Musim hujan menjelang akhir tahun harusnya menjadikan berkah bagi semua orang. Betul, kan?
Ya, salah satunya adalah kita bersyukur masih turun hujan di mana airnya bisa menjadi sumber kehidupan bagi banyak makhluk hidup. Kalau kata orang Jawa, apalagi yang bertani, “Desember itu gede-gedenya sumber”. Artinya, pada Desember, sumber daya sedang banyak-banyaknya. Filosofi ini tentunya akan sangat berlaku bagi para petani yang memang menunggu adanya banyak sumber air untuk sawah atau ladang mereka. Wajar saja kalau hal ini mereka tunggu setelah melewati musim-musim kemarau di pertengahan tahun.
Tetapi, apa imbas hujan bagi kita kaum yang berangkat kerja dengan menggunakan sepeda motor sebagai alat mobilitasnya? Yak betul, sepeda motor selalu dalam kondisi kotor. Rasanya tidak enak dipandang.
Hal ini tentunya sangat dirasakan bagi orang-orang yang suka kebersihan. Kalau boleh jujur, saya pencinta kebersihan cinta-cinta banget. Tetapi kalau urusan sepeda motor, kok rasanya risih begitu kalau melihat atau merasakan “kuda besi” kita penuh dengan bercak tanah liat atau sisa air hujan yang mengering. Nampaknya keresahan ini juga dirasakan para pencinta otomotif.
Efeknya, ketika sepeda motor kotor, ingin sekali langsung saya cuci dengan bersih. Tapi, setelah saya pikir-pikir, ini kalau hujan lagi, bagaimana ya? Kotor lagi dong. Atas dasar pola pikir itu, saya terjebak dan akhirnya tidak jadi cuci motor.
Bukan karena apa, sih. Sepeda motor saya adalah Vario 125 Techno 2016 berwarna putih. Saya merasa sepeda motor saya ini tampan. Alhasil, auranya akan terasa kalau bersih. Kotor sedikit, pasti kelihatan kurang gitu. Ketika sepeda motor yang saya cuci bersih, kemudian saya pakai jalan dan kehujanan lagi. Di situ saya merasakan sakit yang tidak berdarah. Kecewa berat. Eman-eman. Jadi tidak tampan lagi. Efeknya, jadi menggerutu sendiri. Mau menyalahkan hujan sepertinya sangat tidak etis.
Lha hujan itu berkah, je.
Akibat dari keresahan saya tentang cuci motor dan hujan ini. Saya mencoba untuk memikirkan dan melakukan beberapa solusi “mudah” agar tidak kecewa berat akan serbuan “dosa” hujan yang merenggut kesucian sepeda motor yang baru dicuci. Berikut ini tips saya untuk mengatasinya.
Melihat ramalan cuaca sebelum mencuci sepeda motor
Kadang kita sering mengabaikan tentang informasi ramalan cuaca di media sosial atau televisi. Padahal, masyarakat di negara-negara maju selalu melihat ramalan cuaca sebelum bikin rencana. Hal ini bisa menentukan agenda mereka pada hari itu. Kalau di Indonesia, hal ini sepertinya belum begitu diakui keakuratannya.
“Jangan percaya ramalan-ramalan begituan”, katanya. Issshhh.
Ramalan cuaca sendiri sudah diprediksikan seilmiah mungkin oleh ahlinya. Jadi mereka bikin prediksi ngasal. Ramalan tersebut bisa kita lihat lewat situs BMKG. Kalau mau lebih gampang, klik Google, saja. Langsung muncul.
Dari riset ramalan cuaca, kita bisa memutuskan untuk cuci motor apa tidak. Hasil pengamatan saya, biasanya ramalan cuaca itu tepat walaupun kadang melenceng sedikit. Tapi, ya jangan berharap lebih kalau ramalan paginya cerah pasti sorenya akan cerah selalu. Saat ini memang sedang musim hujan. Ditambah, Indonesia memang sedang terkena dampak La Nina. Setidaknya, dari ramalan cuaca, kamu akan mendapatkan sedikit “wangsit” untuk cuci motor apa tidak.
Mencuci sepeda motor saat hari libur
Biasanya pada waktu cuaca cerah, saya suka mencuci sepeda motor sebelum berangkat kerja. Pasalnya, hal ini saya rasa adalah hal yang paling efektif. Saya hanya butuh waktu sebentar untuk menyempatkan diri ke cucian motor lalu saya tinggal dulu. Baru diambil siang atau sore harinya. Kenapa menurut saya ini efektif?
