hanya sebatas membentengi luapan emosi dari efek membaca postingan yang bisa membuat kesehatan mental kalian terganggu.
Selain pilih teman, perlu juga pilih konten
Tidak hanya pilih-pilih teman saja. Menjaga kesehatan mental agar tetap nyaman hidup di media sosial juga bisa kalian lakukan dengan selektif memilih konten yang akan dikonsumsi. Sebagian besar psikolog berpendapat bahwa terlalu banyak mengonsumsi berita-berita negatif atau bahkan berita hoaks akan memperlambat kerja otak dalam mengatasi stress.
Konten-konten negatif yang kalian konsumsi secara overdosis inilah yang akan menyebabkan stress berlebihan hingga memunculkan respon kecemasan dan rasa takut yang berlebihan. Gunakan fitur mute pada media sosial untuk menyaring postingan apa saja yang akan kalian konsumsi. Agar kesehatan mental tetap terjaga, pastikan juga berteman atau follow akun-akun yang bisa bersikap netral tanpa banyak menyebar berita kebencian.
Sesekali lakukan detox media sosial
Detox medsos adalah sebuah langkah yang secara sadar untuk membatasi menggunakan media sosial dalam jangka waktu tertentu. Seperti halnya bermain game online, media sosial juga bisa membuat kalian ketagihan. Bahkan ada yang sampai mengambil alih kehidupan nyata penggunanya.
Jika kalian merasa hidup lebih nyaman di dunia maya daripada dunia nyata, berarti itu tandanya kalian harus secepat mungkin melakukan detox sosmed. Caranya cukup mudah. Hanya perlu mengurangi penggunaan sosmed hingga menghentikannya sama sekali untuk beberapa waktu tertentu.
Kalian bisa mengalihkan waktu yang biasanya digunakan untuk aktif di dunia maya ke dunia nyata. Perbanyak melakukan aktivitas di dunia nyata tanpa harus sibuk mempostingnya di dunia media sosial. Sesekali nikmati sesi traveling bersama orang-orang terdekat tanpa harus sibuk dengan kamera untuk mencari angle yang tepat. Bisa jadi itu traveling paling menyenangkan yang bisa kalian nikmati tanpa perlu menunjukkannya kepada dunia.
BACA JUGA Menikmati Sisi Magis dan Eksotis Air Terjun Madakaripura dan tulisan Puji Khristiana Dyah Nugrahaini lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.