Sebab, kita tidak perlu repot-repot menunggu apalagi kalau ada antrean. Dan yang paling membuat saya nyaman adalah saat libur saya tidak kepikiran untuk cuci motor. Libur adalah waktu yang sakral untuk rebahan atau nulis. Tetapi, kalau musimnya sedang hujan seperti sekarang ini. Mungkin kita bisa sedikit mengalah dulu. Lebih baik mencuci sepeda motor ketika hari libur.
Menurut saya, saat libur, kita bisa menyesuaikan kapan waktu akan mencuci motor. Waktu pagi adalah hal yang paling aman, sebab biasanya hujan belum turun. Lebih awal kita cuci motor lebih baik. Setelah selesai, kita langsung pulang, masukan sepeda motor ke rumah, aman. Sore hari kita tidak perlu khawatir karena kita tidak ada agenda pulang kerja dan pastikan tidak ke mana-mana.
Kalau kita liburnya Sabtu-Minggu, lumayan, bukan? Bisa aman dua hari sepeda motor kita di rumah saja. Kalau hujan tapi kita ada agenda yang mengharuskan keluar rumah, bagaimana?
Itu gampang! Pinjam sepeda motor saudara atau tetangga yang masih kotor, hehehe.
Mencuci motor dengan dibilas air bersih saja
Kalau nasi telah menjadi bubur, mustahil untuk mengembalikannya kembali. Tetapi, kalau sepeda motor yang disayang-sayang terlanjur kehujanan dan jadi kotor lagi mungkin ada sedikit obatnya.
Ketidakberuntungan memang sulit ditebak. Kalau kamu merasa kesal akan sepeda motor yang lagi-lagi kotor karena hujan. Kemudian, kamu malas dan merasa capek untuk mencucinya kembali secara paripurna. Tetapi, kamu ingin sepeda motor tampak bersih. Maka, paragraf selanjutnya ini adalah salah satu caranya.
Bilas saja sepeda motor kamu dengan air bersih sambil digosok sedikit-sedikit. Di sini, kamu tidak perlu untuk melakukan ritual mencuci dengan sampo motor. Cara ini bisa membuat sepeda motor kamu berseri kembali, tetapi tetap menghemat tenaga dan waktu. Setidaknya bagian body, jok, lampu, dan kalau perlu velg-nya kelihatan bersih lagi. Untuk bagian dalam-dalam lagi, biarkan waktu yang membersihkannya.
Oh iya, jangan lupa untuk mengelap bagian-bagian tadi menggunakan kanebo atau kain bersih agar tidak meninggalkan bercak sisa-sisa air kotor sisa hujan.
Ikhlas
Sebentar-sebentar, jangan di-skip dulu.
Cara ini terdengar pasrah memang. Tetapi tidak ada salahnya kita menerapkannya disaat hati gundah-gulana sebab sepeda motor terguyur hujan. Dalam konteks cuci-mencuci sepeda motor ini, ikhlas mempunyai dua pandangan kalau menurut saya. Ketika kamu merasa sia-sia karena habis mencuci motor tetapi langsung kotor kembali baik mencuci sendiri dan pakai jasa, sebaiknya jangan kecewa.
Pertama, kalau kamu mencuci sendiri terus sia-sia karena kotor kembali, setidaknya kamu sudah mengimplementasikan apa itu “kebersihan sebagian dari iman”. Niat kamu sudah baik untuk menjaga kebersihan. Tuhan pasti menganggap itu bukanlah sesuatu yang sia-sia. Kedua, kalau kamu pakai jasa cuci motor, mungkin itu adalah salah satu cara bagaimana bapak-bapak jasa cuci sepeda motor memperoleh rezekinya.
Sekali lagi, ingat. Akhir tahun adalah “gede-gedenya sumber”. Saya seketika sadar, ternyata itu tidak dirasakan oleh petani saja. Ternyata jasa cuci motor mungkin juga kebagian jatah untuk memperoleh sumber finansial sebesar-besarnya karena sedang banyaknya pelanggan yang datang pergi mencucikan sepeda motornya. Kalau hal ini disyukuri, maka filosofi “hujan itu berkah” akan semakin terasa manifestasinya pada kehidupan kita.
Demikan, kiat-kiat untuk menghindari atau mengatasi rasa dongkol karena sepeda motor yang kita cuci kotor lagi karena hujan atau jalanan yang basah. Semoga bisa membantu..
Sumber Gambar: Pixabay